Eleven

2K 124 7
                                    

Multimedia : patrick

Enjoy !

Seperti kata kelly, pagi ini aku bersiap-siap ke sekolah untuk menyiapkan banyak hal untuk pameran besok. Bagaimanapun aku telah termasuk sebagai anggota walaupun baru kemarin mendaftar.

Di sekolah, suasananya sama sekali berbeda dari yang kuperkirakan. Disini sangat ramai! Hampir semua murid sibuk menyiapkan keperluan pameran. Kelly bilang akan ada panggung juga yang akan menampilkan beberapa band sekolah.

"Bagusnya lagi, shawn akan perform membawakan beberapa lagu ! Dan kudengar akan ada siaran langsung di tv. Bisa kalian bayangkan? Sekolah kita akan terkenal !" Kelly berkata dramatis dengan Matanya yang berbinar. Disini aku mulai kenal beberapa orang. Laura benar, aku hanya perlu berbaur.

Stan kami terletak dua stan dari panggung, yang berarti itu akan sangat memekakan telinga.

"Terima kasih guys, kalian boleh melakukan apapun yang kalian mau sekarang" kelly mengangkat tangannya ke udara sambil tersenyum.

"Termasuk membongkar stan ini?" caleb bertanya dengan nada humor.

Kelly memiringkan kepala, "ayolah..kau mengerti maksudku, caleb"

Aku memilih duduk di kursi taman sendirian. Membuka laptopku lalu mulai mengetik novelku.

"Kau sedang apa?"

Aku menoleh, menautkan alisku, sepertinya aku mengenal orang ini tapi siapa?

"Emm..patrick?" Ya! Aku tidak salah, dia orang yang meminjam alat pemotong rumput itu. Dia bersekolah disini ?

Ia terkekeh. "Kukira kau telah lupa padaku."

Aku tersenyum lebar. Tawanya sangat renyah..dan ia memiliki lesung pipi yang membuatnya sangat tampan saat tersenyum.

"Kau masih belum mengembalikan pemotong rumputku. Bagaimana aku bisa lupa?" Aku menaruh nada humor pada kalimatku barusan.

Ia tertawa, "baiklah aku akan mengembalikannya padamu nanti sepulang sekolah. Haha, well apa yang sedang kau ketik? Keperluan jurnalistik?"

Aku menggeleng cepat."bukan, aku hanya sedang mengetik sebuah novel. Aku juga tidak yakin ini akan menjadi novel"

Ia mengernyitkan dahi, "kenapa?"

Aku memalingkan wajah darinya, "well, maksudku hanya kemungkinan kecil aku akan memberikannya ke penerbit dalam waktu dekat karena aku jarang mengetik. Hmm..belakangan ini"

Patrick ber- hem. Lalu mengangkat kedua alisnya. Ya ampun, dia tampan ! Kenapa aku tidak menyadarinya saat pertama kali bertemu dengannya?

"Well, kalau begitu teruslah mengetik." Lalu ia tersenyum, menampakkan lesung pipinya.

Aku terkekeh kecil lalu mengangguk seolah baru mendapat nasihat dari ayah. Orang ini... ia menyenangkan!

"Ngomong-ngomong, kau ada di klub apa?" Tanyaku.

Ia memalingkan wajahnya ke arah stan-stan.

"Baseball. Disana" ia menunjuk sebuah stan yang berjarak empat stan dari stanku.

Aku menaikkan alis, "apa yang dipamerkan klubmu?"

Ia mengangkat bahu sambil menekuk bibirnya, "itu bukan klub yang bisa dipamerkan saat kami sedang diam. Kami harus berada di lapangan dulu barulah kau mengerti apa yang kami pamerkan"

Oh, tentu saja. "Jadi kalian tidak meletakkan apapun di stan kalian?"

Ia terkekeh, "well kami akan memajang beberapa piala, foto-foto kami saat di lapangan dan beberapa benda lainnya. Tidak banyak. Kau sendiri bagaimana? Mengapa memilih jurnalistik ?"

Don't Touch He's Mine !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang