Senja merasa lebih baik dari sebelumnya, amarah yang ia tahan selama bertahun-tahun pada akhirnya ia mampu meluapkannya. Tak ada pertanyaan apapun dan kemarahan ketika Juna, Arga dan yang lainnya meminta maaf atas kelancangan mereka. Senja hanya membalas dengan senyuman tulus bahwa ia memaafkan mereka. Seperti biasa mereka berkumpul setelah sekian lama disibukan oleh kegiatan masing-masing. Setelah menerima telepon dari Ayah, ada pesan masuk dan ia membukannya
08963647xxxx :
Aku harus pergi ke Yogya hari ini karena ada sesuatu yang harus aku siapkan. Aku akan jelaskan semuanya setelah urusanku selesai. Aku tidak akan lari sebelum kamu mendengar apa yang kamu ingin dengar. Aku harap kamu mau menunggu – Pras
Senja terdiam untuk beberapa saat, akhirnya ia memberanikan diri untuk membalasnya.
Senja Bagaskara : Baiklah, segera kembali
Senja menghembuskan nafas, Dika yang memperhatikan gelagat Senja merasa Khawatir
"ada apa ?" tanya Dika
" SMS dari Pras" kata Senja datar. Mereka yang asik berbincang seketika berhenti dan menoleh kepada Senja.
"dia kembali ke Yogya karena ada urusan. Jika sudah selesai, ia akan kembali" kata Senja dengan senyum getir.
"sebelum Pras kembali, bagaimana kalau weekend ini kita ke pantai ?" kata Dika bersemangat
" boleh" jawab mereka serempak. Senja tersenyum tulus kepada Dika.
******
Sesampainya di Pantai Pasir Putih Sawarna, mereka langsung berlari bermain bersama ombak. Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka. namun berbeda dengan Senja, ia berdiri diam disana. Menikmati aroma garam yang memenuhi kepalanya. Ia menghirup udara pantai secara perlahan-lahan lalu menghembuskannya. Ia menatap pemandangan langit di bawah langit, Biru dan menenangkan. Senja pernah percaya bahwa langit adalah pantulan dari Lautan. Dika menatap Senja dari kejauhan, menikmati keindahan ciptaan Tuhan.
"Senja selalu seperti itu ?" tanya Dika kepada Arga
"iya, Senja selalu bilang bahwa dia selalu merasa pulang ketika melihat pantai. Ibu Senja selalu seperti itu juga." Jawab arga.
Mereka terus bermain, berlari-larian dengan melemparkan pasir. Sedangkan para Pria itu mengubur Arga dengan pasir. Tawa memenuhi Pantai tersebut, begitupun Senja. Waktu terus berputar, mereka sudah terlalu lelah karena terlalu asik bermain. Akhirnya moment untuk melihat Sunset. Mereka berlima menatap sunset bersama, namun Senja memisahkan diri.
" Senja melihat senja" kata Dika, mereka menoleh kearah Dika. Namun disana Senja dengan hikmat menikmati senjanya.
"perempuan bernama Senja, mengalahkan lukisan langit. Senja mengalahkan senja yang ia lihat. Senja lukisan Tuhan yang tercipta begitu indah, dilahirkan dengan membawa harapan manis disetiap senyumannnya. Matanya yang meneduhkan selalu membuat gue ingin tinggal didalamnya. Karena dia, gue gak harus menunggu lama untuk melihat sebuah senja. Dia senja yang abadi, dan gue bisa melihat keindahan itu kapanpun" kata Dika dengan senyuman manis di wajahnya. Mereka ikut tersenyum dan setuju mendengar perkataanya. Mereka berharap kelak, ada matahari yang membuat sebuah Senja akan jauh lebih indah karena sudah lama ia meredup dan pergi. Kini Senja itu sudah mulai terlihat walaupun belum sempurna.
*******
Arga dan yang lainya sedang memanggang sosis dan baso, Senja sudah membantu mempersiapkan semuannya. Namun sekarang ia memisahkan diri. Dibawah langit malam yang penuh bintang, Senja menatap langit itu dengan pandangan kosong. Lalu Dika yang sedari tadi memperhatikannya,pada akhirnya memberanikan diri untuk mendekat dan menyapanya. Walaupun selama ini jantungnya selalu berdebar tak terkendali, bahkan Dika merasa semenjak jatuh cinta pada Senja, Dika memiliki penyakit jantung. Dika selalu hampir kehabisan nafas jika berada didekat Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari untuk Senja ( editing )
RomanceSenja, menutup hatinya untuk pria mana pun. ia masih setia menunggu masa lalunya kembali. lalu datang seorang pria, mengacaukan dunianya. tatapan kebencian Senja tak mampu membuat pria itu berhenti. akankah Senja luluh dan melupakan masa lalunya?