Seluruh mahasiswa baru berkumpul di aula dengan Falkutas yg mereka milih, nantinya mereka akan mengikuti program serikat mahasiswa yg mana bagi mahasiswa yg masuk jalur beasiswa wajib mengikuti kegiatan serikat mahasiswa tersebut. Venus dan kedua teman barunya masuk ke barisan paling akhir yg mana disitu sudah berkumpul mahasiswa yg sama dengan Falkutas yg dia pilih. Ada sekitar dua puluh orang lebih yg masuk ke jurusan desain seni.
"Coba tunjuk tangan siapa dari kalian semua yg masuk kedalam jalur beasiswa, dan nanti bersedia mengikuti serikat mahasiswa" ucap seorang senior wanita.
Venus mengangkat tangan nya karena memang dirinya masuk ke Union university masuk melalui beasiswa, Venus bukan orang kaya seperti lintang dan orang tertentu. Venus anak dari seorang wanita penjual cafe di sebuah kampung.
Jonatan dan Virgo tentu merasa terkejut sekaligus takjub dengan Venus yg sama sekali tidak gengsi kalau dia adalah mahasiswa jalur beasiswa, venus pun maju kedepan dengan dua orang lainnya yg sama seperti dirinya. Dia mulai mendata diri untuk ikut serikat mahasiswa tersebut, setelah selesai dia kembali kedalam barisan bersama jo dan juga virgo.
"Lo serius gak sih masuk jalur beasiswa?" Tanya jo yg masih tidak percaya dengan venus.
"Hm, selagi kita bisa kenapa nggak. Lagian orang tua gue gak bisa bantu masuk ke Universitas ini. Jadinya, aku memutuskan buat ikut jalur beasiswa dan kemudian lolos."
"Daebak.. Gue gak nyangka lo sepinter ini. Kapan kapan bisalah kalau mau ngajari gue sama virgo" ucap jo membuat venus mengangguk.
"Tentu."
"Lo aja kali yg bodoh gue nggak, ve maafin temen gue kadang mulutnya gak bisa di filter."
Venus tertawa kecil "gak masalah. Lagian gue juga pengen berbagi ilmu sama kalian, kapan kapan kita bisa belajar bareng kalau kalian mau."
"Tuh, ve aja gak keberatan kalau ajarin kita. Lo aja tuh yg gengsi, go."
Virgo hanya mendengus saja males meladeni perkataan jo yg membuat nya sedikit malu, namun memang kenyataan jo tidak punya malu mau diapakan.
Semuanya mendengarkan arahan yg disampaikan oleh kakak kelas, venus apalagi dia suka jika ada yg berbagi ilmu dengan nya. Berbeda dengan Jonathan yg tampak bosan dengan ocehan kating yg didepan nya. Beruntunglah dia dapat duduk di barisan belakang jika di barisan depan otomatis dia terkena marah kalau melihat dia tidak bersemangat.
"Go, gue bosen. Gue pengen ke toilet tapi takut gak diizinin" bisik Jonathan membuat Virgo ingin sekali menggeplak tangan sahabatnya.
"Tahan! Lo jangan alasan ya. Gue tau akal bulus lo."
Jo hanya menyengir saja memang tidak mudah buat menipu virgo, namun percayalah dia sudah tidak betah berlama-lama duduk mendengarkan arahan dari kakak kelas dirinya.
Pintu gerbang kampus terbuka menampilkan empat pemuda tampan yg baru saja masuk kedalam area kampus, semua mata tertuju pada mereka semua karena terpesona dengan ketampanan dan juga aura mereka sungguh memikat kaum hawa.
Banyak yg berbisik bisik namun ke empat pemuda itu sama sekali tidak peduli, para kaum hawa ada yg menjerit tertahan karena salah satu dari mereka mengedipkan mata. Padahal hanya mengedipkan mata tetapi bisa membuat kaum hawa terpesona.
Ke empatnya duduk dalam satu meja yg disediakan dikampus itu, semua buka buku kecuali satu pria yg bernama Esther dia lebih cenderung membaca buku novel dan mendengarkan lagu.
Bisik bisik kembali mulai terdengar bahkan ada tiga orang wanita yg menatap kagum kearah mereka berempat, ketiga nya penasaran siapa mereka sebenarnya kenapa aura mereka begitu memikat.
