Bab 10.

251 64 5
                                    

Venus duduk disalah satu bangku tidak terlalu jauh dari lapangan basket dengan membawa satu buku yg ia pinjam di perpustakaan, dia duduk sambil tersenyum menyapa siapa aja yg lewat. Memang sudah kebiasaan dia setiap jam istirahat selalu duduk tidak jauh dari lapangan basket, biasanya kakak kelas nya selalu bermain basket dan venus suka menonton apalagi kalau sudah yg main adalah sky. Entah kenapa dia selalu kagum dengan permainan lelaki pucat itu.

Sedang fokus membaca bahkan sesekali matanya melihat kearah lapangan basket, namun sudah beberapa menit dia duduk tidak ada tanda tanda kakak kelas nya bermain basket. Apa tidak ada jadwal untuk latihan. Setau venus sebentar lagi turnamen antar sekolah yg mana sekolah mereka akan tanding dengan sekolah sebelah.

Namun setelah berpikir seperti itu derap langkah kaki terdengar di telinga venus, senyum mengembang melihat siapa yg masuk kearah lapangan basket. Dia sky berserta temen nya yg hendak main basket, dia lekas menutup buku dan fokus kearah lapangan basket tersebut.

Permainan telah dimulai bahkan venus tidak henti hentinya memperhatikan sky yg lincah membawa bola kesana kemari, semakin hari venus semakin kagum dengan kepribadian sky tersebut.

Tampan..

Baik..

Populer..

Tiga kata yg menggambarkan sosok sky dimata venus, mungkin sebagian orang akan setuju dengan penilaian nya. Sky bukan cuman tampan dan populer namun dia di kenal dengan baik ke semua orang walaupun memiliki wajah datar seperti tembok dan bicara seperlunya tapi sky dikenal sebagai orang baik.

Pertandingan telah selesai maka venus bangkit dari duduknya, dia berjalan menuju ke kelas namun matanya terpaku pada satu objek yg mana sky dengan seorang wanita yg dia kenal sebagai kakak kelas dia. Itu Clara seorang wanita cantik yg juga populer di sekolah nya.

Venus melihat Clara sedang mengelap keringat sky bahkan bisa dilihat cara mereka berinteraksi cukup dekat dan intens, venus tersenyum tipis dan berjalan menuju ke kelasnya tanpa mau melihat adegan mesra tersebut.


Venus memandang ke depan saat sky sudah mengatakan hal itu, venus langsung tersadar kalau sebenarnya mereka tidak layak buat bersama. Bukan gimana tetapi perasaan dan hati venus masih banyak keganjalan tentang sky.

Tautan tangan mereka segera dilepas oleh venus, dia mengelus lengan nya karena kedinginan padahal dia sudah memakai jaket sebagai lapisan nya. Sky hanya memandangi venus dan lekas membuka jaket nya lalu dia lampirkan kebahu venus, tentu saja itu membuat venus terkejut.

"Pakai agar tidak dingin."

Venus tidak menjawab namun semburat pipinya sudah menjelaskan kalau dia merasa panas saat didekat sky, sky mengulurkan tangan nya kearah hujan yg sudah tidak begitu lebat tersebut.

"Laper gak?" Tanya sky kepada venus.

"Hm, iya laper banget. Tapi hujan masih deras."

"Gak begitu deras. Disini ada tempat makan yg enak. Mau kesana?"

Venus mengangguk cepat karena memang perutnya merasa kelaperan, persetan dengan gengsi dan tidak mau terlibat urusan perut memang yg paling utama.

"Uuhhh, kenapa semua orang tidak mau membantu gue" seru seorang wanita yg bernama Melani.

"Ini juga tangga nya kenapa banyak banget, kalau gue yg jadi pemilik kampus udah gue pasangkan lift supaya gak capek naik turun tangga."

Dia mengeluh susah naik tangga padahal sepatu yg dia pake cukup tinggi, hingga dia sampai ke lantai atas dimana lantai itu khusus falkutas kedokteran. Dia jalan sedikit sempoyongan karena memang agak susah naik turun tangga yg lumayan tinggi.

Senyuman nya mengembang kala mendapati orang yg dia kenal, lekas dia berjalan anggun kearah orang tersebut yg sedang duduk dengan sebuah buku ditangan nya.

"Clara oh Clara" serunya membuat cewe yg bernama Clara menoleh.

"Kak Mel, ngapain?"

"Lo lihat sky gak. Gue udah nyari dia ke penjuru kampus tapi batang hidungnya gak kelihatan itu."

"Mungkin dia sedang ada di serikat mahasiswa, soalnya setahu gue mereka sangat sibuk."

"Ah, kalau begitu nanti lo ketemu sama sky bilang kalau melani nyariin dia."

"Hm, nanti gue bakalan samperin dia."

"Aahhhh, thank you so much Clara lo emang bisa diandalkan."

Clara tersenyum tipis setelah urusan nya selesai melani segera pergi dari hadapan Clara, begitupun Clara yg lekas membereskan semua buku nya dan menuju keruangan serikat mahasiswa dimana sky berada.

Sesampainya disana Clara langsung masuk keruangan tersebut, namun disana hanya ada firman karena penasaran dia pun menghampiri firman.

"Lihat sky" kata Clara membuat firman yg fokus memeriksa dokumen mahasiswa menoleh.

"Aih, sky tidak ada diruangan nya. Katanya dia pergi dengan adik tingkat."

"Adik tingkat? Siapa?"

"Hm, nggak tau sih siapa."

Clara tersenyum kecut niat hati bertemu dengan sky namun yg dia dapatkan sky pergi dengan orang lain, rasa penasaran Clara melambung tinggi karena dia ingin tahu dengan siapa sky pergi namun dia sungkan bertanya sama firman, lantas dia berbalik badan meninggalkan ruangan tersebut.

"Clara" panggil firman membuat Clara menoleh.

"Ya."

"Lo kenal dengan venus."

Clara diam sebentar lalu maju kedepan "hm, kita dulu satu sekolahan."

"Lo juga satu sekolahan kan sama sky?" Tanya firman lagi membuat clara mengangguk.

"Pantesan mereka kenal."

"Mereka kenal?"

"Ah, nggak. Bukan apa-apa."

Clara mengangguk tipis dan dia langsung keluar dari ruangan tersebut dengan seribu pertanyaan, mungkinkah venus dan sky sudah bertemu.



"Gimana caranya kak sedangkan hujan masih lebat" ucap venus yg masih memikirkan cara gimana menerobos hujan.

Sky tidak menjawab lekas dia menarik tangan venus dan berlari sambil menerobos hujan, venus berteriak kecil karena merasa terkejut. Mereka berlari menerobos hujan dan saling berpegangan tangan, hingga sampai didepan pintu museum tersebut hujan nya berhenti.

"Huh, hujan nya sudah berhenti."

Sky merapikan rambut venus yg berantakan akibat kena air hujan, membuat venus terpaku dapat perlakuan yg begini dengan sky.

"Sampai kosan mandi air hangat biar gak flu."

"Kamu masih ingat?"

"Semua tentang kamu aku masih ingat ve."

Venus berkedip lucu membuat sky merasa gemas, tiba tiba ponsel sky berdering tanda panggilan. Dia melihat nama Clara disana lekas dia mengangkat nya.

"Sky dimana?"

"Lagi diluar, ada apa cla?"

"Kak Melani mencari kamu, tapi waktu cari di serikat tidak ada. Dia mau mendiskusikan tentang sesuatu sama kamu."

"Nanti akan aku temuin Melani."

"Sky, apa kalian bertemu."

"Huh!"

"Lupakan."

Sky langsung mematikan sambungan telepon nya, diseberang sana Clara yg masih mau mengobrol sedikit terpaku saat sky mematikan sambungan nya sepihak.

Venus membuang wajahnya saat sky menatap dirinya, tadi venus sedikit banyak mengetahui jika Clara lah yg menghubungi sky.

"Jangan suka menguping pembicaraan orang."

"Aku? Nggak!"

Sky tersenyum tipis lalu dia memegang tangan venus lagi buat membawa nya kearah mobil, venus hanya pasrah diperlakukan seperti itu kepada sky. Mau menolak juga pegangan tangan sky semakin erat padanya.














To be continued...

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang