Bab 11.

213 52 3
                                    

Restoran yg dipilih oleh sky tentu restoran dengan interior yg klasik, venus menatap dengan kagum pada restoran itu karena baru kali ini dia datang ke restoran mode klasik. Sky mengajak venus masuk dan masih menggenggam tangan venus, sekarang venus hanya membiarkan lagipula percuma juga melarang toh pegangan itu akan semakin kuat.

"Selamat datang, sudah pesan meja tuan" sapa pelayan restoran dengan ramah.

"Sudah. Atas nama sky."

"Di meja sebelah sana."

Sang pelayan menunjukan meja yg dipesan sky tadi saat dipanggilan online, keduanya duduk ke meja yg telah disediakan. Sky dengan cekatan menarik kursi untuk venus duduki. Tidak ada kata terima kasih karena hubungan venus dengan sky menurut venus sangat amat canggung. Sehingga venus bingung harus bicara apa.

"Pernah makan ditempat yg seperti ini?" Tanya sky membuat venus menggeleng.

"Tidak pernah. Bahkan aku baru tau ada restoran yg bergaya klasik seperti ini."

"Makanan penutupnya sangat enak. Bahkan kue restoran ini menjual kue matcha kesukaan kamu sama milkshake cokelat."

Venus tercengang karena ucapan sky yg menyebutkan kesukaan nya semua, venus tidak menyangka kalau sky sangat hapal makanan penutup favorit nya. Pelayan yg tadi datang memberikan buku menu lekas mereka buka dan setelah mereka menemukan makanan yg akan dimakan langsung menutup menu nya.

Pelayan menyebutkan nama makanan yg keduanya pesan dirasa tidak ada yg salah barulah pelayan itu pergi, venus melihat lihat interior restoran itu sementara sky memperhatikan wajah venus. Venus yg merasa ditatap oleh sky lekas menoleh ke depan.

"Kenapa? Ada sesuatu diwajah aku?" Tanya nya membuat sky menggeleng.

"Nggak, kamu gak berubah sejak kita pertama kali ketemu. Bahkan dua tahun semenjak kita berpisah wajah kamu tetap seperti dulu. Ekspresi kamu suka berubah ubah kalau dirasa banyak hal yg kamu lihat."

Venus sendiri merasa tidak enak hati ditatap sedemikian rupa begitu, padahal sama aja sebenarnya jika sky juga tidak berubah sejak mereka berpisah. Sebenarnya banyak hal yg menganggu pikira venus kenapa sky meninggalkan dia dan melupakan janji sky untuk datang kembali waktu itu. Namun lidah dan tenggorokan nya terasa keluh hal hasil dia diam saja.

Tak lama pelayan kembali datang meletakan pesanan mereka diatas meja, mata venus jelas berbinar melihat bermacam aneka makanan yg lezat. Tanpa rasa malu dia langsung melahap makanan tersebut.

"Pelan pelan ve tidak ada yg minta" ujar sky membuat venus menyengir saja.

Esther memarkirkan mobilnya ke restoran cepat saji, dia lekas keluar dari mobil karena sudah tidak tahan lapar. Namun saat keluar dia melihat mobil putih yg amat dia kenali.

"Mobil bang sky kan, berarti dia ada didalam" gumam nya.

Maka Esther dengan cepat melangkah masuk kedalam sana, dan benar saja Esther melihat sky sedang makan berdua dengan lelaki asing yg tidak dikenal, maka dengan iseng dia pun menghampiri.

"Siapa dia bang?" Tanya esther membuat venus dan sky terkejut.

"Adik tingkat" jawab sky dengan datar.

"Oh, adik tingkat. Tumben."

"Adik tingkat dalam artian kencan" kata sky lagi membuat esther terkejut.

Sementara venus sudah membulatkan matanya tidak percaya, omongan sky tanpa saringan membuat dia tersenyum tipis penuh kecanggungan.

"Oh, kencan. Boleh dong gue kenalan bang kan gue mau tau siapa kekasih bang sky" kata esther sambil menaik turunkan alis.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang