The Answer

103 15 6
                                    

Liz tertegun. Itu dia! serunya dalam hati. Akhirnya, dia telah berhasil memecahkan teka-teki Pak Tua Bernard!

***

Liz tersenyum bangga pada dirinya sendiri. Akhirnya ia bisa memecahkan teka-teki Pak Tua Bernard. Semangat membara di dalam hatinya. Ia tak sabar menceritakan jawabannya kepada teman-temannya. Dan melebihi apapun, ia tak sabar untuk memecahkan misteri penyerangan salah satu kakak kelasnya itu bersama teman-temannya. Lagipula, mereka telah diberikan izin dari Sir. Gerrard untuk meneliti kasus ini.

Jam dinding telah menunjukkan pukul setengah delapan. Namun Vanka tak kunjung datang. Liz menghela napas. Gadis berambut hitam pekat itu kemudian duduk di kursi meja belajarnya dengan menopang dagunya dengan tangannya. Dan pikirannya pun kembali melayang.

Dia memikirkan banyak hal. Namun hal yang paling mengganjal di pikirannya adalah keadaan sekolah ini yang terlihat begitu tenang, padahal telah terjadi kasus penyerangan kepada salah satu siswinya. Mengapa pihak sekolah mengizinkan kegiatan klub tetap berjalan hingga malam begini? Pelaku dari penyerangan ini belum ditangkap namun mengapa pihak sekolah terlihat begitu tenang?

Sekali lagi, Liz menghela napas. 'Kenapa aku malah mencurigai pihak sekolah?' pikirnya. Ia merasa aneh kepada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, Liz menyadari sebuah kotak di meja belajarnya. Ia mengambil kotak berlapis kulit dengan ukiran-ukiran emas di setiap sisinya itu. Liz mengingat kotak ini. Ia pernah memungut kotak ini di taman bunga sekolah. Kotak itu tergeletak begitu saja di antara bunga-bunga azalea pada saat itu. Ia berniat mencari pemilik asli kotak itu, tapi setelah kejadian-kejadian yang ia alami selama ini, ia jadi tak punya waktu untuk mencari pemilik asli kotak itu.

'Sebenarnya kotak apa ini?' pikir Liz. Dilihat dari penampilannya, kotak ini terlihat seperti kotak yang berharga. Apalagi ukiran-ukiran emas di setiap sisinya terlihat bernilai tinggi. 'Setelah semua kejadian ini berakhir, aku akan mencari pemilik kotak ini.' tekadnya dalam hati. Ia lalu mengembalikan kotak itu di meja belajarnya.

Liz kembali tenggelam dalam pikirannya. Ia menatap bintang-bintang di langit malam melalui jendela kamarnya. Bintang-bintang itu terlihat begitu jelas karena sedang musim panas. Sejak kecil, Liz selalu tertarik dengan bintang-bintang. Dia sendiri tidak tahu mengapa dirinya tertarik dengan bintang-bintang. Jika kau memandang cahaya bintang-bintang, itu berarti kau sedang melihat masa lalu. Bukankah itu ajaib?

Tok...tok...tok...

Liz langsung tersentak ketika mendengar suara ketukan pintu. 'Itu pasti Vanka!' serunya dalam hati. Ia segera berlari menuju pintu dan membuka pintu kamarnya dengan penuh semangat. "Vanka! Selamat dat..."

Ucapan dan semangat Liz tiba-tiba terhenti ketika ia mendapati orang yang berada di depan kamarnya ternyata bukan Vanka yang ditunggu-tunggunya . Melainkan seseorang yang tidak dikenalnya...

***To be continued***

Pandora BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang