Ch 80

38 6 1
                                    

"Nah, um, apa maksudnya bertemu secara normal...?"

"Secara harfiah, dengan jelas."

Saat Ki Tae-jeong memintanya membayangkan pertemuan pertama mereka di mana tidak perlu menginterogasinya sebagai kaki tangan Letnan Kim, Lee Sehwa mengerutkan alisnya karena malu.

"Jika itu yang terjadi, hmm...."

Apakah kehamilan membuat seseorang ingin makan sesuatu yang mirip dengannya? Pipi Lee Sehwa yang sedang melamun terlihat seperti apel merah, dan ujung hidungnya yang merah karena menangis juga terlihat seperti buah ceri.

Tentu saja, kue beras cocok dengan itu. Ki Tae-jeong tidak tahu apakah yang dikatakan Oh Seon-ran itu benar atau tidak, tapi *Baek Seol-gi .... Itu sangat bisa dipercaya. Tubuhnya putih, hangat, dan kenyal.

//note : sblmnya kuartiin putri salju & bisa juga kue beras. Bingung aku. Koreksi ya.

"Kalau begitu, bukankah seharusnya kau memanggilku Brigadir Jenderal?"

Mata Ki Tae-jeong yang sedari tadi sibuk mencari jejak kue beras dan buah pada Lee Sehwa, perlahan berhenti.

"Aku pikir aku akan memanggilmu Brigadir Jenderal, bukan Direktur..."

Ah... itulah yang terjadi.

Untuk menghindari pandangan orang lain dan mengikat seisi House, Ki Tae-jeong pertama kali bertemu Lee Sehwa dengan memakai gelar direktur yang konyol. Ada saat ketika di berpikir itu menjengkelkan melihat wajahnya yang meremas-remas di bawahnya sambil memangginya 'Direktur, Direktur'.
.
Lucu rasanya memikirkannya memanggil dengan sebutan kakak, paman atau semacamnya. Ki Tae-jeong menyukai perasaan tubuh mereka yang begitu serasi, dan seperti yang dikatakan Lee Sehwa, sudah lama sekali dia tidak melakukan hal seperti ini... Kurasa dia jadi sedikit bersemangat.

Tidak ada satu kata pun yang salah. Bahkan jika Ki Tae-jeong tidak bersikap kasar pada Lee Sehwa saat pertama kali bertemu, statusnya masih brigadir jenderal.

Jika bukan karena Letnan Kim, dia tidak akan pernah mendekatinya dalam hidupnya. Dia tidak mencoba untuk mengejek atau meremehkan situasi Lee Sehwa, seorang penduduk 4-hwan. Jika dia tidak mendapatkan pangkat brigadir jenderal di Angkatan Udara, dia tidak bertahan sampai sekarang. Jika dia bertemu dengan Lee Sehwa dalam wujud nyata, tidak ada cara lain selain selamat dari neraka itu dan menyandang pangkat brigadir jenderal. Apa mungkin ada kemungkinan lain?

Dari sudut pandang Lee Sehwa, akan lebih baik untuk bertahan dan bertahan sampai dia mencapai posisi kepala House. Bahkan jika dua orang seperti itu bertemu dan terlibat, itu akan menjadi awal yang relatif damai sebagai pengedar narkoba dan pelanggan, atau penjudi dan pekerja konstruksi. Itu tidak akan menjadi hal yang biasa.

Ki Tae-jeong, yang telah menggesekkan lidahnya ke bagian dalam pipinya, segera menelan tawa kecil. Nama yang nyaman dan lembut? Itu konyol.

Dia tidak tahu apa yang dia sesali. Bahkan jika dia mengesampingkan semua kondisi lain dan kembali ke keadaan sebelumnya. Jika Lee Sehwa memanggilnya hyung atau sesuatu seperti itu seolah-olah ia dekat dengannya, dia akan mematahkan lehernya di tempat. Saat dia melihat wajahnya yang menangis, dia pasti ingin memukulnya.

"atau tidak ...."

Ki Tae-jeong ingin memintanya untuk membuka mulutnya dengan tenang, atau lebih tepatnya, menciumnya. Lee Sehwa juga tidak dapat membayangkan apa yang berada di luar batas yang diberikan, jadi tidak ada alasan untuk melihatnya menderita lebih lama lagi. Tapi.

"Tuan Tae-jeong...?"

"...apa?"

Ketika dia mengulurkan tangan ke tengkuk Sehwa, yang dipenuhi dengan bekas gigitan warna-warni, makhluk yang mirip kue beras dan seperti ceri ini mulai menggumamkan kata-kata nakal yang biasanya tidak akan bisa diucapkannya.

The marchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang