Episode 19

1 0 0
                                    

Buket bunga dari She-Ya dan coklat dari Chava sudah Michika terima melalui kurir yang sepuluh menit lalu mengantar ke rumahnya. Semua itu Michika dapat sebagai bentuk simpati serta dukungan atas keadaan Michika yang tidak memungkinkan untuk bekerja selama waktu dua hari ini. Dari yang Oisin berikan padanya tadi malam, dokter memberikannya waktu istirahat dalam bentuk surat keterangan sakit selama dua hari. Jadi selama dua hari dari hari ini dan besok, Michika tidak berangkat sekolah maupun bekerja.

Bisa jadi, ini adalah waktu yang sudah jarang bisa Michika nikmati belakangan ini. Iya, iya, memang Michika tidak yang sepadat itu dan sesibuk itu layaknya artis. Tapi karena banyak waktu yang tersita untuk pekerjaannya, jadi waktu yang harusnya Michika pakai untuk istirahat dan santai ia alihkan untuk belajar dan mengerjakan tugas. Ingat, meski ia sudah menjadi BA, ia masih tetap harus membuat konten promosi sesuai dengan kesepakatan dalam MOU. Dan yang terpenting, ia masih seorang pelajar!

"Jadi Sin yang udah nganterin lo, nemenin lo bahkan sampe nganterin lo lagi pulang ke rumah?" Sophie kaget bukan main mendengar cerita Michika. Sepulang sekolah hari ini, ia dan Alan datang ke rumah untuk menjenguknya.

Michika hanya menganggukkan kepala sambil memeluk boneka patamon.

"Bisa baik juga dia." Timpal Alan.

"Itu dia. Gue juga heran. Kok dia bisa sebaik itu. Padahal gue udah su'udzon dan hopeless banget pas dia masukin gue secara paksa ke mobil. Gue pikir dia bakal setega itu tetep mau nganterin gue ke kantor."

"Mungkin waktu lo lagi kesakitan kemaren, tampang lo kayak orang susah, Chik, makanya dia mau nolongin lo." Celetuk Sophie.

"Soph, jangan mulai deh." Alan segera mengingatkan. Untung saja, kalau tidak, Michika sudah siap menjitaki kepala Sophie.

"Terus, terus, selain nganterin, nemenin, nganterin pulang lagi ke rumah, kalian berdua ada ngapain lagi gitu, nggak?" Sophie bertanya dengan antusias.

"Ya apa? Nggak ada ngapain-ngapain lagi lah! Lo—" ucapan Michika tergantung begitu saja ketika ia mengingat apa yang semalaman membuatnya tidak bisa berhenti tersenyum. Karena teringat kembali, senyum yang sama kembali muncul di wajah Michika.

Melihat temannya yang tiba-tiba tersenyum sendiri, Sophie dan Alan saling tatap.

"Beneran ngapa-ngapain ya?" tebak Alan.

Masih sambil tersenyum, Michika menggelengkan kepala. "Nggak kok. Dia cuma bilang 'jangan lupa istirahat'. Hehe."

Sophie dan Alan kembali saling tatap. Melihat gelagat Michika, kedua temannya ini sudah bisa menilai kemungkinan yang terjadi padanya.

"Chik, sejak kapan?" tanya Alan serius.

"Hm?" Michika menggumam.

"Lo suka sama Sin?" Sophie langsung menembak.

"Itu kayaknya i—HAH?!" kedua mata Michika melotot maksimal. Sepertinya ia baru sadar dari perasaannya sendiri. Ia langsung menatap kedua temannya secara liar, satu per satu, bergantian.

"Lan, bahaya, Lan. Temen kita jatuh cinta, Lan." Sophie mengguncang lengan Alan.

Sedangkan mata Michika makin melotot maksimal.

Jatuh cinta?

*

Dua hari berlalu. Akhirnya Michika kembali memulai aktivitas seperti biasa. Ia sudah kembali ke sekolah dan yeah, mau tidak mau harus kembali bekerja. Budak koorporat sejak dini, guys!

"Halo, Kak Chava?" Michika segera menyapa orang yang baru saja membuat ponselnya bergetar.

"Michikaaaaa!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Girl I Met That DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang