Chapter 2

14.4K 569 8
                                    

Entahlah apa yang membuat kami selalu bersama,mungkin karena kesamaan nasib dan faktor wajah juga kali ya..

Tidak jelek,tapi..hanya kurang cantik hihi.

Aku...memang kulitku hitam tapi kata mama itu tidak terlalu buruk. Memakai kacamata,rambut yang sedikit kasar sebahu.

Joan,si pemakan yang rakus. Yah ia paling gendut di antara kami.

Dan Jessie,ia berkulit putih. Rambutnya selalu di kepang dua,dan jika memakai seragam sekolah selalu rapi.

Yah,itulah orang-orang yang selalu bersamaku hampir seumur hidupku.

****

"Ayo...ayo buruan nanti nggak sempet makan". Ucap Joan saat ia dan dua sahabatnya berlarian di trotoar menuju kedai minuman kecil yang di lengkapi dengan perpustakaan buku yang kecil juga.

"Yee..makan aja tapi..lari...". Seruku mempercepat langkah kakiku.

Dan ketika sampai,Joan dan Jessie menuju meja menu tempat pemesanan.

Sementara Prilly,ia masuk ke dalam ruang perpustakaan dan mencari tempat duduk dimana ia bisa memandang jalan raya dari balik kaca transparan.

Menanti seseorang yang...

"Ahhh Kak Ali kau selalu tampan". Batinku tersenyum-senyum saat seorang laki-laki berkulit putih menaiki scoopy favoritnya.

Laki-laki yang baik dan menjadi idola di sekolah.

"Oooo jadi kamu memperhatikan Kak Ali...". Celetuk Jessie.

Prilly tidak sadar saat kedua sahabatnya itu sudah ada di sampingnya.

"Ah..ha? Engga..cuma..cuma dia kebetulan lewat aja".

Jessie dan Joan kompak memberikan senyuman yang tak seperti biasanya.

"Apa..apa..kenapa kalian tersenyum seperti itu".

"Hey..Kak Ali coba lihat wanita ini. Dia suka padamu..coba lihat hahaha". Ucap Joan,ia dan Jessie sontak menarik pipi Prilly. Mengangkat rambutnya.

Memperjelek wajahnya.
Sudah jelek,malah makin jelek duh !!. Sayangnya,Ali tidak melihat kekonyolan tiga sahabat ini.

Hal seperti itu tidak akan membuat Prilly marah,karena mereka memang sahabat. Benar-benar sahabat.

****

Di sekolah,Ali adalah idola khusunya para wanita.

Ketampanannya dan keramahannya membuat ia sangat di kagumi semua orang.

Tapi,ada satu hal aib dalam keluarganya yang terkadang membuatnya geram.

Selain tampan dan ramah,Ali juga berbakat.
Berbakat dalam musik,olahraga,dia penyuka seni. Ia humoris,dan dia pemain sepakbola di sekolahnya tapi ia tak mau masuk tim sekolah secara resmi.

"Ayo..ayo..oper bolanya..". Ali dengan sigap memperlihatkan skillnya dalam mengolah bola bundar tersebut.

Jugling,oper dan wusshhh...

"Goalllllll !!!".

Sorak-sorak bergemuruh,para penonton yang mayoritas wanita itu pun ikut loncat bergembira.

Goal yang indah tercipta dari kaki Ali,senyuman lebar jelas terlihat manis pada wajahnya.

Dari jauh,Prilly dan sahabatnya juga memandang Ali dari tepi lapangan,tidak.

EGOkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang