Istana bukan lagi tempat aman bagi mereka, bahkan dari kejauhan kerajaan itu dipenuhi oleh penjaga yang berpatroli.
Sunghoon yang sedang mengandong Sunoo hendak berbalik arah untuk kembali memasuki hutan meninggalkan kawasan penduduk
namun baru saja menoleh Sunghoon terperanjat melihat seorang petani yang sedang mengangkat dagangan sisanya, mereka bertiga saling tatapan.
"selamat malam pa-" belum sempat menyapa, petani itu langsung berteriak.
"dia! dia ada disini!"
tanpa banyak basa-basi sang pangeran langsung melarikan diri, tetap setia membawa rubah kecil itu dalam pelukan nya.
para warga sekitar berhamburan keluar dari rumah, satu persatu mengejar mereka.
Sunoo bisa melihat beberapa bayangan yang mengejar dari belakang punggung sang pangeran, ia mengeratkan tangannya yang melingkar di sekitar leher Sunghoon, situasi terlalu komplete untuk diatasi.
semuanya menjadi lebih sulit saat Sunghoon memilih langkah salah, kini tembok besar menghalangi pelarian mereka.
Tidak kehabisan ide, Sunoo yang memang notebene nya begitu cerdik Langsung menunjuk kearah atap rumah warga, beruntung Sunghoon tak mengalami lag pada otaknya lagi dan mengangguk cepat.
Ia menepuk bahunya memberi isyarat agar Sunoo dapat naik ke atas atap lebih dulu dengan mudah.
"naik" bisik Sunghoon membiarkan si rubah menginjak bahu nya, kemudian ia ikut menyusul sembari di bantu oleh Sunoo.
berita itu dengan cepat meluas, para pengawal dengan sigap dikerahkan turun untuk mencari mereka selayaknya buronan.
Sunoo dan Sunghoon mempercepat langkah mereka, melompat dari satu atap ke atap lainnya.
Mereka berdua berusaha untuk tidak menarik perhatian, tetapi saat melompat, salah satu atap retak dan mereka hampir terjatuh. Dengan cepat, Sunoo menangkap tangan sang pangeran dan menariknya kembali.
Di tengah pelarian, mereka tiba di sebuah pasar malam yang ramai. Keduanya memutuskan untuk bersembunyi di antara kerumunan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan menggunakan teknik penyamaran, mereka melepaskan aksesoris yang menunjukkan mereka adalah bangsawan lalu berbaur dengan warga.
Namun, pengawal masih mencari mereka, dan tidak akan berhenti sampai menemukan keduanya.
Setelah beberapa saat bersembunyi, mereka mendengar suara pengawal yang semakin dekat.
Tanpa pilihan lain, mereka kembali ke atap dan melanjutkan pelarian, dalam perjalanan, mereka harus menghadapi berbagai rintangan, termasuk atap yang licin dan gang-gang sempit.
keahlian dan kerja sama membuat sang pangeran serta si rubah akhirnya berhasil mencapai tepi kota, di mana mereka menemukan ladang tak berpenghuni serta sebuah gubuk kecil, cukup untuk persembunyian yang aman.