E P I L O G

547 41 13
                                        

Setelah hari kelam, huru hara mulai terjadi diantara dua kerajaan, kekerabatan kerajaan Park dan Kim putus, bahkan raja park langsung murka dan memerintah semua pasukannya untuk menyerang.

semetara itu seseorang juga di jatuhkan sangsi berat namun tidak sampai mengambil nyawa.

Sang raja the anggelos Kim, masih sedikit memiliki simpati, hanya karena pemuda Kim itu keturunan darah dagingnya dan lebih memilih mengasingkannua.

Walaupun di asingkan, setidaknya ia tak terlibat maupun menjadi target dalam perperangan sengit antara dua kerajaan besar.

Keesokan harinya Sunoo di giring oleh pengawal menggunakan kuda menuju sebuah hutan belantara, sangat jauh dari pemukiman warga.

ia di turunkan dan dibekali sebalut kain berisi beberapa baju, makanan, minuman, alat musik dan senjata untuk berburu.

Di detik ini pemuda itu hanya melamun, pandangan nya kosong seolah dunia telah lenyap.

pengawal yang menuntun nya kini menarik kuda mereka berbalik dari sana meninggal ia sendirian di hutan belantara.

Dengan hanya berpakaian sederhana dan alat seadanya ia mulai menjelajahi hutan yang lebat, suara burung dan gemerisik daun seolah menjadi pengingat akan kehidupan yang telah ditinggalkannya.

Ia belajar untuk mengumpulkan buah-buahan liar dan sayuran, tapi hal ini malah mengingatkan nya kepada sang kekasih.

"haha..." Ia terkekeh kecil mengingat momen-momen indah tersebut.

air mata secara murni mengalir membasahi pipinya, menetes ke buah buah berry yang sedang ia ambil.

ia berjalan di antara pepohonan, seraya memegang pedang yang terasa teramat berat.

Setiap kali ia melihat buah-buahan berwarna cerah, ingatannya kembali pada Sunghoon yang suka memetik buah-buahan.

ia merindukan sumringah nya, suara tawanya, dan cara Sunghoon membuat segalanya terasa lebih indah.

Ketika menjelang malam ia mulai membangun tempat perlindungan dari ranting dan daun, berusaha melindungi diri dari cuaca buruk dan binatang buas.

Sejenak ia beristirahat di depan gubuk kecil yang baru ia bangun, menatap kearah langit yang berangsur menggelap.

Duduk di bawah cahaya bulan, menciptakan kehadiran Sunghoon di sisinya, ia berbisik pada angin

"Sunghoon di sana?"

"kau salah satu bintang itu ya?"

"apa yang kau lakukan disana?"

gumam kecil terus lolos dari bibirnya, tak salah jika seseorang menganggap nya gila saat ini.

"kau inget? pertama kali kita bertemu? di atas genteng aku benci setiap kali kau mengejar ku seperti buronan pada malam itu"

Malam-malam mereka di atas genteng menjadi ritual yang sangat berarti, mereka berbagi segala hal, mulai dari rahasia kecil hingga membicarakan masa depan.

Sunghoon selalu memiliki cara untuk membuatnya merasa nyaman, seolah tidak ada yang bisa mengganggu kebahagiaan mereka.

Semua kenangan indah itu terasa menyakitkan, ia merindukan sosok pangeran itu, yang kini hanya tinggal kenangan.

Dia teringat saat Sunghoon berjanji untuk selalu ada di sisinya, tidak peduli apa pun yang terjadi. Rasa kehilangan yang mendalam membuat air mata mengalir di pipinya.

"... hic..."

Setiap kali angin berhembus, ia merasa seolah mendengar suara Sunghoon memanggil namanya, ia menutup kedua telinganya menggunakan tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRINCE A PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang