Bab 8.

259 66 10
                                    

Venus masuk kedalam kosan nya lalu dia meletakan tas dan merebahkan dirinya ke kasur empuk milik nya, lintang yg melihat kepulangan venus hanya diam saja dan fokus memainkan sosial media nya lewat komputer andalan nya. Namun lintang terkejut melihat salah satu postingan kakak tingkat nya.

"Ve" panggil lintang membuat venus berdehem.

"Ve, buruan sini lo harus liat ini, ve."

"Ck! Apasih lintang gue capek banget."

"Buruan ve lo liat ini."

Dengan kesal venus pun menghampiri lintang, lintang menunjukan sebuah postingan yg mana didalam nya ada tangan venus. Venus tentu terkejut sampai bola matanya hendak keluar.

"Hah!" Teriak venus tidak percaya.

"Ve, ini tangan lo kan?"

"Iya, lintang gimana ini."

"Kenapa bisa kak sky posting lo emang lo darimana tadi."

Venus mengigit bibirnya bingung harus mengatakan apa kepada lintang, lintang menatap venus harap harap cemas.

"Ve, jawab woy gue tanya."

"Sebenarnya tadi gue makan sama senior gue dan juga kak sky itu."

"Lalu kenapa postingan begini minta dia supaya menjaga lo."

Venus menghembus nafas nya saja "karena gue sama kak sky pernah satu sekolah dulu, lo tau gak sih kalau cowo yg gue ceritakan itu. Ya dia adalah kak sky."

"Oh, dia kak sky. HAH! KAK SKY CRUSH LO WAKTU SMA."

Venus mengangguk cepat membuat lintang memijat pelipisnya pusing, tentu saja lintang pusing karena venus selalu bercerita tentang crush nya tapi tidak menyebutkan namanya, dan lebih parah nya lagi venus tidak pernah cerita secara detail kenapa dia membenci sky.

"Kan gue udah cerita sama lo, masa lo lupa sih" decak venus sebal.

"Heheh gue lupa, Lo kayak nya hutang cerita sama gue" ucap lintang membuat venus cemberut.


Venus yg masih dibangku sekolah saat ini tengah fokus mengikuti pelajaran, bahkan guru didepan juga tengah menerangkan materi yg akan mereka bahas siang hari ini. Tidak ada percakapan diantara seluruh siswa karena memang fokus pada pelajaran nya.

Masukan sky yak begitu.

Namun konsentrasi mereka pecah karena kebisingan dari siswa lain yg mana tengah asik bermain basket, guru venus yg menerangkan pun menjadi sangat terganggu.

Mereka hanya menyusahkan saja.

Jelas. Guru mana yg tidak marah jika dalam pelajaran mereka ada yg berisik walaupun itu berasal dari luar ruangan keras, hal hasil guru venus saat itu langsung keluar kelas dan menegur mereka. Venus melihat dari balik kaca ruangan tersebut, dia mengamati siapa saja yg bermain basket.

Namun fokus nya ada pada pria berkulit putih pucat, venus memperhatikan dalam diam sampai akhirnya pria itu melihat kearah nya. Tentu saja venus merasa salah tingkah dan membuang pandangan nya.

Sementara sang pria tadi menatap venus saat mengetahui ada yg melihat nya dari jauh, senyum pria yg tidak lain adalah sky lekas terbit meskipun tipis.

"Kalau udah siap hati gue bakalan cerita kok, cuman masalah gue takut lintang."

Lintang mendesah pelan "Lo tenang dulu inikan baru tangan lo aja. Pasti anak mahasiswa juga tidak menyadari kalau itu tangan lo."

Ya, lintang memang benar namun tetap saja venus takut jika nanti orang lain mengetahui kalau itu tangan nya.

Namun disisi lain sky tersenyum menatap layar ponsel, seolah dia sedang kasmaran ya memang benar kasmaran atau lebih tepatnya dia bertemu dengan venus setelah dua tahun tidak bertemu.

Kesalahan sky tentu banyak kepada venus hanya saja sky belum menyiapkan waktu yg tepat buat memberitahu kan segala dengan venus, jika ditanya tentang perasaan sky tentu ada sesuatu yg membuncah didada.

Saat asik sedang melihat postingan dirinya ponselnya bergetar, panggilan dari sang ayah lekas dia jawab.

"Hm."

"Kakek kamu sekarang masuk icu karena penyakit nya kumat."

"Lantas gimana keadaan nya?"

"Beliau ingin bertemu dengan kamu, sky. Apa kamu bisa pulang?"

"Semester depan mungkin aku akan pulang, bilang sama kakek semoga lekas sembuh."

Tanpa banyak bicara sky mematikan sambungan telpon nya, persetan dengan sopan santun nyatanya sky terlalu muak dengan drama yg dibuat kakeknya. Bahkan sejak dulu sky sungguh kecewa dengan keputusan sang kakek yg mencoba memindahkan dirinya ke Jakarta.

Pagi harinya seperti biasa venus berangkat ke kampus namun hari ini dia berangkat lebih awal, jelas alasan nya ada hal yg mau dia kerjakan pagi ini. Salah satu masih tentang pekerja serikat mahasiswa yg belum selesai, karena nanti acara kampus ada diadakan beberapa minggu lagi.

Dia lekas mengambil tempat untuk membantu temen nya yg lain, menjahit tentu saja venus sedikit bisa bahkan dulu sempat membantu sang ibu menjahit. Sementara sky yg sudah berada di aula dekat dengan venus hanya memperhatikan nya dari jauh, dan itu terlihat oleh mahasiswa lain.

"Apakah ada yg dia sedang incar ya?" Tanya salah satu mahasiswa kepada temen nya.

"Siapa maksud kamu?"

"Siapa lagi kalau bukan kak sky, tadi malam aku liat postingan nya dia sedang makan dengan seorang lelaki. Terlihat dari unggahan nya meskipun hanya tangan aja sih."

Jantung venus sudah tidak karuan saat kedua mahasiswa itu membicarakan tentang postingan sky, dia takut jika nanti mereka pada tau kalau itu dirinya. Stella yg baru saja datang ingin tahu apa yg mereka bahas.

"Bahas apa sih. Seru banget kayak nya" ujar Stella membuat mereka tertawa singkat.

"Kak Stella tau gak siapa yg di posting kak sky?" Tanya mahasiswa tersebut.

Stella mencari jawaban yg tepat "hm, gak tau."

"Apakah ketua kita tengah berkencan dengan seseorang?"

"Kalau itu coba tanya yg bersangkutan, gue gak bisa menyimpulkan. Sky ini."

Stella memanggil sky yg kebetulan memang mau jalan kesana, venus terlihat salah tingkah dengan pura pura menjahit agar tidak bertatap muka pada sky.

"Sky mereka tanya apakah kamu sedang berkencan" kata Stella membuat sky menatap sebentar venus.

"Hm." Jawab sky singkat.

"Waaah, kasih tau gue dong sky siapa orang nya."

Lagi dan lagi sky hanya menatap wajah venus "nanti kalian akan tau sendiri."

"Kak Stella gue izin kamar mandi bentar" sela venus dan langsung bangkit dan berjalan menuju ke toilet.

Sky pun mengikuti venus dari belakang ini mungkin kesempatan dirinya untuk mengobrol dengan venus, walaupun dia tidak tahu hasilnya bagaimana setidaknya sky sudah mencoba.

Venus menghela nafas saja pertemuan nya dengan sky seakan beban dihati dan perasaan nya, dia lekas mencuci tangan dan berkaca sedikit.

"Ve" panggil seseorang yg tidak lain adalah sky.

Venus lekas berbalik dan menatap mata kucing itu dengan lama, sky pun begitu ada rasa rindu membuncah dihati sky terhadap venus. Venus sendiri langsung berlalu namun tangan sky dengan cepat memegang tangan venus.

"Ve, bisakah kita bicara sebentar" mohon sky membuat venus sedikit bimbang.

"Sorry"  Venus mengatakan itu dan berlalu meninggalkan sky dengan mendesah pelan.

















To be continued...

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang