Two

2.4K 161 0
                                        

Aku mengetuk pintu rumah di depanku. mungkin aku mengganggu pemiliknya yang sedang tidur siang atau sekedar bersantai. tapi aku harus mengatakan ini.

tak sampai lima menit seseorang membukakan pintu sambil menguap. itu sahabatku.

"Hoaamm..hai ashley. what's up?" katanya.

aku mengintip ke dalam rumah melalui celah bahunya. "boleh aku masuk?"

ia mempersilahkanku masuk lalu kami duduk di sofa.

"bukannya tidak senang kau disini, tapi tumben sekali kau mampir disaat kau tau temanmu ini sedang hibernasi? dan wajahmu. ada apa dengan wajahmu? kusut sekali.."

Aku tertawa kecil mendengar kalimat perempuan imut ini yang entah sejak kapan mengecat rambutnya menjadi blonde?

"hem,,maaf mengganggu 'hibernasi'mu laura. tapi harus ku katakan bahwa aku akan segera pindah ke LA" aku terdiam. laura terdiam. lima menit berlalu dengan awkward. tapi aku masih menunggu reaksi laura. sepatah katapun?

"oh"

well, dia benar- benar mengatakan sepatah kata nya. lalu ia bangkit dari kursi dan menaiki tangga seolah aku tidak ada disana seperti orang bodoh yang memperhatikan punggung sahabatnya menghilang dibalik pintu kamarnya.

"Laura ! " aku mengikutinya ke kamarnya.

"Hey jadi bagaimana?" aku merasa seperti seorang ibu muda yang merayu gadis kecilnya untuk makan.

"apanya yang bagaimana? " dari nada bicaranya ia tidak sedang bercanda.

"ya tuhan Laura! aku akan pindah ke tempat yang jauh dan kau hanya bilang "oh" dan pergi begitu saja? '' kali ini aku merasa sedang berbicara dengan pintu kamar laura.

Tapi tidak ada jawaban dari dalam. aku mengetuk pintunya, "Laur? kau baik saja?"

tiba-tiba ia membuka pintunya sampai membuatku tersentak kebelakang.

"kau serius ashley?"

kadang aku bertanya- tanya apakah tuhan pernah salah menciptakan manusia. karena kalau memang benar pastilah laura salah satu produk gagal itu. tidak, aku bercanda.

aku tersenyum kecil, "KAU PIKIR AKU SEDANG MELUCU?? aku serius laura sayang... setelah ini pasti ponselku berde..-"

ddrrrtt..ddrrttt....

"-...ring"

"iya ayah?...tentu saja...tidak, hanya mengobrol sebentar...untung saja dia tidak mengamuk, mungkin belum...pasti...oke lima menit lagi "

"sampai dimana kita? oh aku ingat. laura sayang, aku akan kembali saat natal aku janji. "

"kau tidak akan melupakanku kan?"

"tidak akan selama aku hidup"

"tidak lupa menelfonku okay?"

"okay."

"okay"

"okay"

"Ya tuhan ! stop it laur! haha baiklah sampai jumpa saat natal"

kami berpelukan. menggoyangkan tubuh kami. sekeras apapun aku mencoba membendung air mata ini, sekeras itu pula air mataku memberontak untuk terjun. dan aku merasakan bahuku basah oleh air mata laura.

kami melepaskan pelukan, tersenyum untuk yang terakhir kalinya, lalu aku melihat ayahku di pintu depan.

               *****************

Yuhuuuu..... jangan lupa tinggalkan jejak ;) nggak masang wajah mereka biar kalian bayangin aja ya...

Don't Touch He's Mine !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang