23|. bye -PAP

455 37 6
                                        

Dalam pertarungan yang sengit, sang pangeran park berhasil menjatuhkan beberapa pengawal.

Sunghoon menghunus pedangnya, bergerak cepat, menghindari serangan pengawal yang mencoba mengepungnya.

Suara logam berdentang namun, pengawal terus berdatangan, mereka tak mau mengalah dan terus bangkit setelah sang pangeran berhasil memberi cedera ringan.

Sunoo yang telah di lempar ke kereta kuda mulai mengamuk, mengigit salah satu tangan sang pengawal tetapi alhasil ia mendapatkan sebuah tamparan keras.

"jangan sentuh dia!" Meskipun memiliki semangat juang yang tinggi, jumlah musuh membuatnya terdesak.

Kekuatan yang menipis dengan napas yang berat dan tubuh yang lelah, pria jangkung itu merasa bahwa ia tidak bisa terus berjuang. 

ketika Sunghoon tenga memproses pikiran nya, salah satu pengawal yang tak ingin membuang waktu langsung mengangkat tongkatnya, memukul keras tepat pada punggung Sunghoon hingga pangeran itu sesak dan terjatuh.

luka di perutnya kembali terbuka mengucurkan darah segar, melihat sang pangeran pingsan para pengawal mulai menggeret tubuhnya seolah tak memiliki harga diri lagi.

mereka melempar tubuh lemas itu ke dalam kereta, Sunoo melotot, jantungnya berdegup kencang melihat kondisi Sunghoon yang tak berhasil melawan para pengawal.

"Sunghoon! Bertahanlah! Aku di sini!"
ia menyentuh punggung Sunghoon dengan lembut, mencoba memberikan kekuatan.

Namun melihat darah yang terus mengalir, Sunoo merasa putus asa.

Dalam keadaan genting Sunghoon membuka matanya, meski wajahnya pucat ia berusaha tersenyum, rasa sakit membuatnya sulit berbicara.

"Sunoo... aku... tidak tahu... apakah aku bisa bertahan"

"Jangan bicara seperti itu! bodoh!"

Dengan hati yang penuh ketakutan, Sunoo mengatur posisi sang pangeran, membaringkannya di pangkuannya.

ia mengusap lembut rambut Sunghoon, berusaha memberikan kenyamanan di tengah kepedihan yang melanda.

"Tidurlah di sini. Aku akan memikirkan cara kabur dari sini" Sunghoon menatap Sunoo dengan mata yang mulai berat.

seolah menggambar perasaan kecewanya karena tak bisa menjaga Sunoo dan gagal menepati janjinya yaitu mencari kehidupan baru.

Sunoo menundukkan kepalanya, menahan air mata yang ingin jatuh, ia sadar bahwa waktu mereka semakin sedikit.

~ • ~

Dinding-dinding dingin dan gelap seolah mengurung harapan mereka, tubuh mereka diperlakukan dengan sangat kejam.

Setelah beberapa saat, Sunghoon mendapatkan penanganan dari tabib kerajaan. Meskipun lukanya belum sepenuhnya pulih, dia merasa sedikit lebih baik.

Di dalam sel yang sempit, Sunoo duduk di sisi Sunghoon, berusaha memberikan dukungan. Sunghoon terbaring di atas jerami kering, wajahnya masih tampak pucat, tetapi ada kilau harapan disana saat ia melihat Sunoo di sampingnya.

Ketika malam semakin larut, rubah itu meraih tangan sang pangeran, menggenggamnya erat.

kehangatan membaluti rasa cemas Sunoo, mendengar detak jantung Sunghoon yang pelan tetapi stabil.

"kenapa kita sampai di kejar seperti ini? dan kamu tak layak diperlakukan seperti sekarang, pangeran"

"karena mereka iri dengan kita"
kekehnya lembut, sang pangeran berusaha menghapus jejak kesedihan di wajahnya.

PRINCE A PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang