Chapter 20

6.1K 367 3
                                    

Prilly tersenyum,ia menerima air tersebut dan meminumnya.

"Ini sudah pagi,lebih baik kalian mandi atau sarapan dulu. Beruntung kita berhenti di desa ini,nggak di hutan". Saran Rizki,beberapa siswa pun turun.

Untuk sarapan,mandi,atau sekedar istirahat di luar bus.
Kebetulan mereka berhenti di keramaian desa,jadi dekat dengan WC umum atau supermarket kecil.

"Gue ke kamar mandi dulu...udah nggak tahan". Celetuk Errue menghambur berlari mencari Wc umum.

Bus semakin sepi,Alya pun ikut turun untuk sarapan. Karena perutnya sudah mulai sakit.

Hanya ada Ali,Joan dan Jessie yang saling diam.
Bahkan kedua sahabat Prilly itu diam dan menangis sejak Prilly teriak-teriak tadi.
Mereka takut,entah apa yang mereka rasakan hingga tak mendekat.

Ali pun mendekat dan duduk di samping Prilly.

Menundukkan kepala di antara kedua tangan yang meremas kesal rambutnya.

Prilly hanya terdiam heran melihat tingkah laku Ali yang kini duduk di sampingnya.

Detak jantungnya sudah teratur,tidak gugup lagi saat Ali berada di dekatnya.

Mungkin karena mimpi yang di alami Prilly barusan sudah menguras banyak tenaganya hingga ia butuh ketenangan.

"Kamu kenapa?". Tiba-tiba Ali bertanya tanpa merubah sedikit pun posisinya.

Prilly menggeleng,mungkin karena itu tidak terlihat oleh Ali. Ia menegakkan duduknya dan menatap Prilly dalam-dalam.

"Kamu mau cerita nggak sama aku". Ucap Ali lagi kini lebih lembut.

Prilly masih diam dan tak menjawab.

Tangan Ali tergerak,di singkirkannya rambut Prilly yang sedikit acak-acakkan di depan wajahnya,ia mengelus lembut pipi chuby Prilly.

Prilly sedikit tersentak melihat perhatian Ali sedemikian rupa padanya,tapi ia merasa nyaman dan menikmati.

"Prill,aku bawain makanan nih. Cuci muka dulu biar fresh,yuk aku anter". Errue datang mengejutkan Ali dan Prilly,ia langsung merangkul Prilly dan membawanya ke luar bus.

Ali hanya diam tak menahan Errue.

Ia tahu,sahabatnya itu mempunyai rasa yang 'sama' kepada Prilly.

Perut Ali mulai sakit,"mulai lapar". Gumamnya dan bangkit hendak melangkahkan kakinya keluar tapi...

"Kak Ali !!!". Teriak Joan dan Jessie bersamaan.

Langkah Ali pun terhenti.

"Ikut...kita juga laper". Ucap Joan dengan tampang yang memelas.

"Ya udah ayok makan".

*****

Ali,Joan dan Jessie memilih makan di tempat yang agak jauh dari rombongan.

Itu karena permintaan Joan dan jessie hingga Ali menyetujuinya.
"Kenapa kalian minta terpisah ama yang lain?". Tanya Ali di sela-sela menyantap makanannya.

"Ada yang mau kita ceritain,tentang kejadian tadi". Jawab Jessie memelankan suaranya.

Ali mulai penasaran,ia mempercepat melahap makanannya setelah minum teh hangat ia memasang wajah serius menatap Joan dan Jessie bergantian.

"Jadi gini kak,kakak tau kan kita tadi nggak bantuin bahkan mendekat ke Prilly aja nggak". Kata Joan sembari mengunyah roti di mulutnya.

"Iya terus?".

"Udah gue aja yang bilang,lo makan aja deh". Samber Jessie.

EGOkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang