Chapter 6

8.1K 409 2
                                    

Lalu ia mengumpulkan rangkaian benang tersebut,diam-diam ia menalikan pada celana Egar yang kebetulan duduk tepat di depan bangku Ali.

"Egar kerjakan soal di depan!". Perintah Bu Lia.

Egar pun mengangguk dan berdiri.

*Brak*

*Srek*

Semua meja yang terikat benang pun ikut terseret dan menimbulkan suara gaduh saat Egar berdiri dari tempat duduknya.

"Siapa yang melakukan ini?". Tanya Bu Lia tanpa senyum sedikit pun di wajahnya.

Ali pun yang teresenyum menunjukkan gigi putihnya.

"Cepat keluar dan berdiri dengan satu kaki!". Bentak Bu Lia.

Ali tak melawan,karena ia memang salah. Ia beranjak dari bangkunya.

"Tunggu!". Tahan Bu Lia.

Ali tersenyum,"nggak jadi Bu?". Celetuk Ali yang langsung mendapat pelototan dari Bu Lia.

"Bawa penggaris untuk kamu gigit agar tidak berisik". Ali menunduk pasrah,ia meraig penggaris di atas mejanya dan melangkah keluar kelas.

Ia menaikkan satu kakinya,mulutnya telah mengapit sebuah penggaris dan kedua tangannya menjewer telinganya sendiri.

Ali...Ali..jail sih !.

****

"Bu Yona saya ijin ke toilet". Ucapku di sela-sela pembelajaran.

"Baik,silahkan". Oke,kali ini aku modus.

Prilly tidak menuju ke toilet,langkahnya mengarah pada anak tangga yang menuju lantai dua sekolah tepatnya lantai kelas 10.

Yah...dia ingin melihat ehmm bukan melihat tapi ingin memastikan bahwa Ali benar-benar di kelas 10.

Ia berlari kecil saat menaiki tangga agar lebih cepat dan menetralkan kembali langkahnya saat ia sudah sampai di lorong kelas 10.

"Huuuuhhhfff...". Aku menarik nafas panjang saat mulai berjalan menelusuri lorong kelas 10.

Mataku mencari-mencari,melirik pada setiap kelas yang kulewati.

"Mana ya,kok nggak ada sih". Batinku yang mulai putus asa.

Prilly terus melangkahkan kakinya perlahan,dan senyum mengembang dari wajahnya

. "Dia di hukum". Batinku berusaha sebiasa mungkin saat melewatinya,meskipun aku tak yakin itu berhasil.

Ali tersenyum saat Prilly lewat di hadapannya.

Prilly sedikit terkejut,"dia senyum aaaa". Gumamku saat telah berhasil melewatinya dan masuk ke dalam toilet lantai dua.

Hanya beberapa menit saja Prilly kembali keluar dan matanya langsung mengarah pada sosok Ali yang masih dalam menjalani proses hukuman.

Sedikit malu menahan senyum Prilly melangkahkan kakinya kembali melewati Ali.

Kali ini Ali tak diam saat tahu Prilly akan lewat di hadapannya.
Ia meraih earphone yang di kalungkan pada lehernya sejak tadi dan mulai menari meliuk-luliukkan badannya.

Sontak saja Prilly terkekeh melihat orang yang ia kagumi bertingkah konyol seperti itu saat dalam menjalani masa hukuman.

"Hahaha...".

"Ssttt..jangan berisik". Ucap Ali mencegah tawa Prilly yang semakin keras.

"Hey!!". Suara menggelegar Bu Lia mengagetkan Ali dan Prilly.

EGOkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang