RASYID BERULAH

352 73 5
                                    

"Lo emang cewek bego. Bodoh. Tolol. Goblok."

"Syid, udah ya elah. Lagian udah lewat juga."

"Bener-bener di muka Bumi ini yang paling bego, lo."

"Kagak di muka Bumi juga, kali. Paling kagak di sekitar lo"

"Gak ada. Pokoknya di muka Bumi ini, lo doang."

"Syid,"

"Udah tau itu cowok brengsek, Kayara." Saking kesalnya, Rasyid ingin sekali menjambak rambut milik Kayara. "Masih aja di pertahanin, asli lo paling bego."

"Itu kan dulu, Syid." Kayara memberikan senyuman tanpa dosa. "Sekarang kan, udah putus."

"Selama itu lo bertahan?" Kayara mengangguk dengan mulut penuh makanan. Jadi, Kayara sedang sarapan telor dadar lima butir, tentu saja Rasyid yang masak. "Kok bisa lo se-bodoh itu?"

"Namanya juga cinta, Syid."

"Cinta sih cinta, tapi kagak tolol juga."

"Ini kenapa lo yang emosi?"

"Kayara, di sini harga diri lo di injak-injak sama tuh cowok. Dan lo masih nanya kenapa gue emosi?"

"Syid, gue tau itu kebodohan gue banget. Tapi, saat itu gue merasa Samuel adalah tempat gue pulang. Samuel pelindung gue."

"Payung kali pelindung."

"Dan, gue tau kedekatan dia sama Naura karena apa, tapi gue tetap---

"Tolol." Sela Rasyid dengan jengkel. Capek juga bicara sama manusia sejenis Kayara. Yang ada Rasyid kena darah tinggi. Susah manusia kalau sudah di butakan cinta, contohnya Kayara.

"Rasyid setan."

"Makan, marah butuh tenaga."

Rasyid masih tidak habis pikir dengan pikiran Kayara. Perempuan satu ini lebih bodoh dari Sasi ternyata. Melihat Kayara lahap dengan makannya, Rasyid memutar bola mata jengah. Kenapa juga Rasyid bawa Kayara ke rumah?. Seharusnya tadi Rasyid tinggal saja di taman. Biarkan Kayara ada yang ngambil. Sudahlah, tidak ada gunanya juga Rasyid marah.

"Jangan ngilang, lo."

"Gue udah hitung, ini ke lima kali lo ngingetin gue jangan hilang."

"Bagus lo ingat"

"Si kamvret." Rasyid menatap sekitarnya, dan ia belum juga menemukan orang yang di kenal. Hanya Kayara yang Rasyid kenal, itupun mereka berdua datang bersama.

Jadi, malam ini ada acara yang di senggelarakan oleh Irsyad. Berhubung Rasyid mengenal pria satu itu, maka ia datang bersama Kayara. Entah gimana jelasinnya, Rasyid memang yang mengajak Kayara. Dan untungnya perempuan satu itu mudah sekali, tanpa harus memohon.

"Ay,"

"Ape dah?"

"Mantan lo." Kayara ikut menoleh ke arah depan, yang di mana memang semua para Dokter hadir. Hanya Kayara yang memilih berdiri di belakang, mana di samping Rasyid yang notabene hanya tamu undangan. Tidak apa, asal Kayara aman. Itu pikiran Kayara.

"Terus gue harus gimana?"

"Minimal sapa lah."

"Tadi siang gue di maki lo, gara-gara pacaran sama Samuel." Rasyid meringis kala tangannya mendapat cubitan dari Kayara. "Sekarang suruh nyapa dia, mau lo apa sih?"

"Iya sih." Kayara memutar bola mata jengah. Tadinya Kayara tidak ada niatan untuk datang, terlebih ia sudah bilang pada Sasi kalau tidak akan datang. Tapi, siapa sangka sosok Rasyid malah menelepon Kayara dengan iming-iming soal makanan.

RASYIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang