@katarinablueblack: Kiw kiw!
@3rdboyisarjuna: Jadi mau pake adat apa, Chik? 🥰
@firhanat: Belum pantun udah cakep aja lo, Chik Chik 😍
@gng122: Malem minggu di rumah ga? Mau ke rumah kamu sama bapak aku.
@dirga_am: Menyala Chikaaaa!!!!!! 💥💥💥
@biramasaja: Chika-chan, why are you so kawaii?
Hunter terkekeh membaca begitu banyaknya komentar nitizen yang memenuhi kolom komentar instagram milik sebuah akun bernama @michikalectra. Padahal belum ada lima menit akun itu mengunggah reels baru, tapi komentarnya sudah bejibun. Wajar saja, mengingat pemilik akun itu memang memiliki jumlah followers yang banyak.
"Komenan segitu banyak, isinya modus semua. Ckck, cowok-cowok murahan." Krio berkomentar sinis sembari melempar ponselnya begitu saja ke atas sofa.
"Tapi lo juga komen, Nyet. 'Kalo jadi Mikasa Ackerman kayaknya lo lebih cakep.' Pake emot mata love-love. Termasuk cowok murahan apa murahan banget?" Kata Hunter sambil membacakan komentar dari akun instagram milik Krio.
Krio langsung berdehem keras seraya memalingkan wajah, "Jempol gue kepleset itu."
"Kalo lo masih berharap, nggak papa kok, Yo." Ujar Kahlil dengan senyum yang lembut tapi menyebalkan.
"Nggak sih."
"Chika emang cantik, gue akuin. Tapi Sanju lebih cantik ke mana-mana!" Leroy menyanggah pendapat orang-orang yang berkomentar tentang cewek yang sedang diperbincangkan itu. Ia punya pendapatnya sendiri.
"Oh, bukan Sophie ya?" Pertanyaan sekaligus seringai Kahlil membuat Leroy langsung meradang hingga mengumpati Kahlil dengan kata-kata kasar.
"Ubur-ubur, ikan lele. Jangan gitu, Le. Lo sama Sophie kan udah pernah bercocok tanam walau ending-nya nggak cocok." Hunter tidak tinggal diam. Ia ikut me-roasting Leroy.
"TER!" Leroy makin meradang. Tawa Hunter dan Kahlil makin menjadi.
Hunter pura-pura tidak mendengar. Ia malah sengaja melirik ke arah Krio, "Kalo lo, Yo? Udah belum?"
"Apa?" Krio pura-pura tidak paham.
"Pake nanya. Sok polos. Nggak cocok sama tampilan lo!"
"Aneh. Lo tanya, gue tanya balik, malah ngata-ngatain."
"Udah, Ter. Kalo yang begini mah, beneran masih polos kayaknya." Kahlil kembali bersuara. Santai, lembut. Tapi membuat Krio kesal.
"Oh iya, deng. Kalo yang udah nggak polos beda lagi ya. Kayak itu." Hunter mengedikkan dagu ke arah satu-satunya cowok yang sedari tadi hanya diam. Akibat ucapannya, Kahlil, Krio dan Leroy jadi ikut menatap ke arah yang sama.
Ke arah Oisin.
*
Chava segera berlari menghampiri Oisin yang sudah menunggunya di dalam mobil. Sesuai permintaan, Oisin datang untuk menjemputnya setelah Chava menyelesaikan kegiatannya hari ini. "Udah lama?" sambil memasang sabuk pengaman, gadis itu bertanya.
"Belum."
"Udah makan?" Chava kembali bertanya.
"Belum."
"Oke, kita mampir makan dulu ya. Sama sekalian mau ngomongin sesuatu."
Di sebuah resto café, kini Oisin dan Chava berada. Resto café itu merupakan tempat yang sudah beberapa kali mereka datangi, karena menurut Oisin rasa makanannya enak meski harganya menguras kantong.
![](https://img.wattpad.com/cover/379199870-288-k975473.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl I Met That Day
Teen FictionBagi Oisin, Jaiko sudah seperti sosok pahlawan karena telah menyelamatkannya dari perundungan yang selalu ia alami semasa SD. Sayangnya, pertemuannya dengan Jaiko hari itu, sekaligus menjadi hari terakhir mereka bertemu. Meski semasa SMP Oisin sudah...