Dalam cinta, kita tak bisa memilih pada siapa kita menyerahkan hati.
Dalam cinta, kita tak tahu kenapa kita menumpahkan rindu yang menggebu.Bintang Arashi
Rahsya terus menggerutu kesal karena Rashi mengabaikannya. Istrinya itu sepertinya benar-benar hilang mood setelah insiden tadi pagi di mana seorang gadis tak dikenal tiba-tiba memanggilnya dari depan gerbang rumah. Gadis cantik dan sexy yang terlihat sok akrab padahal ia tak kenal. Terlebih, rumah itu merupakan lingkungan baru baginya.
"Sayang, aku laper." Rahsya berusaha merayu Rashi demi agar gadis itu luluh. Karena ia tahu, semarah nya Rashi tak akan pernah mengabaikannya apalagi membuat ia jatuh sakit.
"Makan aja sendiri." Rashi beranjak dari duduknya, berjalan keluar meninggalkan Rahsya di kamar.
"Ya Allah, tuh kan marah beneran. Lagian siapa sih cewek rese itu. Nggak tahu apa Gue sama Rashi pengantin baru. Harusnya lagi enak-enak nya dimanja, ini malah di ambekin." Rahsya mengerang frustrasi. Menyusul keluar mengejar Rashi.
Langkahnya terhenti saat melihat gadis itu tengah mempersiapkan makan siang nya di meja makan.
"Aku kira beneran marah," gumamnya. Tapi, itu hanya sesaat. Rahsya cengo kala Rashi ternyata membawa piring berisi makanan itu untuk dirinya sendiri.
"
Sayang." Rahsya berlari kecil mengejar Rashi.
"Duduk."
"Hah?!"
"Duduk!" Rashi menekan bahu Rahsya agar duduk di sofa.
Senyum Rahsya mengembang, meski cuek ternyata Rashi begitu peduli padanya.
"Aku pikir kamu beneran marah."
"Makan nggak usah banyak ngomong."
"Dih! Jutek amat. Dosa loh." Rahsya menoel dagu Rashi.
"Arahsya Zyandra!" pekik Rashi kala dengan sengaja Rahsya mencium bibirnya tanpa izin.
"Iya, Bintang Arashi."
"RASHI MAULANA SIDDIQ."
"ARASHI ZYANDRA."
Pada akhirnya Rashi tersenyum setelah mereka memperdebatkan nama panjang.
"Kamu itu sekarang udah jadi nyonya Rahsya. Nama kamu Arashi Zyandra. Ingat itu." Rahsya seperti ingin menekankan jika Rashi adalah miliknya.
"Repot banget."
"Kamu bisa nggak sih diajak romantisan dikit. Jangan datar mulu kayak tembok."
"Mau makan apa mau ngeroasting?"
"Iya, makan." Rahsya memilih menyerah. Menerima suapan Rashi dengan hati bahagia.
"Aku percaya, di balik sikap cool kamu, kamu seorang wanita penyayang, Rashi. Dan aku beruntung memiliki kamu." Rahsya membelai rambut Rashi lembut.
***
M
obil Rahsya terparkir rapi di pinggir jalan masuk menuju taman. Meskipun hatinya dongkol, ia tetap mengikuti Rashi. Walau ia sendiri tak tahu apa sebenarnya tujuan Rashi bertemu Juna di tempat itu.
"Mau sampai kapan kamu berdiri di situ, Sya?" Rashi berbalik badan menatap Rahsya yang masih tak bergeming di depan mobil.
"Kamu aja." Entah mengapa hatinya tiba-tiba jengkel.
![](https://img.wattpad.com/cover/376633288-288-k378119.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
R A S H I (Sequel Of Cinta Khanindra)
Genel KurguHidupku berantakan setelah seseorang dengan teganya memisahkan aku dari orang tua serta saudari kembarku saat usia kami baru menginjak 5 tahun. Kehidupan keras karena dipaksa tinggal di sebuah panti asuhan di ibu kota membentuk karakterku menjadi ga...