"Kasih tau dong mereka itu siapa" ucap salah seorang wanita.
"Kalau yg membaca buku sambil dengerin musik itu adalah esther, dia pria yg dikenal banyak orang karena ketampanan nya dan juga playboy. Banyak kaum hawa yg menjadi pacar nya namun setelah satu bulan ditinggalkan. Tapi tetap esther adalah sosok orang pintar di falkutas nya. Dia juga orang yg kaya dan mempunyai club malam terkenal dijakarta."
"Kalau yg itu Nicholas dia dijuluki si pria dengan senyum matahari nya, kalau dia senyum sudah pasti banyak orang terpesona pada dirinya. Dia bakalan jadi calon dokter bedah syaraf."
"Dan disebelah esther ada pandu, pria dengan IQ sempurna selain tampan dengan senyum dimple nya, dia seorang mahasiswa terpintar di falkutas arsitektur."
Para cewe jelas melongo saat salah satu mereka menjelaskan siapa mereka semuanya, rasanya mustahil jika mereka bisa mendekati salah satu dari pria tampan tersebut. Dalam hal pendidikan saja sudah kalah jauh.
"Dan yg terakhir yg sedang buka buku itu adalah sky, dia pria dengan pesona yg mematikan. Kulitnya putih bersih bahkan kulit wanita pun kalah dibuatnya. Dia adalah calon dokter yg sangat cuek menurut gue, namun walaupun dia cuek tapi banyak wanita yg ingin menjadi kekasihnya."
Mereka semua mengangguk paham atas penjelasan yg diberikan kepada salah satu dari wanita itu.
"Laras, mereka apa punya kekasih?" Tanya salah seorang wanita tersebut yg bernama indah.
"Hm, kalau itu gue gak tau dan gue juga tidak terlalu mengikuti mereka. Gue cuman tau kalau mereka semua dari orang yg berada."
Esther menutup bukunya dia merasa jenuh dan bosan saat ini, baginya mengikuti ketiga sahabat nya adalah hal yg membosankan. Namun Esther juga tidak tertarik dengan pertemanan dikampus nya selain ketiga para sahabatnya.
"Boring, cabut yuk" ajak Esther membuat yg lain hanya bisa geleng kepala.
"Mending lo masuk kelas, nilai lo udah paling bagus diantara kita" sindir Nicholas membuat Esther tertawa.
"Intinya gue bakalan lulus nanti kalau gak mager."
Dia segera membereskan buku bukunya, mata kuliah hari ini dia akan masuk karena dosen nya adalah orang yg paling killer terkenal di kampus mereka. Esther tidak berani cabut dalam mata kuliah beliau, bisa hancur nanti reputasi dia.
"Mau kemana?" Tanya pandu yg sejak tadi fokus bersama buku nya.
"Kelas lah. Pak bayu udah masuk kedalam kelas gue pasti, gue gak bisa kalau gak masuk kelas dia."
Pandu tertawa geli ternyata masih ada yg ditakuti oleh Esther, tanpa banyak kata lagi dia lekas pergi meninggalkan ketiga sahabat nya.
"Sky, lo yg ambil bagian perserikatan mahasiswa bukan?" Tanya Nicholas membuat sky mengangguk kecil.
Sky yg jarang mengeluarkan suara nya lekas membuka buku mahasiswa baru yg masuk dalam anggota organisasi tersebut, dia dengan teliti membaca nama nama mahasiswa baru. Sampai jari tangan nya berhenti disatu nama. Nama yg menurut dia tidak asing dan nama yg selalu dia ingin ingat, dia tersenyum tipis sambil memikirkan langkah apa yg harus dia lakukan jika bertemu dengan pemilik nama tersebut.
Nicholas yg melihat sky tersenyum hanya bisa ikut tersenyum, sky memang jarak tersenyum bahkan sekalipun tipis itu tidak terlihat. Namun hari ini sky tersenyum sangat tipis dan terlihat oleh nya. Hanya satu orang yg bisa buat dia tersenyum yaitu pemilik nama yg mana Nicholas tahu betul siapa.
- To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FanficVenus sangat membenci sky karena sebuah kejadian di waktu sekolah menengah atas, namun sepertinya takdir bermain dengan Venus. selang dua tahun tidak bertemu dengan pria bernama sky kini Venus harus bertemu kembali dengan sky yg notebane nya adalah...