Bab 17.

157 51 4
                                    

"kak sky" panggil venus membuat sky yg hendak berjalan keluar sekolah menghampiri lelaki manis itu.

"Ada apa ve?"

Venus dengan ragu ragu buat bertanya "kak sky ada waktu gak, aku mau traktir kak sky beli minuman."

Sky berpikir sejenak untuk mengiyakan ajakan pemuda manis yg ada didepan nya tersebut, sebenarnya waktu sky mempet karena dia harus pergi les. Namun dia mengangguk mengiyakan permintaan venus untuk traktir dirinya.

"Boleh, tapi jangan lama ya soalnya aku harus ada les. Takut terlambat dan ayah aku bisa marah."

Ve mengangguk cepat lantas mereka pun keluar dari ranah sekolah, cafe yg dimaksud venus tidak jauh dari sekolah nya. Keduanya pun masuk kedalam cafe itu untuk membelikan dua minuman, sementara sky dia hanya menunggu didepan pintu cafe.

Tak berselang lama venus membawa dua cup berisi es cokelat, dia pun memberikan satu kepada sky sebagai ucapan terima kasih karena semalam sky sudah memberikan air mineral pada nya.

"Ini susu cokelat kurang lebih sama kayak di jual ibu aku, tapi rasanya lebih enak buatan ibu sih."

Sky tertawa saja " jelas. Karena ibumu yg jualan makanya kamu pake teknik marketing seperti itu."

"Nggak kak. Memang susu cokelat buatan ibu aku enak, dan menjadi best seller di toko nya. Makanya aku bilang kak sky harus mampir ke toko ibu."

"Iya, nanti aku akan mampir."

Venus senang mereka berdua menikmati minuman manis itu, ve lekas menautan jari kelingking nya membuat sky bingung.

"Ayo berjanji kalau kak sky akan datang ke toko aku."

Sky tanpa ragu menautan jari kelingking dirinya dengan venus, keduanya tertawa bersama tanpa rasa canggung sekalipun. Disaat mereka tertawa hal yg tidak terduga terjadi. Dimana seorang pria tua menatap dari kejauhan kearah sky dan venus.

"Awasin mereka" ucapnya.

"Tuan, tidak mengambil mobil tuan muda?" Tanya sang sopir.

"Biarkan saja mereka. Lelaki itu biar menjadi urusan aku, yg terpenting kamu harus menyelidiki siapa yg bersama sky. Karena saya tidak rela sky dekat dengan orang yg berbeda kasta seperti kita."

Sang supir pun paham keduanya lekas berlalu menuju mobil, pria tua itu adalah kakek nya sky orang yg sangat overprotektif kepada sang cucu. Teguh nama kakek sky, dia tidak akan pernah terima siapapun dekat dengan cucunya apalagi dari kasta yg berbeda.

Venus sudah bersiap untuk berangkat ke kampus hari ini sedikit lebih siang karena Melani mengabarkan ada pemotretan sedikit nantinya, dia pun mengambil tas nya dan lekas keluar dari kamar kosan. Namun langkah nya terhenti karena suara ponselnya berdering.

Earth calling...

Venus menghela nafas saja melihat siapa nama penelpon dirinya, dia pun lekas memasukan ponsel tersebut tanpa niat untuk mengangkat nya. Entahlah venus hanya belum siap buat bicara dengan sang adik, ada banyak hal canggung nantinya jika dia menerima panggilan earth.

Langkah venus terhenti kala melihat sky sudah berdiri didepan kosan nya, entah sejak kapan pria pucat itu berada di arena kosan dirinya. Sky yg melihat venus hanya tersenyum tipis sambil melambaikan tangan nya.

"Mau apa?" Tanya venus yg mungkin sudah tahu niat sky menjemput dirinya.

"Menjemput kamu lah, ayo sarapan bersama."

"Kak, ini gak berlebihan apa. Kalau ada anak kampus tau bisa habis aku di bully."

"Siapa berani dan siapa peduli, ve. Kalau ada berani aku siap pasang badan buat kamu."

Sky lekas membuka kan pintu buat venus memaksakan venus masuk, dengan terpaksa venus pun masuk kedalam. Sky melihat venus belum memakai sabuk pengaman lantas mengambil nya.

Venus menahan nafas saat berhadapan dengan wajah sky yg begitu dekat, bahkan wangi mint sky tercium di area penciuman venus.

"Pake sabuk pengaman agar aman, ve."

Venus tidak menjawab dia masih merasakan debaran jantung nya, dirasa sudah tenang dia pun membuang mukanya kearah jendela. Wajah venus panas dan dia tidak mau sky melihat nya.




Mobil sky berhenti tepat diwarung soto venus membuka pintu mobil sky lebih dulu sebelum pria itu membukakan pintu mobil buat venus, sky mendengus saja dia tahu kalau venus tidak mau dibuka kan mobilnya oleh dirinya.

Sky menarik tangan venus dengan lembut dan membawa masuk kedalam warung soto tersebut, mereka duduk secara berhadapan lalu memesan dua mangkuk soto.

"Kak, sebenarnya maksud kak sky deketin aku apa ya. Bukan nya selama ini kita udah jaga jarak dengan kak sky meninggalkan aku" kata venus to the point.

"Bukan nya aku sudah bilang kalau aku akan menemani kamu lagi."

"Bukan itu point nya kak, aku masih ingat kamu ingkar sama aku. Kamu bilang kalau udah di jakarta bakalan sering hubungi aku, tapi sampai dua tahun gak ada kabari aku, hingga aku ke Jakarta baru kita ketemu lagi."

"Aku punya alasan nya, ve."

"Alasan nya kakek kamu lagi?"

Sky terdiam entah gimana cara menjelaskan kepada venus yg pasti ruang gerak dia selama ini sungguh sempit, venus tidak berkata lagi karena sudah jelas kalau alasan yg utama sky gak kunjung menemui nya sesuai janji sky itu adalah kakek nya sky sendiri.




"Aku harus pergi."

Venus menangis sambil memeluk sky saat mengetahui jika pujaan hatinya akan pergi meninggalkan dirinya, mereka sudah cukup dekat namun hubungan mereka tidak berpacaran. Bingung tentu saja ini seperti diambang hubungan tanpa status tapi sudah melakukan hal lebih.

"Kak, aku gak tau harus gimana tanpa kak sky. Please jangan pergi, kak sky bisa menempuh ilmu di kota ini aja tanpa harus ke Jakarta."

Sky menghapus airmata venus "tidak bisa ve, aku sudah diterima di salah satu universitas ternama di Jakarta, tapi kamu jangan khawatir aku akan sering menemui mu."

Venus memeluk kembali tubuh sky dia tidak rela jika sky pergi meninggalkan dirinya, selama mereka dekat venus udah memberikan segalanya. Namun disatu sisi venus tidak bisa menghalangi mimpi sky.

"Janji sama aku ya kak, kalau kamu bakalan sering berkunjung disini."

"Aku janji."

Seperti janji mereka melakukan ritual jari kelingking, venus memaksakan senyuman meskipun hatinya ragu namun tetap saja dia mencoba menerima.

Nyatanya janji sky hanyalah tinggal janji, sejak kepergian sky nyatanya lelaki pucat itu tidak pernah menghubungi nya. Bahkan setiap hari venus menunggu dengan sabar berharap sky datang menemui dirinya.

Namun sampai tahun kedua sky tidak kunjung datang, nomor ponsel sky sudah diblok oleh venus dan hidup venus makin berantakan karena seusai sky pergi sang ayah mengetahui kalau dia mencintai laki laki bukan wanita.

Lantas kemana venus akan mengadu sebagai rumah, sementara rumah yg dia tuju sudah runtuh. Kepercayaan nya pada sky hilang seketika. Yg tadinya mencintai dalam diam berganti dengan kebencian yg tak berujung.

Ya, venus begitu membenci sky dan segala janji manis nya.














To be continued...

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang