"Aku pulang." Aku memasuki rumahku yang....baru dicat ini. Tampaknya ayah yakin kami akan tinggal lama disini.
"Ouch" sial kakiku tersandung kaleng cat. Aku senang di sekolah baruku ini kami para murid tidak harus pulang sore seperti sekolah terakhirku di kanada. Jadi aku bisa berlama-lama di depan laptop melakukan apa saja. aku biasa menulis, tapi aku hanya membiarkannya menjamur di file laptopku daripada menerbitkannya.
Aku tidak melihat tanda-tanda keberadaan ayahku disini. Biasanya ia akan mulai kerja dua hari setelah pindah. Kemana dia?
"Ayaahh?" Aku mencari ke dapur, ruang tamu, kamarnya, tidak ada siapapun disini. Baiklah, mungkin ia hanya sedang melihat-lihat.
dok.dok.dok.
Aku memutar bola mata. Ah pasti itu ayah.
Aku membuka pintu dan agak kaget melihat bahwa itu bukan ayah. Seorang cowok jangkung mengenakan cardigan yang dilipat bagian lengannya, langsung menoleh begitu aku membukakan pintu.
"Umm..hai" katanya dengan suara berat.
"Hai." Aku agak memicingkan mataku, berusaha mengingat-ingat apa aku mengenal orang ini.
"Ow aku patrick. Itu rumahku" ia menjabat tanganku lalu menunjuk sebuah rumah tepat di sebelah rumahku.
"Ow aku ashley."
"Sebenarnya tujuanku kesini untuk meminjam alat pemotong rumput. Kau tau kebunku terlihat seperti hutan dari sini"
Bruh.
"Baiklah, hmm...dimana aku meletakkannya..nah itu ambil saja" aku menunjuk alat pemotong rumputku yang menyandar pada tembok samping rumahku.
Ia mengambilnya, melihatnya sebentar seolah-olah banyak fariasi lain dari sebuah pemotong rumput dan aku memiliki salah satunya yang terbaik.
"Baiklah aku mungkin akan mengembalikannya besok. Terima kasih ashley bye"
"Bye"
Aku memandang punggungnya sampai ia hilang dibalik semak, lalu aku kembali masuk ke rumah.
*****
-MattPOV-Aku tidak ingat berapa lama aku memainkan ponselku. Membalas tweet fans, snapchat..ya begitulah. Sebagian besar bicara soal sekolah baruku. Ngomong-ngomong soal sekolah baru, aku muak juga lama-lama diperlakukan 'lain' oleh murid lainnya. Mungkin nash dan shawn menyukainya terutama nash. Kentara sekali ia sangat suka berada di sekeliling para gadis itu. Tapi aku hanya...risih. hey bagaimanapun juga aku hanya cowok umur 17 tahun. Mungkin aku lebih keren sih, tapi yah aku lebih suka dapat teman konyol daripada keren -bukan berarti nash dan shawn tidak konyol,wow mereka mendekati sinting malah dan aku suka itu-
Beberapa murid menyarankanku untuk mengikuti klub mereka. Klub baseball, basket, football, drama, klub jurnalistik, yah dan lainnya. tapi biar kupikir lagi. Aku memang jago di baseball dan mungkin aku akan masuk klub itu lagipula aku perlu sedikit berbaur. Baiklah besok aku akan mendaftar. Siapa tau nash tertarik juga. Jangan tanyakan shawn, dia sudah kelas akan masuk di klub musik.
Aku mengirim pesan pada nash.
Hey dude, wanna join baseball team?
Lalu beberapa menit kemudian nash membalas pesanku.
Dunno bro. Let me see what's good first
Aku penasaran apa yang akan dipilih nash nanti. Dan aku hampir yakin ia akan memilih baseball pada akhirnya.
lalu tak lama kemudian ponselku berdering. Itu telefon dari jack johnson.
"What's up"
"Hey bro. Apa kabar? Sejak kau jadi anak sekolahan kami tidak pernah melihatmu lagi"
"Yeah. Hanya...berusaha jadi normal lagi. Kabarku baik, kau apa kabar? Bagaimana dengan yang lain?"
"Aku baik. Ngomong-ngomong kami berencana hang out, kau ikut?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch He's Mine !
FanfictionNamanya Ashley Cranham. Hidupnya sangat tertata rapi dengan masa depan cerah. Sampai ia bertemu Matthew Espinosa yang mengubah alur hidupnya. sebenarnya ia bisa saja menolak permohonan Matt itu, tetapi seperti dapat membaca masa lalu, ia bersedia m...