Lima bulan, iya lima bulan kemudian setalah Kayara di terima baik oleh keluarga Rasyid, dia merasa sudah bisa beradaptasi. Dan selama lima bulan itu, pasangan serba dadakan ini sudah lumayan saling mengenal satu sama lainnya. Yang tadinya Rasyid berpikir kalau Kayara ini bar-bar, ternyata tidak. Kayara, sifatnya yang super jail.
Tidak masalah.
Sifat jailnya itu yang membuat Rasyid selalu rindu.
Ngomong-ngomong soal rindu, Rasyid sekarang memiliki saingan. Dalam artian pasangannya sudah bisa di ajak adu mekanik. Meski pernikahan mereka berdua akan berlangsung dua bulan lagi, tapi itu semua tidak membuat mereka terlihat sibuk. Justru keduanya santai. Saling menikmati dan menjalani kehidupan sehari-hari.
Seperti sekarang, ketika Rasyid membuka gerbang rumahnya, dia sudah di suguhi oleh pemandangan yang membuatnya iri.
Kayara beserta ibu-ibu geng gibah.
Sejujurnya Rasyid merasa kehilangan mereka. Tapi kalau Rasyid melawan, taruhannya masa depan.
Terima nasib saja.
"Sayangku, kamu sarapan bubur engga ada bilang-bilang sih? Mana aku engga di ajakin, parah banget." Rasyid berlari dari arah gerbang, tahu-tahu dia sudah duduk di samping Kayara yang tengah menikmati sarapan bubur. Begini amat nasib RT bangun siang. Ini semua gara-gara Syarief, pake ngajak nonton bola segala.
Akibatnya apa?
Kesiangan.
"Maaf ya, cinta. Soalnya kamu kalau tidur kayak korban obat tidur."
"Kenapa kamu engga bilang dari semalam? Pasti aku udah bikin alarm, stay pokoknya buat kamu."
"Haduh RT kampung Duku ini ya, suka ngarang sendiri. Kalau mau bangun pagi tuh engga perlu ada janji."
"Ingat ya, Dokter Kayara yang cantik, aku ini orang sibuk. Wajar dong harus memiliki janji dulu sama aku."
"Termasuk aku?"
"Pengecualian deh."
"Pake deh? Se-engga mau itu ya, aku ganggu?"
"Engga ya sayang, aku udah milik kamu. Aman."
Dan ini bukan hal pertama kali ibu-ibu mendengar kisah kasih percintaan RT. Tidak apa, daripada ganti RT? Begini memang lebih baik, meski telinga mereka rasanya menggelikan. Termasuk Ambu yang sudah tua, menerima saja dengan ikhlas di penuhi ridho lilah ta'ala.
Terdengar cukup lebay memang percakapan dua manusia yang tengah di mabuk cinta ini, tapi ini lebih baik daripada ancamannya Rasyid akan resign dari jabatan RT.
Cukup Dokter Kayara saja yang ingin resign--meski akhirnya tidak jadi juga.
Alasannya; para warga sudah mencintai sosok Dokter Kayara. Rasyid bisa apa? Bisa marah-marah doang, sudah biasa.
"Syid, seragam buat kita belum di beliin apa begimana?" Suara menyesatkan dari sosok mpok Alpa super kepo dan ribut sendiri. Rasyid sendiri lebih memilih menikmati suapan dari Kayara.
"Tau ini RT, katanya kami-kami di undang. Ini diem-diem aja. Napa sih? Sariawan lo?" Kembali dengan suara mpok Hindun super ingin segala tersedia. Kalau di pikir-pikir Rasyid, kenapa dia bisa punya geng modelan begini.
Jawab apa?
Tidak tahu.
Rasyid saja tidak kepikiran
Jangankan seragam mereka, bahkan seragam keluarga saja Rasyid tidak tahu menahu. Dia terlalu sibuk bucin pada calon istrinya. Sampai ada warga lewat saja, Rasyid tidak menyapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASYID
HumorDi tengah gempuran orang-orang yang banyak memilih menikah muda, Rasyid masih asik jadi RT. Masih senang main sama kucing yang di beri nama Jesica. Kenapa belum menikah? Baginya, belum waktunya untuk bertemu dengan orang yang tepat. Entah bagaima...