Rumor beredar bahwa Dokter Kayara memiliki kekasih setelah hubungannya kandas dengan Dokter Samuel. Dengar-dengar pacar Dokter Kayara, bukan pria sembarangan. Dan rumor tersebut mencuat di rumah sakit, bahkan masuk ke dalam telinga Sasi. Berhubung Sasi tau pria yang di maksud, ia memilih diam saja.
Mau sampe mana antara Kayara dan Rasyid.
"Kenapa sih, Sas?"
"Abang, lo tau kagak?"
"Kagak."
"Gue belum selesai setan!!" Teriak Sasi sembari tangannya menoyor kening Rasyid. Ya beginilah jika dekat Sasi, Rasyid seolah tidak ada harga dirinya.
"Yaudah lanjut."
"Kagak jadi"
"Oke" Sasi menoleh cepat, matanya sukses melotot. Benarkah itu Rasyid? Kenapa biasa saja? Padahal Rasyid ini adalah pria yang selalu penasaran.
"Lah, mau ke mana lo?" Rasyid yang semula sudah berdiri, menatap Sasi dengan jengkel. "Abang."
"Mau pulang anjir!!" Emosi Rasyid jadinya, pake nanya segala ini Sasi. "Gue ke rumah sakit mau ketemu lo, buat bayar hutang. Pake nanya segala."
"Biasa aja kali."
"Sayangnya gue ini luar biasa." Kumat lagi tingkah percaya diri Rasyid. "Dah babay, mau balik gue."
"Kagak mampir dulu ke ruangan Kayara?" Bentar deh, ini sepertinya otak Sasi agak geser. Ngapain juga Rasyid mampir ke ruangan Kayara? Memangnya ia punya hutang juga pada Kayara? Sepertinya tidak.
"Sas, mending lo ingat laki sama anak aja."
"Bang, kenapa lo sekarang demen banget urusin rumah tangga gue?"
"Pede amat anjir!!!"
"Dih, senewen amat"
"Serah lo aja dah ibu-ibu."
"Abang!!!" Rasyid mengabaikan teriakan Sasi. Memangnya Rasyid tidak paham dengan ejekan Sasi? Rasyid paham, hanya saja ia mengalihkan omongan Sasi. Kayara, apa hubungannya coba?. Dan entah bagaimana ceritanya, ia dan Kayara semakin dekat. Lumayan lah kelihatan kalau mereka berteman.
Rasyid berjalan mengabaikan orang-orang yang kini menatapnya. Maklum, orang ganteng emang sudah biasa menjadi pusat perhatiaan. Dengan rasa percaya diri, Rasyid terus berjalan. Sebentar, mata Rasyid menangkap seseorang yang ia kenal.
"Kikan?" Perempuan tersebut menoleh, wajahnya nampak kaget. Kenapa ini anak kayak lihat setan? Perasaan wajah Rasyid ganteng begitu. "Sedang apa dan ngapain di sini?"
"Ketemu Sasi."
"Sebenarnya kakak tiri lo, gue apa si Sasi sih!?"
"Lebay amat lo, bang."
"Bukan lebay, tapi aneh aja. Yang lo cari si Sasi, gue kagak pernah lo cari." Kikan nampak menatap Rasyid jengah. Drama di mulai. Kenapa Kikan mesti punya abang tiri modelan Rasyid sih?.
"Bang, gue sama Sasi sesama perempuan. Jelas gue butuh Sasi, timbang erte modelan kayak lo."
"Bangke lo." Meski begitu Kikan mengulurkan tangannya, tersenyum ke arah Rasyid. "Yaudah gue balik."
"Gue barusan ketemu Dokter Kayara." Perasaan Rasyid mulai tidak enak. Taulah Kikan dan Sasi julitnya naudzhubilah. "Cantik"
"Bacot." Rasyid menjitak kepala Kikan, setelah itu Rasyid pergi meninggalkan Kikan dengan wajah kesal. Melihat punggung Rasyid yang semakin menjauh, membuat perasaan Kikan tenang. Ya, sebelumnya mereka berdua memang terlibat konflik keluarga. Di mana Kikan yang selalu mengabaikan Rasyid. Dan konflik tersebut masih berlanjut sampai papa Waluyo meninggal, hingga setahun kemudian akhirnya mereka berbaikan. Itupun berkat Sasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASYID
HumorDi tengah gempuran orang-orang yang banyak memilih menikah muda, Rasyid masih asik jadi RT. Masih senang main sama kucing yang di beri nama Jesica. Kenapa belum menikah? Baginya, belum waktunya untuk bertemu dengan orang yang tepat. Entah bagaima...