Bab 6.

256 64 9
                                    

Note :: jika tulisan miring seperti begini itu berarti waktu flashback mereka ya. Jadinya aku gak akan buat flashback terpisah, maksudnya setiap alur kalau memang diletakan flashback bakalan aku letakan.

- Happy reading -





Venus terduduk disalah satu bangku dekat taman kampus nya, dada nya berdebar kencang sejak kejadian tadi yg mana dia bertemu dengan sky. Orang yg selama ini dia hindari kini dia telah bertemu dengan orang yg paling dia benci, ia tidak menyangka kenapa dari sekian juta orang yg dia temuin harus ada sky didalam nya. Tadi siang dia bertemu dengan Clara dan sore hari ini dia bertemu dengan sky. Sungguh takdir venus amat sangat penuh dengan kejutan.

Nafas nya memburu bahkan buat sekedar pamit kepada kakak tingkat dia saja tidak akan mampu, karena venus langsung pergi meninggalkan aula tersebut. Venus berkali kali menarik nafas lalu menghembuskan berharap debaran jantung nya bisa mereda. Dirasa sudah lebih baik dia memutuskan buat pulang ke kosan nya.

Disaat dia sudah sampai di kosan Venus lekas meletakan tas nya diatas meja belajar, dia langsung merebahkan diri diatas kasur empuk nya. lintang yg fokus main game pun lekas meletakan earphone nya saat melihat kedatangan sang sahabat. Karena lintang melihat ada yg tidak beres lekas dia menghampiri venus.

"Ve, lo gapapa?" Tanya nya membuat venus berbalik menghadap lintang.

"Gue ketemu dengan dia."

"Siapa?"

"Sky, Presma dikampus kita."

"Oh, sky. HAH! SKY. COWO SMA YG LO MAKSUD ITU. Maksud gue crush lo diwaktu SMA."

Venus mengangguk cepat "iya. Dan bodoh nya lagi dia ketua Serikat di kampus gue. Tang gue harus gimana, gue gak mau satu organisasi sama tuh orang."

Venus mengacak rambutnya sangking frustasinya dia, sementara lintang dia juga bingung harus melakukan hal apa. Dia cuman memegang bahu venus agar tetap tenang.

"Coba lo jelasin dulu lah gimana ceritanya, biar gue ada solusi gitu sama lo."

Venus menceritakan dengan detail pertemuan nya dengan sky, lintang hanya anggukan kepala tanda dia paham apa yg kini dirasakan oleh venus. Namun lintang juga bingung harus mencari solusi yg bagaimana.

"Gue gak tau ya apa yg memicu lo buat benci dia, sementara lo bilang dia crush lo sejak sekolah menengah kan. Harusnya dengan lo gak jadian waktu masa dulu gak ada salahnya lo satu organisasi sama dia."

"Iya sih. Cuman gak sesederhana yg lo bayangin. hubungan gue sama dia tuh rumit banget, tang."

"Kalau belum siap bercerita gue gak akan maksa, ve. Emang sejak awal lo selalu cerita kisi kisinya kan tanpa menjelaskan perkara detail."

Venus diam dia bingung harus seperti apa, menceritakan cerita SMA dengan lintang tentu saja memakan waktu yg banyak. Sementara dia belum siap menceritakan tentang kisah nya bersama sky dulu.

"Maaf, gue janji bakalan cerita sama lo."

"Hm, santai aja kali sama gue. Dah lo sana mandi gue mau lanjut game lagi."

Venus pun menurut dia lekas mengambil handuk nya lalu bergegas masuk kamar mandi, sementara lintang dia tetap lanjut game karena tadi tanggung dalam permainan nya.




Malam hari seperti ini memang enak berdiri diatas balkon sambil menikmati angin malam dan menatap bintang dilangit, saat inilah yg dirasakan oleh venus sekarang. Tadi sehabis mandi dia langsung membuka pintu balkon dan memandang langit yg malam ini bertabur bintang. Ada rasa nyaman dan melupakan sejenak kejadian tadi di kampus nya.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang