"Kayak nya sebentar lagi ada yg mau menikah cepat" ejek Esther membuat semua orang fokus padanya.
"Siapa?" Tanya pandu penasaran.
"Bang sky lah siapa lagi. Semalam gue lihat dia makan di salah satu cafe terkenal itu."
Sky yg ditatap sahabat nya hanya diam saja tanpa mau membahas lebih jauh, Nicholas yg mengerti pun hanya mengulas senyum saja tanpa mau membahas lebih lanjut.
"Habis sky lantas lo yg kedua menikah kan, ther" ujar Nicholas.
"Oh, kalau gue jelas masih lama bang. Pacar gue aja banyak, belum mau yg serius lebih tepatnya belum menemukan orang yg gue ajak serius sih."
"Tipe lo gimana?"
Esther hanya memegang dagunya aja mencoba berpikir tipe ideal yg selama ini dia incar, dia tersenyum membayangkan satu orang yg mana dulu sewaktu sekolah pernah menjadi kakak kelas nya.
"Yg pasti pinter, lebih tua dari gue satu tahun."
"Lo suka yg lebih tua."
"Hm, cinta pertama gue lebih tua bang. Katanya sih kuliah disini tapi gak pernah gue ketemu."
"Palingan kalau ketemu lo pura pura gak kenal dia" kekeh Nicholas membuat esther tertawa aja.
Sky dan pandu hanya bisa diam memang keempat dari mereka yg paling pendiam sky dan pandu, sky tidak sengaja matanya melihat venus yg baru masuk kedalam ruangan perpustakaan. Dia naik ke lantai dua lekas dia membereskan semua peralatan tulis nya. Dan langsung bangkit pandu yg paham hanya tersenyum tipis.
"Aih, mau kemana bang?" Tanya esther yg melihat sky sudah bangkit dari duduknya.
Sky bahkan tidak menjawab dia lekas menyusul venus keatas, pandu juga membereskan buku nya karena dia sebentar lagi ada kelas.
"Bang pandu gak ada niatan buat menikah muda" ledek Esther.
Pandu hanya diam saja dia lekas meninggalkan Esther dengan Nicholas, Esther tertawa saja merasa lucu dengan kedua sahabatnya yg bagai es kutub itu.
Venus mendadak kesal karena buku yg dia sukai ternyata terlalu tinggi, dia juga susah mengambil buku tersebut karena ditangan nya ada tiga buku tebal. Namun saat mengambil buku kesukaan nya ada tangan lain yg mengambil buku itu, siapa lagi kalau bukan sky.
"Aih" gumam venus dan lekas mengambil buku itu namun sky lekas menarik nya membuat venus kesal.
"Pulang bareng aku nanti gimana."
Venus lekas mengambil buku tersebut dari tangan sky tanpa menjawab ucapan sky, sky lekas mengikuti langkah venus yg sudah berada didepan pengurus perpustakaan. Sky melongo tidak percaya saat dia mengambil ahli buku venus justru venus mengambil satu buku.
"Aku ambil buku ini aja."
Venus pergi meninggalkan sky tanpa rasa bersalah, sedangkan sky hanya tersenyum tipis saja melihat tingkah venus yg tidak pernah berubah.
"Aahhhh, capek nya gue" keluh venus saat sudah sampai dikosan nya.
Lintang yg baru tiba juga lekas menghampiri venus yg sudah berguling kesana kemari dikasur, dia naik keatas kasur venus dan menepuk pantat venus. Membuat venus yg asik berguling langsung duduk.
"Ada apa?" Tanya venus membuat lintang mendesah pelan.
"Postingan kak sky jadi perbincangan hangat dikampus, mereka bertanya siapa pemilik jam tangan itu. Alias itu tangan lo, ve."
"Kan lo bilang gue diem aja. Gak usah dianggap serius toh orang orang juga gak tau kalau itu gue."
"Iya sih. Cuman gimana ya lo sama kak sky itu berkencan kan, lo dimasa lalu sama dia jadian terus putus kan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FanfictionVenus sangat membenci sky karena sebuah kejadian di waktu sekolah menengah atas, namun sepertinya takdir bermain dengan Venus. selang dua tahun tidak bertemu dengan pria bernama sky kini Venus harus bertemu kembali dengan sky yg notebane nya adalah...