Episode 15

2 0 0
                                    

Chava lega bukan main melihat Michika akhirnya muncul di lokasi syuting meski terlambat sepuluh menit dari yang seharusnya. Tadi ketika Michika telepon, Chava sudah cemas bukan main. Saking khawatirnya, ia berulang kali menelepon Michika dan Oisin secara bergantian. Namun kedua anak itu sama-sama tidak menjawab panggilannya.

"Maaf, terlambat. Tadi ada insiden kecil." Michika meminta maaf pada Chava juga pada tim yang telah khawatir padanya.

Chava langsung menggandeng tangannya. Saat ini, tidak ada waktu bagi Michika untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sebab Michika sudah harus bersiap-siap melakukan syuting.

Setelah makeup dan berganti kostum, akhirnya proses syuting untuk iklan pertama Michika pun dimulai. Bisa dibilang, persiapan syuting ini terlalu mendadak dan tanpa persiapan yang proper. Michika hanya diberi brief singkat dan disuruh menghafalkan script pendek yang sudah diberikan oleh tim. Mereka diburu waktu, sehingga mereka harus melakukannya dengan cepat dan menyerahkan seluruh kepercayaan mereka kepada Michika yang jelas-jelas newbie.

Syuting iklan tersebut dilakukan di tempat terbuka. Tepatnya di salah satu taman kota yang ada di kota Jakarta. Pemilihan tempat itu dilakukan dengan sengaja karena tau tempat itu sering jadi tujuan masyarakat sekitar untuk melakukan aktivitas olahraga di weekend. Dengan banyaknya atensi orang-orang di sekitar yang melihat syuting secara langsung, diharapkan hal itu akan mampu meningkatkan rasa kepo dan animo masyarakat terhadap She-Ya.

Sementara Michika sudah sibuk dengan pekerjaannya, Oisin juga tampak sibuk. Ia baru saja berbicara dengan Radhea lewat telepon setelah Radhea kembali menghubungi ponsel Michika yang masih ada di tangannya. Dalam telepon itu, Oisin menjelaskan sebisa dan semasuk akal mungkin apa yang tadi sempat Michika katakan.

Dari pengalamannya ini, Oisin berani bertaruh bahwa berusaha meyakinkan dan mendapatkan kepercayaan Radhea jauh lebih sulit daripada Marinka. Sebagai bukti bahwa apa yang tadi Oisin jelaskan pada Radhea benar, Radhea meminta Oisin merekam live dan diam-diam kegiatan Michika saat ini. Dengan terpaksa, Oisin mengikuti permintaan pria paruh baya itu.

Oisin keluar dari mobil setelah kini Radhea melakukan video call. Kamera ponsel yang menyala pastinya kamera belakang. Kan tujuan Radhea untuk melihat Michika. "Itu. Anak Om lagi sibuk syuting." Oisin memperbesar tangkapan video agar Radhea bisa lebih jelas memperhatikan penampakan Michika.

Radhea tidak bersuara. Mungkin ia sedang serius mengamati apa yang sedang terjadi dan sedang Michika lakukan. Apakah Michika tidak sedang dalam kondisi dipaksa dan diancam.

"Michi baik-baik aja." Kata Oisin sambil ikut memperhatikan Michika. Oisin ingat betul, belum lama Michika marah-marah. Tapi sekarang, gadis itu sudah bisa tersenyum seolah tidak habis terjadi sesuatu yang membuatnya marah-marah seperti tadi. Harus Oisin akui, untuk satu hal ini, Michika bisa dibilang cukup profesional. Michika mampu memilah mana urusan pribadi, mana urusan pekerjaan.

Selain itu, coba lihat. Tidak hanya profesional. Michika juga tampak begitu cantik, manis serta cerah dalam balutan dress berwarna kuning. Dress yang pastinya sopan dan tidak terbuka seperti apa yang Michika bilang sebelumnya pada Radhea.

"Udah percaya, Om?" tanya Oisin mengubah posisi kamera menjadi ke arahnya.

Terlihat wajah Radhea yang lega. Penampakan via layar ponsel yang tadi ia lihat, membuatnya percaya. "Syukurlah. Om lega liatnya. Tadi Om benar-benar takut dan berniat buat nyusul Michi langsung ke lokasi syuting."

Oisin diam menyimak ucapan demi ucapan rasa kasih sayang yang begitu terlihat dari seorang ayah kepada anaknya. Hal yang tidak pernah ia dapat selama hidupnya.

The Girl I Met That DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang