Senja membuka matanya membiarkan sedikit demi sedikit cahaya masuk kedalam matanya. Ia belum mampu melihat dengan jelas, masih samar-samar. Ia tidak tahu selama dia terpejam, sehingga ia harus membiasakan matanya kembali. penglihatannya mulai jelas, namun ia merintis karena merasa begitu pusing dan merasakan nyeri dibelakang kepalanya.
ia melihat ke sekelilingnya, terlihat sepi dan sunyi. Ia menyadari bahwa ia terbangun pada malam hari, ketika ia melihat Juna tidur disampingnya dengan dengkuran halus dan wajah yang begitu lelah. Lalu, ia melihat Pras dan Dika tertidur di Sofa. Pasti Dika memaksa untuk menunggu sedangkan ia tahu benar, luka itu belum sembuh. Perban itu masih membalut lengan kanannya. Ia merasa bersalah karena sewaktu Dika sadar ia justru tidak ada disampingnya.
Senja mencari Ayahnya namun tidak ia temukan. Ayah tidak mungkin menjaga Senja dan tidur disini, karena Juna dengan tegas akan melarangnya. Senja memaklumi itu dengan baik. Ia memikirkan bagaimana nasib Natasya, karena Tasya mengalami benturan yang cukup keras akibat dorongannya.
Senja tiba-tiba ingat akan sesuatu dan terhenyak begitu saja. Ia begitu ketakutan akan pikirannya sendiri. Ia mencoba menggerakan kakinya, ia sudah tahu bahwa ini akan terjadi. Kakinya tidak bisa digerakan dan ia tidak merasakan apapun. Airmatanya menetes begitu saja, kelumpuhan adalah kemungkinan akan terjadi jika ia terjatuh. Ini terjadi, ia kembali memejamkan matanya dan berusaha payah untuk menerima ini.
*****
Senja mendengar kabar Natasya menyerahkan diri dan kasusnya sedang ditindak lanjuti oleh Polisi. Senja sempat mendapatkan kirimin bunga dari Natasya sebagai permintaan maaf dan berterimakasih telah menyelamatnya nyawanya. Senja tidak menanggapi hal itu dan memilih untuk diam.
" ini hanya sementara nak, jika kamu rutin mengikuti terapi. In shaa Allah, kamu bisa berjalan kembali" kata Ayah dengan suara lembut. Senja tetap bungkam, ia hanya berkata singkat dan seperlunya bahkan ketika dokter menanyakan keadaannya. Dokter memaklumi respon Senja dan tidak memaksakan hal itu.
Juna mendekat dan membawa Senja kedalam pelukannya. Senja tidak memberikan respon apapun " kakak minta maaf" ucapnya lirih
Ayah menepuk pundak Juna untuk memberinya semangat. Juna bahkan tak napsu makan karena terus menyalahkan dirinya sendiri. Ia merasa gagal menjadi seorang kaka yang tidak mampu melindungi adik satu-satunya. Ayah lebih hancur dari itu, tanpa sepengetahuan anaknya. Ia memohon ampun kepada Tuhan, meminta maaf karena kelalaiannya menjaga anaknya. Namun ia mencoba tegar dihadapan anak-anaknya, karena kedua anaknya membutuhkan dirinya.
"kakak akan menjadi kakimu. Kakak akan mengajakmu kemanapun kamu mau. Kakak akan menggendongmu, kita masih bisa berlari bersama. kita akan tetap bersepedah, mengelilingi kompleks rumah. Kakak tidak akan pernah lelah. kamu tidak perlu memakai kursi roda jika kamu tidak ingin, biar kakak yang menggantikan kakimu. Kakak kuat melakukan itu hingga kamu sembuh, percayalah denganku. Kakak tidak akan lagi melakukan kesalahan dan menjagamu dengan baik" ucap Juna dengan lirih. Ia menitikan airmata ketika berbicara, rasa sakit itu menjalar keseluruhnya. Ayah memilih untuk pergi karena tidak tahan melihat kedua anaknya saling terluka.
Pras, Dika dan keempat sahabatnya memasuki ruangan. Mereka menatap Juna dengan sedih, karena Senja hanya diam. Bahkan ketika Susi dan Rani mengajaknya berbicara sekalipun, tetap tidak ada tanggapan. Pras maju menghampiri dan menepuk pundak Juna.
Juna menoleh dan melepas pelukan Senja " kamu pasti bisa jalan lagi, percayalah itu" menatap Senja dengan sendu
"biar aku yang berbicara padanya" pinta Pras dengan sopan. Juna membalasnya dengan anggukan, dan mempersilahkannya duduk disamping Senja.
Pras meraih tangan Senja dan mengarahkan Senja untuk menatap matanya. Pras menetapnya dengan lembut namun Senja kembali menunduk.
" lakukanlah demi kami. Semangatlah untuk kembali berjalan demi kami. Bangkitlah demi kami. Jika alasan itu tidak begitu berpengaruh untukmu, setidaknya lakukan itu untuk ibumu. Jangan membuat ia bersedih karena melihatmu seperti ini" ucap Pras dengan sabar. Senja mengangkat kepalanya dan melihat Pras yang sedang melihatnya dengan sungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari untuk Senja ( editing )
RomanceSenja, menutup hatinya untuk pria mana pun. ia masih setia menunggu masa lalunya kembali. lalu datang seorang pria, mengacaukan dunianya. tatapan kebencian Senja tak mampu membuat pria itu berhenti. akankah Senja luluh dan melupakan masa lalunya?