Pandora Box

156 22 0
                                    

Cerita tetap berjalan. Sang pangeran yang terpesona melihat kecantikan Cinderella 'pun ingin berdansa dengan Cinderella. Begitu pula Cinderella yang jatuh cinta pada pemandangan pertama pada sang pangeran. Mereka berdua pun berdansa di tengah-tengah aula kerajaan. Mereka berdansa dengan dengan sempurna. Sangat sempurna.

Dan saat itulah. Hatiku diserang oleh perasaan yang tak memiliki nama.

Aku tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya. Perasaan yang seolah-olah terbakar akan sesuatu dan tak dapat dijelaskan.

Ada apa ini? Dada kiriku begitu sakit. Seketika waktu berhenti untukku. Semua suara berhenti. Semua indra tubuhku terfokuskan kepada satu titik.
Sang pangeran dan Cinderella yang berdansa di tengah-tengah panggung.

Melihat mereka yang saling menatap satu sama lain. Melihat mereka berdansa dibawah sorotan spotlight. Semua itu membuat dada ini semakin sakit. Ada apa ini!

Kumohon... hentikan!

Dan menit itu juga aku keluar dari theater itu.

***

Aku berlari dan berlari. Pikiranku kosong. Yang ada dipikiranku hanya pergi dari theater itu juga. Semakin jauh kuberlari semakin hilang rasa sakit di dada ini.

Aku berlari hingga di taman depan asrama. Aku berhenti dan terduduk di bangku taman.

Ada apa sebenarnya? Kenapa aku menjadi tidak karuan begitu? Apakah ini rasa... cemburu? Eh, tapi... dengan siapa?

Eh... tunggu.

Apa ini?

Air... mata...?

***

Bulan bersinar terang temaram malam itu. Angin malam berhembus membawa keheningan malam. Burung hantu diatas dahan pohon menajamkan matanya untuk mencari mangsanya. Suara-suara hewan malam memecahkan keheningan malam.

Liz yang terduduk di bangku taman masih bertanya-tanya dengan air mata yang mengalir dari pipinya. Sampai akhirnya dia menyadari ada sesuatu diantara bunga-bunga azalea. Apapun itu, yang pasti 'sesuatu' itu seolah-olah mengeluarkan aura yang gelap.

Seolah menginginkan kehadiran Liz, aura itu mulai menarik perhatian Liz. Liz yang heran dengan 'sesuatu' itu mulai berjalan menuju 'sesuatu' itu.

Melewati bunga-bunga azalea yang mekar dengan sempurna, Liz sampai di depan 'sesuatu' itu. Ternyata 'sesuatu' itu adalah sebuah kotak. Kotak itu berukuran sedang dan berlapiskan kulit dengan setiap sisinya dilapisi dengan emas yang dimotifkan sedemikian rupa.

Apakah kotak ini punya seseorang yang terjatuh? Dia bertanya dalam hati.

Liz yang keheranan 'pun memungut kotak itu. Seperti ada sesuatu yang mengikat antara kotak itu dan Liz, Liz serasa ingin membuka dan melihat isi kotak itu. Entah mengapa, sebagian hatinya berteriak untuk tidak membuka kotak itu sebagian hatinya pula berteriak untuk membuka kotak itu. Firasatnya mengatakan agar tidak membuka kotak itu. Namun disisi lain dia sangat penasaran dengan isi kotak aneh itu.

Namun dalam keadaan apapun, hampir selalu rasa penasaran yang menang. Maka dari itu, dia mengabaikan hatinya yang berteriak untuk tidak membuka kotak itu dan firasat buruknya.

Dia melihat kekiri dan kekanan untuk memastikan bahwa tak ada orang yang melihatnya.

Dengan perlahan, dia membuka kotak itu.

Dan...

***

"Dan akhirnya, Pandora yang telah dimakan oleh rasa penasarannya memutuskan membuka kotak itu. Seketika ketika kotak itu terbuka, segala , kebencian, kedengkian, keputusasaan, penderitaan, dan segala keburukan itu menyebar ke seluruh dunia dan menjangkiti umat manusia. Pandora kemudian melihat ke dalam kotak dan menyadari masih ada satu hal yang tersisa di sana: sebuah harapan."

***to be continued***

Author's Note:

The most gaje part ever! Ya aku tahu itu. Tapi sudah memasuki klimaks *yeee
Oya, mulai sekarang, Pandora Box akan terbit tiap hari Minggu kalau gak ada halangan dan hari-hari tertentu ketika author pengen update

Keep, keep, enjoy~

(Haruna_ika, 23 January 2016)

Pandora BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang