Rasyid diam mematung setalah sampai di rumah sakit. Bukan suster atau perawat yang menyambutnya, melainkan sosok Kayara yang kini tengah adu tatap dengan sosok perempuan yang entahlah Rasyid tidak tahu. Haduh, kenapa selalu ada di antara perdebatan sih.
"Gue lama-lama jengah Nara." Rasyid meringis kala mendengar gertakan Kayara, ini namanya Rasyid salah masuk segmen. "Lo bisa kagak, berhenti temui gue?"
"Gue kagak akan berhenti, sebelum Samuel nikahin gue. Dengan begitu, semua aman." Kayara nampak santai dengan posisi yang masih berdiri menatap lawan bicaranya. "Tapi, udah nikah aja nggak menjamin jadi pelakor."
"Jangan basa basi, lo langsung aja. Ada apa nemuin gue lagi?"
"Tante Ratih ke ruangan gue, beliau bilang kalau kalian berdua masih sering ketemu."
"Ini rumah sakit, lo tau gue siapa? Dokter. Samuel juga Dokter. Ya kali kagak ketemu. Kocak lo."
"Sifat asli lo uda kelihatan."
"Dari dulu udah gue perlihatkan, kalian aja pada bego."
"Termasuk Samuel?"
"Mungkin."
Nara, salah satu Dokter kandungan yang mana di kenal ramah tamah. Nara ini, amat ramah. Jujur saja, Kayara juga tidak ada masalah apapun. Hanya saja, semenjak ia mendengar kalau Nara calon istri Samuel, Kayara hanya perlu menghindar. Kayara paham, Nara menemuinya bukan sekedar basa basi doang, melainkan memberikan peringatan pada Kayara. Bukan peringatan bentuk dalam niat buruk, tapi lebih memperingatkan bahwa keluarga Samuel tidak main-main. Kayara paham kok, tapi ia juga tidak suka terus menerus di rendahkan seperti ini. Seolah Kayara ini sosok perempuan yang tidak pantas bersanding dengan orang punya.
"Dokter Kayara, entah berapa kali lagi gue bilang. Hindari Samuel." Kayara masih tenang, masih santai dengan posisinya berdiri. "Gue capek setiap hari menerima telepon dari keluarga, untuk supaya cepat-cepat menikah dengan Samuel. Lo tau jelas, masih banyak yang harus gue gapai."
"Lo tinggal jelasin sama keluarga lo, beres. Gue kagak ada hubungannya dengan harapan yang akan lo gapai. Jadi plis, jangan usik gue."
"Gue nggak akan berhenti sebelum gue lihat, lo hindari Samuel. Bahkan kalau perlu, kalian jaga jarak."
"Dokter Nara yang terhormat, gue ini Dokter paling miskin. Tanpa gue jelasin, semua juga tau asal muasal gue. Kenapa kagak kalian aja yang pindah? Beres."
"Andai aja gue bisa, udah gue lakuin dan---
"PUAS LO DOKTER GADUNGAN!!" Entahlah, Rasyid melihat ini semua bingung untuk menjelaskan situasi sekarang. Apalagi, teriakan perempuan yang tiba-tiba saja datang menjambak dan menghajar Kayara. Apa yang harus Rasyid lakukan? Bingung jadinya.
"Rindi, lepasin Rin." Nara mencoba untuk menarik tangan Rindi, yakni adik kandung Samuel. Sedangkan Kayara, masih diam dan sama sekali tidak membalasnya. Beberapa perawat dan suster menonton mereka bertiga.
"Nggak bakal gue lepasin kak, gara-gara dia, mami nangis terus."
"Rindi, lepas dulu. Jangan begini, Rindi."
"Kak, lo masih aja belain perempuan yatim piatu ini?. Biarin aja, gue keluarin tenaga gue." Rindi terus saja menjambak rambut Kayara, sedangkan Nara kesulitan menghentikan tindakan Rindi. Dan Rasyid yang melihat, dilema besar. Kalau dia ikut campur, masalah akan tambah runyam.
"Rindi, lepasin dulu."
"Nggak, gue nggak akan lepasin perempuan yang nggak tau diri ini."
"Lo cuma sampah kecil." Ujar Kayara yang langsung menghentikan tindakan Rindi, tangan Rindi masih menarik rambut Kayara. "Manusia yang rendah itu, modelan kayak lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
RASYID
HumorDi tengah gempuran orang-orang yang banyak memilih menikah muda, Rasyid masih asik jadi RT. Masih senang main sama kucing yang di beri nama Jesica. Kenapa belum menikah? Baginya, belum waktunya untuk bertemu dengan orang yang tepat. Entah bagaima...