Bab 24.

109 30 1
                                    

Setelah menghabiskan waktu berdua sky segera mengantarkan venus ke kosan nya lagi, mobil sky sudah berhenti tepat didepan kosan Venus. Ada rasa tidak rela dibenak venus kala berpisah dengan sky, namun dia juga harus menjaga harga dirinya untuk tidak menahan sky dalam dekapan nya erat. Venus melepaskan saltbelt nya dan menatap kearah sky.

"Makasih kak, harusnya aku yg ajak kak sky happy happy karena kak sky penuh dengan masalah karena aku."

"Berhenti bilang seperti itu, ve. Kamu tidak biang masalah dalam hidup aku. Yg aku lakukan hanya melindungi kamu."

"Hm, iya. Aku merasa tidak enak hati andai kak sky gak belain aku mungkin kak sky tidak berhadapan dengan profesor alex, aku takut kalau nanti kakek kamu tau jika kamu masih berhubungan sama aku dia bakalan marah besar dan melakukan di masa lalu."

Sky menghadap kearah venus dan memegang tangan pemuda manis itu dengan erat.

"Ve liat aku" kata sky membuat venus melihat kearah wajah sky.

"Aku tidak peduli seberapa keras kakek aku memisahkan kita nanti, aku akan berusaha buat melindungi kamu. Kali ini aku tidak akan pernah mengikari nya."

"Sekarang aku gak perlu janji itu, kak. Hal yg paling akut takutkan sekarang adalah bertemu dengan kakek kamu lagi setelah sekian lama gak berhadapan sama beliau."

"Kita hadapi sama sama, ve. Karena udah cukup dua tahun aku dalam pantauan beliau."

Venus tidak menjawab dia bingung harus bersikap gimana, bukan tidak percaya dengan sky lagi akan tetapi semua sudah jelas saat mereka bicara banyak. Tentang kepergian sky dan segala janji yg sky ingkari semua ada campur tangan teguh kakek sky. Dia tahu kalau sky tidak akan melupakan dia tapi tetap saja hubungan yg ditentang oleh keluarga apalagi orang yg tertua jalan nya tetap akan sulit.

"Kamu percaya aku kan, ve" ucapnya membuat venus mengangguk singkat.

"Aku percaya. Dan aku tunggu pembuktian nya kak."

Sky mengangguk semangat lalu dia mengecup punggung tangan venus, mau tidak mau venus tersenyum lembut.

"Sekarang kamu masuk kosan deh besok pagi aku jemput, soalnya masih ada persiapan buat acara kampus kita."

"Hm, aku turun dulu. Kak sky hati hati bawa mobilnya."

Venus pun turun dan melambaikan tangan nya dan langsung masuk kedalam kosan, sky tidak langsung menjalankan mobilnya dia menunggu venus sampai punggung lelaki itu menghilang. Dirasa sudah aman barulah sky menghidupkan mesin mobilnya dan pergi dari kawasan kosan Venus.

Rasa lelah tentu saja venus rasakan bahkan dia berjalan ke lantai dua dimana kosan nya berada harus berkali kali menghela nafas, hari yg berat itulah yg dia rasakan hari ini. Setelah kasus dengan adam akibat sebuah pelecehan yg mana sky ikut terseret mau tidak mau venus memikirkan masalah ini.

Dia lekas masuk kedalam kosan dengan langkah gontai, lintang yg selesai main game pun melihat kearah venus yg seperti kelelahan. Venus lekas merebahkan dirinya ke kasur dan menghembuskan nafas lelah. Lintang yg penasaran lekas menghampiri venus.

"Lo habis ngedate kan" canda lintang membuat venus mendengus.

"Lintaaaaang."

Lintang tidak menjawab namun venus lekas duduk menghadap kearah lintang, venus memegang tangan sahabat nya itu seolah meminta pertolongan.

"Gimana caranya buat menaklukan hati kakek kakek" ujar nya sambil merengut lucu.

"Lo naksir kakek kakek, gue pikir lo bakalan selalu naksir kak sky. Ternyata selera lo udah berubah ya."

Venus memukul lengan lintang "bukan itu, ish. Lo mah gue belum selesai bicara udah main potong terus."

"Kan tadi lo tanya venus gimana cara menaklukkan hati kakek kakek, gak salah dong gue berucap begitu."

"Maksud gue hati kakek nya kak sky, gue sama dia udah gak di restuin hubungan nya dengan kak sky."

"Hm, Lo kasih hadiah ajak ketemu kakek nya."

"Masalah nya kakek nya itu tinggal di kota M, jauh banget dari Jakarta."

"Hubungi lah lewat ponsel gitu aja kok repot."

Venus menghela nafas saja "kakek nya gak suka sama gue. Karena gue sama sky Drajat nya berbeda. Lo tau istilah kasta tinggi dan rendah kan, ya begitulah."

Lintang memegang dagu nya "hm, berat banget ya nasib jadi orang miskin."

Venus mengangguk mengiyakan tidak ada salah nya lintang bicara begitu, pada kenyataannya memang kasta dia dan sky berbeda. Bukan venus tidak menganggumi sky hanya saja dia tidak mau merumitkan jalan sky nantinya, apalagi hanya demi dia sky dan kakeknya akan mengalami konflik lagi.

"Apa gue jauhi kak sky aja?"

"Jangan gila. Lo udah beberapa lama galaukan kak sky masa mau di jauhi, jangan cari penyakit venus lo jalanin aja. Jika memang kakek nya kak sky gak suka sama lo setidaknya ada perjuangan dari kak sky buat lo selalu di sisinya."

Venus hanya diam namun diam diam dia membiarkan lagi perkataan lintang, ada benar nya setidaknya kalau kakek nya sky tidak setuju dengan dia. Masih ada sky yg mau memperjuangkan dia agar tetap bersama, namun yg jadi pertanyaan dalam benak venus adalah apakah sky tidak akan berubah pikiran jika sang kakek mengetahui segalanya.





****

Pandu menatap tajam kearah sky seolah meminta penjelasan terkait pertemuan dia dengan lintang, sementara yg ditatap hanya tersenyum samar seolah tengah mengejek pandu yg mana setelah sekian tahun malah sky yg lebih dulu bertemu dengan lintang.

"Sekarang lo jawab darimana lo bisa tau kalau itu orang yg gue cari."

Sky terkekeh "mudah saja buat gue, ndu. Gue gak sengaja ketemu lintang dengan dia membawa boneka kelinci di kampus saat dia pertama kali masuk ke union universitas."

Memang benar sky pertama kali ketemu dengan lintang saat itu adalah sky tidak sengaja melihat lintang yg berjalan menuju perpustakaan, dengan membawa boneka kelinci. Sky ingat dengan boneka yg selalu pandu ceritakan dulu, bahkan sky sempat melihat fotonya saat pandu memberitahukan dia.

"Kenapa lo gak bilang gue?"

"Dan lo gak tanya. Lagian kalau gue cerita belum tentu lo percaya."

Pandu meraup wajahnya kasar merasa kesal dengan tingkah menyebalkan sky, dan merasa frustasi karena kenapa baru sekarang dia bertemu dengan orang yg selama ini dia cari.

"Lagian gue pengen lihat lo berjuang, pandu. Selama ini lo terlihat dingin dan tidak tersentuh bahkan orang lain cenderung ingin mendekati lo juga lo tolak mentah mentah bukan."

"Berkaca lah pada diri sendiri, sky."

Sky tergelak karena dia harus menyadari kalau dia dan pandu ada persamaan yg sangat kental, sama sama dingin dan tidak tersentuh. Berbeda dengan Esther dan Nicholas keduanya itu cukup ramah pada semua orang.

"Jadi, planning lo buat lintang apa?"

"Planning apa?" Belum sempat pandu menjawab Nicholas dan Esther datang menghampiri mereka.

"Kalian lagi ngomongin apasih" ujar Esther seperti tertarik dengan obrolan pandu dan sky.

Keduanya hanya bungkam tidak mungkin memberitahukan jika pandu sedang mengejar cinta pertama nya dulu, sky melipat kedua tangan nya diatas dada dan menatap pandu seolah tatapan itu mengejek.

"Kenapa jadi pada bisu?" Tanya esther lagi.

"Ther, lo tau gak ada istilah orang penasaran matinya cepat" kata sky membuat esther merinding sebadan.

"Emang iya?"

"Hm, ada. Makanya jadi orang jangan penasaran nanti mati muda."

Esther tidak lagi menjawab karena dia ketakutan apa yg dikatakan sky bisa menjadi kejadian, sementara Nicholas pria itu cukup tenang dan membuang rasa penasaran nya. Karena dia cukup tahu diri bukan hanya pandu dan sky memiliki rahasia tetapi dirinya juga memiliki segudang rahasia yg dia sendiri belum siap untuk cerita kepada siapapun.
















To be continued..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 16 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang