Twenty Three

1K 106 31
                                    

-Ashley POV-

Semua orang menatapku.
Di kelas, koridor, hampir dimanapun aku berada. Tapi beruntung aku tidak peduli terhadap mereka jadi meskipun beberapa cewek memakiku ketika aku melewati mereka, tidak berpengaruh apapun terhadapku.

Walaupun sebenarnya aku sangat ingin meninju payudara mereka.

Tadi sebelum berangkat sekolah ayah berpesan padaku untuk meminum sebuah pil yang jenisnya cukup beragam. Tapi ia tidak memberitahu untuk apa semua pil-pil itu. Tapi karena aku yakin ia tidak akan membunuhku, aku menghabiskan semuanya.

Well, sekarang aku ada di taman bersama anggota klub jurnalis. Kelly bilang ada pertemuan penting hari ini dan mengharuskan semua anggota hadir. Padahal tadi aku sempat terfikirkan untuk kabur saja.

"Kurasa kita sudah lengkap? Satu, dua, tiga, lima belas," Kelly menghitung kami.
"Sembilan belas. Wait dimana Taylor?"

Kami menggeleng. Cewek satu ini memang sangat sering membolos. Jadi tidak ada yang heran.

"Err..whatever kita mulai saja"

Kelly berdeham, membenarkan tempat duduknya sebelum ia mulai bicara.
"Tadi Mr. Jace menyampaikan padaku bahwa kita mendapat tugas untuk mewawancarai beberapa orang, untuk kepentingan buku tahunan sekolah. Kita akan memenuhi buku itu dengan kerja keras kita! Tidakkah itu keren?" Ia mengepalkan kedua tangannya di udara, menahan teriakan. tapi kurasa tidak ada yang sepihak dengannya karena semua orang hanya diam, eh?

"Well.... aku telah membagi tugas. Ada beberapa narasumber. Dari beberapa klub sekolah, guru-guru dan siswa. Kita juga akan membuat semacam dokumenter dan kau Derek, seperti biasa bertugas sebagai cameraman. Dan..-"

"Kenapa aku?" Derek memprotes.

Kelly melipat tangan di dada, "Karena aku bilang begitu. Atau kau mau mewawancarai Mr. Tomas ?"

Mr. Tomas. Kepala sekolah paling ditakuti orang-orang seperti derek. Berandalan, tapi kabar baiknya ia mau berpartisipasi dalam tugas ini.

Derek mendecak, tidak punya pilihan lain selain pasrah.

"Bagus. Aku dan Chloe akan mewawancarai Sophia sebagai kapten cheerleader. Caleb dan hailey di klub teater. Ashley dan Taylor, kalian ke klub baseball. Ada yang keberatan?"

Baseball.

Aku mengangkat tangan kananku.
"Yap Ashley?"

"Uhmm..mungkin sebaiknya aku mewawancarai guru-guru?"

Kelly tersenyum singkat, "Tidak Ashley sayang. Guru-guru akan mendapat giliran setelah kita selesaikan klub-klub ini so.."

Oke ibu masukkan aku ke rahimmu lagi.

kenapa harus klub dimana terdapat dua makhluk yang paling tidak ingin kutemui lagi? Dosa apa yang telah kuperbuat, Tuhaaann??

Kelly menjentikkan jarinya di depan wajahku. seketika aku terkerjap.

"Kau baik-baik saja, Ash?"

"Ak..-"

"Bagus kalau kau tidak apa-apa. Karena aku ingin kita selesaikan ini SECEPATNYA. Kalian paham?"

Semua murid tampak bergumam tidak jelas. Oh ini akan jadi pekerjaan yang sulit.

Aku merapihkan catatanku ke dalam tas, lalu seorang cewek mendekatiku dan berdiri di hadapanku dengan tangan terlipat.

"Kau tau? Usahamu itu hampir berhasil, Cranham. Aku penasaran, kenapa Matt mau dijadikan alat olehmu" Kenny tertawa sinis, "Tapi tetap. Kau tidak akan pantas bersama Matt"

Don't Touch He's Mine !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang