Bab 12.

233 51 4
                                    

Sky berangkat pagi karena dia sudah ada janji sama Melani, dia lekas ke kelas falkutas seni entertainment dimana kelas Melani berada. Melani yg melihat kedatangan sky merasa senang karena hanya sky yg bisa membantu dirinya. Sky mempunyai jaringan yg kuat dan dia yakin nanti acara kampus bisa lancar tanpa hambatan.

"Sky akhirnya lo datang juga" sapa melan membuat sky diam saja.

"Duduk yuk duduk."

"To the point, Mel."

Melani menyengir saja lalu dia menceritakan detail tentang kegiatan yg akan dia lakukan, sejujurnya Melani bisa sendiri namun dia tidak bisa percaya diri. Apalagi mereka kekurangan orang dan juga fotografer, sky hanya bisa mendengar kan sampai selesai tanpa memotong percakapan nya dengan Melani.

"Esther yg lainnya udah lo suruh?" Tanya sky membuat Melani mendesah pelan.

"Mulai dari Esther, pandu, sampai Nicholas udah gue coba minta tolong sama mereka. Tapi mereka tidak ada yg mau. Esther menyuruh gue buat masukan bola basket padahal lo tau sendiri kan kalau gue gak bisa main basket. Kalau pandu Lo tau dia manusia pintar tentu dia banyak kesibukan dengan pekerjaan nya. Sedangkan Nicholas lebih memilih tidur waktu gue ngomong, menyebalkan."

"Dan harapan gue satu satunya adalah lo sky, gue yakin lo pasti bisa bantu gue. Lagian gue juga masih nyari orang yg jago di bidang fotografer."

Mata sky berkedip "Lo yakin fotografer?"

"Hm, tapi gue belum nemu yg cocok."

"Gue punya kenalan ahli dalam fotografer, tapi dia laki laki."

Senyum melan mengembang seketika "beneran sky."

"Kalau lo mau gue bisa bilang sama dia."

"Gue mau. Jadi lo mau kan bantuin gue."

Sky mengangguk singkat membuat Melani tentu senang, disaat temen sky tidak bersedia justru sky bersedia membantu nya. Sky lekas keluar dari kelas dari urusan nya dengan melan sudah selesai.

Melan tentu senang sekali karena sky presiden serikat mahasiswa bersedia membantu nya, walaupun sky selalu tenang dan datar namun kebaikan dia tidak perlu diragukan lagi.



Lain sky lain lagi venus yg saat ini sudah bersiap berangkat ke kampus bareng lintang tentu saja, dia lekas mengambil tas nya dan lalu mengambil ponsel dan memasukan kedalam tas nya. Meskipun ponselnya berdering dia tidak niat buat menerima panggilan tersebut karena dia tahu kalau itu dari sang adik earth, dia belum siap bicara dengan earth saat ini.

"Buruan ve nanti kita telat" teriak lintang membuat ve berdecak kesal.

"Sabar kenapa."

Venus dengan terburu-buru memakai sepatu nya dan lekas menyusul lintang, tidak lupa dia mengunci pintu kosan nya agar aman. Keduanya pun langsung turun ke bawah.

"Pokoknya gue bakalan hindari kak sky dan gak mau diajak makan ini itu" ucap venus dengan mengebu gebu, sementara lintang sudah menyenggol pundak ve agar mau menoleh ke kanan.

"Gue akan bilang sama kak sky kalau jangan ganggu gue lagi."

"Ve" ujar lintang menyenggol bahu venus.

"Apaan sih lintang."

"Lihat itu."

Lintang lekas membalikan tubuh venus yg langsung melihat kearah kanan, mata venus melotot melihat kehadiran sky di kosan nya.

"Lintang gimana ini" kata venus cemas.

Sky lekas menghampiri venus yg sedang bingung mau menghindari gimana lagi, ide venus seolah buntu. Dan perkataan nya tadi seolah angin lalu saja.

"Ayo berangkat bareng" kata sky membuat venus menoleh kearah lintang.

"Aku bareng sama lintang aja."

"Selamat pagi kak" kata lintang dan langsung kabur meninggalkan venus.

"LINTANG SIALAN!" Teriak nya saat lintang meninggalkan dia dengan sky.

"Aku naik ojek aja. Ya naik ojek mending kak sky pergi deh" tolak venus dengan bingung.

Sky tidak menjawab dia lekas memegang tangan venus dengan lembut "jangan keras kepala ve, disini gak ada ojek. Aku tau kalau kamu bohong."

Venus mendengus saja dia tidak bisa mengelak lagi akhirnya mengikuti sky yg sudah menjemput nya, sejujurnya venus masih tidak paham dengan perilaku sky yg getol mengejar nya. Mau menolak venus tidak kuasa dia takut sky akan berbuat macam macam.

"Masuk!" Titah sky dengan lembut membuat venus mau tidak mau masuk kedalam mobil putih itu.


Tidak ada percakapan diantara keduanya, venus fokus menatap jendela mobil sementara sky dia tengah fokus menyetir, mau bicara apa keduanya bahkan tidak mempunyai topik pembicaraan. Namun seketika sky ingat jika temen nya melan membutuhkan fotografer.

"Aku bisa minta tolong sama kamu?" Tanya sky tiba tiba membuat venus menoleh.

"Minta tolong apa?"

"Temen aku melan dia membutuhkan fotografer dan aku menunjuk kamu buat jadi fotografer nya, aku lihat foto kamu cukup bagus sejak sekolah dulu."

"Aku belum sehebat itu. Cari yg lain aja kak" tolak venus pelan.

"Tidak ada waktu lagi. Acara kampus penyambutan mahasiswa baru tinggal beberapa minggu lagi. Aku harap kamu mau memikirkan nya."

"Hm, nanti coba aku pikirkan."

Sky tidak bisa memaksa lagian acaranya juga beberapa minggu lagi, venus sendiri bingung harus menerima atau menolak. Karena dia diambang kebimbangan kalau dia menolak tentu dia tidak berinteraksi dengan sky, namun kalau dia menerima maka dia akan selalu bertemu dengan sky, dan itu tidak ada didalam kamus nya.

"Turun dimana?"

"Di perpustakaan aja, kak. Soalnya aku mau pinjam buku."

"Kamu masih rajin aja ke perpustakaan sejak dulu."

Venus tersenyum tipis saja sky memang paling tahu jika dia emang suka ke perpustakaan, karena sewaktu sekolah dia menjadi utusan pengurus perpus.





Venus tengah membereskan buku buku yg ada di perpustakaan, hari ini dia begitu telat datang ke perpus. Selain memang banyak pelajaran tadi pagi nyaris terlambat, dia lekas membereskan semua buku yg selesai dibaca oleh siswa, namun siapa sangka dia bertemu dengan sky cowo populer yg dia kagumi sedang fokus membaca buku.

Ia lekas mengumpat dibagian rak buku agar tidak ketahuan oleh sky jika dia mengintip lelaki itu, sky sendiri sudah selesai membaca dan melihat jam di pergelangan tangan nya. Sudah sangat terlambat fia masuk kelas bahkan bel berbunyi dia tidak mendengar malah asik membaca buku. Dengan terburu-buru dia keluar dari perpustakaan.

Venus yg melihat sky sudah pergi lekas menghampiri meja bekas sky tadi, ada sebuah buku yg tertinggal di meja itu. Saat venus melihat ada nama pemiliknya yaitu sky, lekas dengan cepat venus mengejar lelaki pucat itu.

"Kak, tunggu" teriak venus membuat sky yg merasa terpanggil menoleh.

"Yah."

Nafas venus memburu karena dia lari maka saat sudah menghampiri sky jelas dia mengambil nafas dulu sebelum menyerahkan buku tersebut.

"Punya kakak tadi tertinggal di perpustakaan."

"Ah, makasih. Tadi gue buru buru."

Venus tersenyum manis dia menyerahkan buku itu kepada sky, setelah tidak ada percakapan sky lekas meninggalkan venus namun sebelum benar benar pergi sky mengelus rambut venus membuat venus terdiam, barulah setelah sky pergi venus memegangi jantung nya yg berdetak dua kali lebih cepat.

Bahkan venus tidak menyangka jika sky pria yg dia kagumi bisa melakukan hal kecil namun tidak aman buat jantung nya.














To be continued..

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang