Dika melihat Senja dan Rani sedang berbincang sepertinya jam pelajaran kedua kosong. Dika memang seorang pengecut yang hanya berani memperhatikan Senja dari kejauhan.Cinta dalam diam, anggap saja seperti itu. Dika jatuh cinta padanya ketika Senja pertama kali naik keatas panggung lalu membacakan puisinya. Saat itu dia sangat cantik, memang Senja tidak secantik Raisa atau Pevita namun pesonanya membuat Dika hanya mampu melihat dia saja. Dika berteman dengan Arga sudah hampir setahun ini, ya Dika tahu bahwa Arga adalah sahabat senja tapi bukan berarti Dika memanfaatkan itu, karena untuk menyapanya saja Dika tak punya banyak keberanian. Lalu ketika Dika sedang sibuk memperhatikan Senja ada seseorang yang menepuk pundaknya
"heh" Dika melonjak kaget
" lagi apa lu bro ?" Tanya arga
"lagi maen bola"
"gue kira lagi ML"
"bego"
Mereka terkekeh bersama, lalu Arga menarik Dika mendekat pada Senja. Seseorang yang sedari tadi Dika perhatikan dari kejauhan. Senja yang menyadari kedatangan mereka, lalu tersenyum pada Arga tapi tidak pada Dika. Dia menatap Dika dengan tatapan sangat dingin, tak ada senyum ataupun kemarahan. Sangat datar. Dika tersenyum pada Rani dan dia membalasnya dengan tulus. Namun keheningan mulai mengusai mereka datanglah Susi. Perempuan yang pernah menyukai dan menembak DIka, untuk kalangan seperti Susi yang sering gonta ganti pasangan terdengar aneh jika dia menembak seorang pria dan tentu saja Dika menolaknya karena kenyataan memang bukan dia yang Dika sukai.
" hey dik" sapa Susi
"dika doang yang lu sapa" gerutu Arga
"sirik aja lu buntut curut" omel Susi
Kepala Susipun berhasil terkena jitakan Arga, Susi meringis kesakitan. Senjapun menatap tajam ke arah Arga yang membuat Arga hanya senyam senyum tidak jelas. Semua orang bilang dibalik mata teduhnya ada tatapannya yang mampu membunuh seseorang, tatapannya Senja saat seperti itu membuat seakan-akan ingin mengiris korbannya. Tak ada yang tahu apa yang dipikirkan oleh Senja, namun DIka sangat tahu Senja begitu membencinya walaupun Dika tak tahu apa alasan Senja membencinya.
"dik, ko lu bengong?" Tanya Susi lalu membunyarkan lamunan Dika dan dia masih melihat Senja membuang muka terhadapnya. Sebenarnya apa yang dipikirkan Senja pikirkan.
"lu cantik si" jawab Dika asal
"oh, dulu lu tolak dia sekarang bilang dia cantik" kata Senja ketus. Membuat Dika dan yang lainnya membeku seketika. Mereka tampak begitu terkejut melihat respon Senja. Apa itu alasan Senja membenci Dika. Keheningan mengusai mereka namun berbeda dengan Senja, dia sepertinya tampak santai dengan perkataannya.
"gue duluan ya" kata Senja dengan beranjak pergi meninggalkan mereka berempat. Arga mengerang pasrah, sedangkan Rani dan Susi saling menatap satu sama lain. Seolah mereka tidak mengerti sikap Senja. Apakah Dika harus bertanya kepadanya tapi bagaimana dengan kegugupan Dika jika berhadapan dengannya.
*******
DIka memetik gitar lalu memainkan alunan musik sendu. Ada yang salah dalam hatinya, sepertinya dia sudah jatuh terlalu dalam kepada Senja tapi Senja tidak pernah melihat kearah Dika. Sikap Senja yang begitu membencinya selalu memutar bak kaset rusak dalam kepalanya, sebenarnya apa yang Senja pikirkan. Dika merasa haknya untuk memilih siapa yang akan dia terima menjadi kekasihnya lalu mengapa Senja harus yang marah kepadanya, sedangkan Susi saja menerima itu.
Apa benar Senja membencinya karena Dika sudah menolak susi, argh bangsat. Pikir Dika.
pikirannya jauh menerawang bagaimana waktu Dika pertama kali melihat Senja diatas panggung, Senja diatas panggung sangat berbeda dengan Senja yang biasa terlihat ketika tidak berada diatas panggung. Senja terlihat sangat jujur, dia membaca seolah merasakan dan mengalami apa yang dia bacakan. Bahkan sampai ada gossip bahwa semua yang dibacakan oleh Senja adalah kisahnya dimasa lalu tapi tidak ada yang tahu jelas apa yang dia alami pada masa lalunya kecuali 4 sahabatnya. Bahkan Arga yang menjadi teman sekelas Dika sekalipun sangat menjaga rahasia Senja pada masalalunya. Saat Senja membaca sebuah puisi berjudul semoga tidak kamu lagi dari zarry hendrik, dia membacakan itu sangat menjiwai ada kata yang hingga saat ini masih Dika ingat " semoga tidak kamu lagi yang aku lihat sebagai satu-satunya cahaya di dalam pejamku sebelum pulas". Dika merasa bahwa itu adalah harapan terbesar Senja, melihat kerapuhan didalam matanya saat itu. Dika seperti pahlawan tanpa diundang mempunyai keinginan untuk melindunginya. Bukankah wajar seorang pria ingin melindungi seseorang yang dipenuhi oleh banyak luka, naluri lelakinya sebagai pelindung terpanggil. Namun handphone Dika bergetar membuat lamunannya buyar, dika meletakan gitarnya lalu membaca pesan yang masuk.
Arga : eh lu mau tahu soal senja gak ? karena Cuma dari gue semua info bisa lu dapet.
Dika : soal apaan ? boleh kalau lu mau kasih tahu
Arga : gue gak mau ngasih tahu lu.
Dika : bego, ngapain lu ngomong kaya tadi
Arga : santai bro, sensi amat kaya cewe lagi PMS. Senja susah buat ditaklukin, gue aja ditolak sama dia :(
Dika : what ? lu ditolak sama senja ? lu gak pernah cerita sama gue
Arga : siapa lu emang ? lagian rahasia gue. Gue takut lu terluka dik
Dika : tai.Jijik yet, lu cerita gak ?
Arga : gak mau, kapan-kapan aja kalau gue mau
Dika : BANGSAAAT, LU BIKIN GUE CEMBURU !!!!
DIka menyumpah serapah kepada Arga, manusia sialan. kata Dika
Dia sengaja membuat Dika penasaran. Jika dia ditolak Senja namun masih dekat bahkan sangat dekat dengan senja, bagaimana hal itu terjadi. ARGAAAAAA awas dikampus nanti. Aku pastikan dia tidak akan selamat. kata Dika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari untuk Senja ( editing )
RomanceSenja, menutup hatinya untuk pria mana pun. ia masih setia menunggu masa lalunya kembali. lalu datang seorang pria, mengacaukan dunianya. tatapan kebencian Senja tak mampu membuat pria itu berhenti. akankah Senja luluh dan melupakan masa lalunya?