Chapter 14

6.4K 361 3
                                    

"Kamu nggak sadar? Tadi ada kakak kelas kamu yang anter kamu kerumah,katanya dia nemuin kamu di rumah...rumah kosong". Jelas Julita semakin memelankan suaranya.

"Rumah kosong?". Jawab Prilly tak percaya.

"Jadi..jadi..kupikir itu semua...mimpi". Batin Prilly semakin menunjukkan raut wajahnya yang panik.

"Nak...Prilly kamu kok ngelamun? Kamu nggak apa-apa kan?".

"Eh..ehmm..engga ma. Aku ke kamar dulu ya...".

"Ehh tunggu Prill..." . Cegah Julita membuat langkah Prilly tertahan.

"Tadi kata anak laki-laki itu kalau kamu sakit,kamu nggak apa-apa nggak ikut kegiatan PA dia yang ngurus".

"Ahh...engga ma. Aku nggak apa-apa,ini aku mau siap-siap buat besok".

Tanpa pikir panjang Prilly menjawab ia "tidak apa-apa" dan berlari menuju kamarnya.

Ia kembali terduduk dan merenung setibanya di kamar.

"Aku nggak mimpi? Tapi kenapa aku ngerasa mimpi dan baru kebangun?".

"Terlihat nyata,anak itu...siapa dia?".

"Kenapa tadi dia minta tolong dan dia bilang kalo dia laki-laki dan bukan perempuan".

"Dan...terakhir mataku menangkap seseorang memakai gaun hitam dan topi dengan renda yang menutupi wajahnya."

"Terus siapa yang nolongin aku kata mama tadi ya". Pertanyaan-pertanyaan itu muncul bergantian di kepala Prilly.

Ini aneh,sangat aneh. Kenapa dia tiba-tiba mengalami hal aneh seperti ini.

"Bodo ah,mau siap-siap aja dulu".

*Wush*

Prilly tersentak,ia merasakan tengkuk lehernya tertiup angin,bulu kuduknya berdiri.

Ia membalikkan badannya,matanya melotot,kakinya bergetar

"Siapa lo!!".

Prilly memundurkan langkahnya perlahan,jantungnya berdetak cepat.

Keringat dingin mengalir pada seluruh tubuhnyanafasnya menderu panjang. 'Makhluk' itu kini ada di depan Prilly,tidak tinggi. Rambutnya panjang tampak halus,seperti masih anak-anak.

Tapi ia menunduk sehingga Prilly tidak bisa melihat wajahnya.

Memakai baju putih bermotif bunga berwarna merah dan pink.

"Aku laki-laki bukan perempuan...
Aku laki-laki bukan perempuan". Bisikkan pelan itu lagi terdengar jelas di telinga Prilly.

Ia semakin takut,semakin mundur hingga tubuhnya merapat ke dinding kamarnya.

"Huhhfff...huuuhhhfff...". Deru nafas Prilly sangat menggebu.

"Apa maumu,siapa kamu". Sebuah kalimat ia paksakan keluar dari mulutnya yang seakan terkunci hingga sulit berucap.

Pelan tapi pasti,'makhluk' itu mendekat ke arah Prilly.

*KREK*

"Kak,aku pinjem sisir ya". Mia masuk ke dalam kamar menuju meja rias Prilly.

Seketika itu juga 'makhluk'tersebut lenyap entah kemana.

Prilly terduduk lesu,keringat yang membanjiri tubuhnya ia usap dengan tissue.

"Kakak kenapa?". Tanya Mia penasaran melihat sang kakak tanpak ketakutan.

Prilly tak menjawab,ia hanya menggeleng.

Mia pun berlalu,tak perlu banyak tanya.

Dengan cepat Prilly menutup semua kaca jendelanya dan berlari menuju ranjan,menarik selimut dan tidur.

"Hari yang melelahkan". Desahnya yang masih di selimuti rasa takut.

"Semoga semua akan baik-baik saja,semoga ini segera berakhir....".

EGOkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang