Part 20

1.5K 105 5
                                    

Selamat tahun baru para readers🎉🎉

HAPPY READING

"Dekk"

"Dek"

"Dek, bangun"

Huff

Hembusan nafas meniup telinga Alkana membuat ia terganggu dari tidur nyenyaknya, entah siapa pagi-pagi sudah mengganggu dirinya tidur.

"Dek"

"Ihh, apaan sihh" Ucap Alkana kesal sambil menggosok telinganya yang geli, sang pelaku pun tertawa pelan berhasil mengganggu tidur Alkana.

"Dek, bangun udah pagi" Ucap Aufar sambil mencubit pelan hidung Alkana.

"Aaaa abang jangan ganggu, adek masih ngantuk" Ucap Alkana merengek tidak ingin dibangunkan.

"Makan dulu, nanti baru lanjut tidur lagi" Bujuk Aufar dengan lembut.

Akhirnya, drama tidak mau bangun pun berakhir. Dengan Alkana kini sedang membersihkan diri didalam kamar mandi, sedangkan Aufar sudah pergi entah kemana.

Ceklek

"Baby" Panggil Zerafa pelan, sembari menelusuri keberadaan Alkana. Setelah ia mengetahui Alkana sedang mandi, Zerafa segera mencarikan baju untuk dipakai oleh Alkana.

"Eh, mami" Ucap Alkana sedikit terkejut dengan keberadaan Zerafa didalam kamarnya.

"Ini bajunya, terus kebawah sarapan ya baby muach" Ucap Zerafa dan tidak lupa dengan kecupan yang ia bubuhkan dikening mulus Alkana.

Alkana sempat terdiam sebentar, dalam hidupnya baru kali ini ia merasakan kasih sayang yang berlimpah. Walaupun bukan dari orang tua kandungnya, tetapi Alkana sangat bahagia rasanya. Jika ini mimpi, Alkana berharap ia tidak terbangun dari mimpi yang sangat ia inginkan ini.

"Dahlah, gue pake baju dulu" Gumam Alkana menyambar baju yang sudah Zerafa taruh diatas kasur miliknya.

Alkana berdiri di cermin full body sembari menatap kagum muka tampannya, padahal aslinya muka Alkana lebih ke imut sih.

"Wihhh ganteng banget gue ini, pasti ciwi-ciwi banyak tertarik sama gue" Ucap Alkana menatap kagum pantulan dirinya di cermin.

"Eh anjir, tadi mami nyuruh gue turun buat sarapan" Ucap Alkana sambil menepuk jidat paripurnanya pelan, setelah itu Alkana buru-buru turun kebawah untuk ikut sarapan bersama.

Ting

Tap tap tap

"Hehehehe" Cengir Alkana melihat seluruh anggota keluarganya sudah lengkap, tinggal dia yang gak ada.

"Kenapa terlambat, baby?" Tanya Felix dengan nada lembut, walaupun tidak terdengar lembut sama sekali.

Alkana hanya menyengir tidak jelas sembari berjalan kearah kursi kosong yang memang khusus untuk dirinya, yaitu disebelah oma dan daddynya.

"Semua, mari makan!" Ucap Gilbert sang opa yang menjadi pemimpin didalam keluarga Axelion.

Seluruh anggota keluarga Axelion makan dengan tenang tanpa adanya suara, kecuali si bungsu Alkana yang sibuk memisahkan sayur yang ada didalam piringnya.

Sedangkan Xeline, sang oma mengambil sayur yang dipisahkan oleh cucu bungsunya dan menyuapi sang bungsu dengan sayur tersebut. Walau harus dengan paksaan, Alkana hanya pasrah saat melihat muka memelas sang oma yang aslinya dibuat-buat. Hhhhh

~~~~

"BABY!!" Teriakan terdengar dari halaman belakang yang membuat semua anggota keluarga Axelion berlarian menuju kearah belakang mansion.

"Ada apa? Kenapa dengan baby? Hah, jawab Aufar" Tanya Felix dengan muka panik.

"Ada apa ini Aufar?" Tanya Servio dengan panik tetapi tertutup dengan muka datarnya.

Semuanya juga ikut bertanya dan membuat Aufar melongo tidak jelas, hari ini adalah hari libur jadi seluruh keluarga menikmati liburan mereka bersama keluarga.

"Aufar, ada apa ini?" Tanya Kenny dengan nada tegas dan menyadarkan Aufar dari bengong nya.

"E-eh itu, baby-" Ucap Aufar

"ADA APA DENGAN BABY?!" Teriak mereka semua bertanya pada Aufar yang melirik atas pohon mangga yang sangat tinggi.

Verrel yang langsung paham dengan lirikan mata Aufar pun dengan segera kebawah pohon mangga tersebut, yang lain hanya menatap Verrel bingung sebelum akhirnya Aufar menunjuk kearah pohon mangga.

"BABY!!" Teriak Verrel dengan muka yang memerah menahan amarah, sedangkan Alkana yang sedang memakan mangga terkejut dan segera memeluk pohon mangga tersebut agar ia tidak jatuh.

"NAPA SIH TERIAK-TERIAK, KALO KANA JATUH GIMANA HAH?!" Ucap Alkana yang ikutan teriak juga, hal tersebut membuat Verrel marah.

"JIKA KAMU TIDAK TURUN SEKARANG JUGA, ABANG BAKAL TEBANG POHONNYA!!" Teriak Verrel kembali dan mengkode para bodyguard untuk mengambil alat penebang pohon.

Alkana dibuat panik dengan tindakan sang abang, ia tidak mau pohon mangga yang berbuah lebat ini ditebang begitu saja.

"JANGAN!" Teriak Alkana dengan buru-buru turun dari pohon mangga yang tinggi pake banget tersebut dengan cara melompat ke arah Verrel, hal tersebut membuat jantung semua orang disana berhenti sejenak. Tapi Alkana selamat kok, untung saja Verrel dengan cepat menangkap tubuh sang adik.

"Nakal ya kamu" Ucap Zerafa sembari menjawil hidung mungil Alkana, sedangkan sang empu hanya menyengir gak jelas.

"Tunggu hukumanmu, baby" Bisik Verrel tepat ditelinga Alkana.

Alkana menelan ludah dengan susah payah mendengar bisikan ditelinganya, setelah itu Verrel membawa Alkana yang berada dalam gendongan koalanya dibawa masuk kedalam mansion.

Melihat Verrel membawa Alkana, para anggota lain pun ikut masuk ke dalam mansion juga. Mereka ingin memberikan hukuman kecil untuk bungsunya yang sudah nakal, tetapi tidak meninggalkan trauma bagi sang bungsu.

"Huff, moga aja adek selamat" Ucap lirih Allen yang sudah capek dengan kelakuan sang adik.

Pukk

"Adek bakal baik-baik aja" Ucap Revano yang menepuk pundak Allen, lalu Revano masuk kedalam mansion ikut bergabung dengan para anggota lain.

"Mungkin ucapan Vano benar, dahlah ngapain gue ngomong sendiri anj*rr" Monolog Allen lalu ikut menyusul Revano yang sudah duluan masuk ke dalam mansion.















TBC

Mon maap nih yee dikit
Lagi gak mood saya, apalagi hari pertama pms.

Saran dong, baby Kana bikin kenakalan apalagi yaa.

Apa bikin modar aja biar cepet tamat?


Typo tandai!!!

Vote, komen, follow

Baybay

ALKANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang