First Day

256 25 3
                                    

   Apa?! Ja... jadi... gadis itu...

   Nasib buruk seperti apa yang akan kudapatkan?

   "Yah, itu cuma salah satu legenda sekolah sih, jangan dianggap serius, itu cuma mitos!" Kata Vanka sambil tertawa kecil dan berjalan kembali. 

   Duh... bagaimana kalau legenda itu betul?! 

   Aku segera menyusul Vanka yang sudah setengah jalan dari sekolah dengan perasaan bingung, takut, dan cemas. Nasib buruk seperti apa yang akan terjadi? Di bully satu kelas?  Mendapat hukuman dari guru killer? Jatuh dari tangga hingga patah kaki? Duh! Semoga semua itu tidak terjadi!

   Saat kami sampai di Gedung SMP Azalea, kami berpisah, Vanka pergi ke kelas 7-D kelasnya, sementara aku menuju ruang guru untuk mengkonfirmasi kelasku.

   Dalam perjalanan menuju ruang guru, aku berpapasan dengan seorang guru yang membawa buku absen kelas. Saat guru itu melihat wajahku, dia berhenti dan segera membuka buku absen kelas dan mengatakan, "Kau... Eliza Scarlett kan? murid yang baru saja pindah kemarin itu?"

   Aku hanya mengangguk kecil pada guru itu. Sepertinya dia wakil kelasku.

   "Oh, kenalkan aku wakil kelas barumu, panggil aku Miss Ghina. Kau kelas 7-A, ikut aku." imbaunya lalu berjalan kembali. Yah, aku tidak sekelas dengan Vanka...

   Miss Ghina membawaku ke kelas 7-A yang berada di lantai dua dan diujung lorong. Aku tiba-tiba merasa minder sebab aku pasti akan disuruh memperkenalkan diri di depan kelas.

   Miss Ghina membuka pintu kelas dan masuk ke dalam kelas. Kelas yang awalnya ribut seketika hening ketika Miss Ghina masuk. Aku mengikuti Miss Ghina dan berhenti disamping meja guru. Setelah Miss Ghina duduk, Miss Ghina mengatakan, "Nah, anak-anak kita kedatangan murid baru, silahkan memperkenalkan dirimu," Katanya.

   "Na...namaku Eliza Scarlett, panggil aku Liz, sa... salam kenal!" kataku dengan sedikit tergagap. Duh... semua mata di kelas ini menatapku, aku jadi malu!

   "Nah anak-anak, bersikap baiklah pada murid baru kita, dan tetap menjaga kerukunan kelas, oke?" kata Miss Ghina disertai seruan "Iya Miss!" dari para murid. "Nah Liz, tempat dudukmu di... paling belakang, bangku nomor dua dari jendela ok?" kata Miss Ghina. Aku hanya mengangguk lalu berjalan menuju bangku paling belakang.

    Aku duduk di kursi paling belakang dan tiba-tiba saja gadis berkacamata  yang duduk di depanku berbalik. "Hai! Namaku Nicole! Salam kenal ya!"katanya dengan senyuman manis.

   "Ah, aku Liz, salam kenal..." balasku sambil membalas senyumannya juga. Nicole tersenyum manis kembali dan menghadap kedepan lagi. Sepertinya aku mendapatkan teman yang baik. Aku menoleh ke arah kiri untuk melihat siapa yang duduk di sampingku. Ternyata orang yang duduk disampingku adalah seorang laki-laki yang sedang menelungkup di meja.

   "Ha...halo namaku Liz, salam kenal." kataku pada laki-laki itu. Laki-laki itu terbangun dan...

   Sial!

***

   "Udah, ikhlasin aja Liz," kata Vanka sambil menyeruput jus jeruknya. Saat ini kami berada di kantin saat jam istirahat. 

   "Duh! kenapa sih aku bersebelahan sama cowok itu?!" umpatku pelan. Yah, sebelum kami berpisah ke kelas masing-masing, Vanka berkata agar ketemuan di kantin saat jam istirahat.

   "Mungkin karena kau bertemu dengan gadis penunggu taman kau jadi kena sial kan?" Kata Vanka diiringi oleh tawa. Aku memasang tampang cemberut hingga Vanka berhenti tertawa. Aku memang sial karena duduk bersebelahan dengan Riki si Pencela itu. Entah kenapa, aku sedikit benci pada Riki, mungkin karena di pernah mengataiku "cupu". 

   Aku menghela napas, dari sekian banyak siswa di AzCa, kenapa yang jadi teman sebelahanku itu Riki? Hufft... 

   "Hai Van, Hai Liz!" sapa Rei yang tiba-tiba berada di samping meja kami. Seperti biasa, Rei datang dengan cengiran khas di wajahnya. Namun yang membuatku jengkel adalah sosok Riki yang berada di belakang Rei dengan tampang jutek.

   "Hai Rei! Ada apa?" balas Vanka lalu menggigit cheese burger-nya.

   "Ini loh, tentang kegiatan klub kita,"

   "Oh iya! Liz, hari ini aku ada kegiatan klub jadi aku bakal pulang malam, ok?" kata Vanka memberitahuku.

   "Kau punya klub?" tanyaku.

   "Yah, gitu deh, Klub Drama." kata Vanka. "Apa kau mau bergabung dengan Klub Drama?" 

   "Em... entahlah, nanti akan kupikirkan..."

***

   Aku kesepian di kamar malam ini. Vanka sedang ada kegiatan klub dan aku sendiri di kamar. Setelah berdiam diri sejenak, aku mengambil jaketku dari lemari dan memakainya. Setelah itu, aku keluar dari kamar. Aku ingin refreshing sebentar

   Aku berjalan menuju taman depan asrama dan duduk di kursi gazebo-nya. Aku memandang bulan purnama yang bersinar indah.

   "Malam yang indah untuk memulai sebuah kutukan bukan?"

   Aku terperanjat.

   Gadis misterius di taman itu kini berada dihadapanku secara tiba-tiba.


*To be Countinued*


Author's Note: 

Hai readers~

Akhirnya Pandora Box mulai memasuki inti cerita~ vote and comments-nya ya!


   

   

   

Pandora BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang