Hi guysss
Jangan lupa vote dan komen
Bagaimana aku bisa menjelaskan dengan kata kata tentang perasaan yang tiba tiba datang dan tidak bisa ku cegah. Perasaan yang begitu hangat menjalar keseluruh tubuh ku yang beku. Mencairkan satu rasa yang terasa lebih bergejolak di waktu itu.
Bagaimana aku bisa memberitaukan nya, perasaan yang jelas dan nyata ini tapi sulit terungkap. Sekali pun perasaan itu ada dan tidak pernah salah. Tapi apa yang bisa ku lakukan hanya lah pasrah saat banyak orang mengecam ku, menghujat ku dengan kata kata paling kasar.
Apa aku yang ingin perasaan ini datang? Tidak. Dia datang dan berkembang dengan sendiri nya. Bagaimana bisa aku mencegah perasaan yang datang nya bukan dari ku.
Kata nya cinta itu murni dan hanya Tuhan yang mampu untuk memberi perasaan itu. Lantas kenapa hanya aku yang di hujat dan bukan Tuhan nya yang telah memberikan rasa yang salah ini.
Brak
"Yak! Lee Sohyun kau buta. Kau sudah membuat baju ku kotor. Yak!! Dengar aku tidak. Dasar tuli. Aakhh!! Baju ku"
Aku menyiram lagi air susu yang sudah basi ke baju wanita yang sok cantik dan sangat berisik itu.
Apa kata maaf itu begitu tidak berharga di hadapan orang orang beruang banyak itu. Kenapa tidak cukup dengan maaf dan semua selesai. Dia pikir aku akan takut pada nya. Heh, aku Lee Sohyun si anak pembunuh yang telah mati karena vonis mati atas kasus nya satu bulan lalu. Bahkan saat mati pun aku masih saja yang jadi sasaran hujatan atas kesalahan yang ayah ku perbuat.
"Masih kurang? Aku punya banyak" ucap ku dengan senyum di sisi bibir ku saja.
"Sialan kau. Awas kau"
Dia pergi dengan wajah memerah menahan marah. Sedangkan teman teman di kelas ku hanya bisa diam dan tidak ada yang berani mencari masalah dengan ku.
Aku sengaja membangun tembok tinggi dan membuat mereka takut dengan ku. Biar saja, itu lebih baik. Dari pada aku harus terus terusan di usik dan di kata katai dengan nama pembunuh.
Padahal ayah ku yang membunuh. Kenapa jadi aku dan ibu yang kena imbas nya. Bahkan kami di usir dari rumah kami sendiri. Tolol memang manusia manusia biadab itu.
Aku benci mereka. Dan aku berharap mereka menjadi aku di kehidupan mereka yang kedua.
Aku kembali menghela nafas panjang saat aku mengingat kembali kejadian penyiraman susu basi ke gadis sombong itu. Gara gara dia anak seorang mentri aku di tuntut untuk di berhentikan. Tapi untung saja ada salah satu guru yang membela ku. Dan meminta pihak sekolah untuk menskors ku saja selama satu minggu.
Entah guru baru itu hanya ingin empati atau simpati dari orang orang itu atau mungkin dari ku, entah lah. Aku bahkan sulit membedakan tulus dan tidak nya seseorang padaku. Yang jelas aku tidak perduli. Aku tidak keberatan untuk di keluarkan. Toh ibu ku juga tidak perduli dan sibuk dengan pekerjaan nya menjadi pelayan di salah satu tempat karaoke.
Kalian tau, melayani yang ku maksud apa? Melayani sesungguh nya.
Hah, entah apa dosa ku di masa lalu hingga aku bisa di lahirkan dari keluarga gila ini. Ayah seorang pembunuh dan ibu seorang pelacur. Sialan memang. Tidak adil betul hidup ku ini. Setidak nya Tuhan harus nya membuat salah satu dari orang tua ku menjadi manusia suci yang akan di elu elukan oleh masyarakat. Bukan malah mencaci ku karena dosa dosa mereka. Memang nya aku yang menginginkan untuk lahir dari rahim wanita dan pria itu. Aku saja merasa panggilan orang tua tidak pantas untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot
Fiksi PenggemarKhusus kapal BTS dan Kim Sohyun yang gak suka abaikan yang penasaran boleh lah mampir 18+