tentang mimpi

553 33 1
                                    

Mulmed : Senja Bagaskara

******

"kamu mengajakku kencan kesini ?" tanya Senja dengan tersenyum geli

"iya, romantis kan aku" jawab Pras dengan menaikan alisnya

Senja dan Pras kini berada di Museum Affandi. Museum Affandi dibangun untuk menghormati sang Maestro lukisan Indonesia, Affandi. Dimana lebih dari 300 lukisan hasil karyanya. Didalam Museum terbagi menjadi 4 yaitu Galeri 1, untuk membeli tiket dan menjumpai pusat informasi. Galeri 2, untuk memamerkan lukisan-lukisan karya Kartika Affandi dan seiring berjalannya waktu terdapat beberapa koleksi dari pelukis kondang lainnya. Galeri 3, karya terbaru dari Kartika Affandi yang dibuat tahun 1999. Dan yang terakhir adalah Galeri 4, yang berisi lukisan dari cucu Affandi. Tiket masuk yang hanya 20.000 rupiah, membuat Pras mengajak Senja kemari. Senja begitu terpukau dengan lukisan-lukisan yang ada disini. Terlihat jelas dalam binar matanya, dan Pras tahu bahwa ia tidak salah tempat.

"Senja" panggil Pras, sedangkan Senja masih asik melihat-lihat. Pras menepuk pundak Senja, sontak membuat ia terkejut.

"iya, kenapa Pras ?" tanya Senja bingung

"aku mengajakmu kesini, untuk memberitahu sesuatu" kata Pras lembut, Senja hanya memiringkan kepalanya.

"suatu hari nanti, aku akan membuat pameran yang berisi lukisan-lukisanku. Kelak aku akan dengan bangga berkata kepada semua orang, bahwa dirimu lah inspirasiku." Kata Pras dengan semangat

"jika aku pergi, bagaimana ?" tanya Senja dengan menaikan Alisnya

" aku akan tetap bilang. Kamu akan selalu ada disetiap garis lukisanku Senja. Ingat itu" kata Pras dengan yakin

"oh aku tersentuh" kata Senja pura-pura terharu

"kamu ini ya" Kata Pras mengacak-acak rambut Senja. Senja hanya terkekeh dan memeluk Pras dengan kasih sayang. Senja yakin bahwa mimpi itu bukan hanya khayalan Pras, namun semua itu akan menjadi nyata. Senja yakin, ia sendiri yang akan melihat dengan kedua matanya.

"aku juga punya kejutan, ceritamu yang aku buat skesta ternyata ada yang tertarik Senja. Kamu tau ? bapa itu akan membukukan Cerita beserta skestaku dalam satu buku" kata Pras bersemangat dan melepas pelukan itu. Senja menganga mendengar kabar baik itu, apa ini mimpi.

"jadi Senja, mari selesaikan project kita dan mewujudkan mimpi kita bersama-sama" kata Pras dengan lembut. Senja hanya mengangguk, air mata itu turun dan dengan cepat Pras menghapusnya.

******

Hubungan Senja dan Dika semakin membaik, bahkan Senja sudah lebih banyak berbicara kepadanya. Namun Dika tahu, hati Senja masih milik Pras dan entah sampai kapan. Senja bukan wanita yang termakan oleh gengsi, ia selalu mengakui dirinya memang masih mencintai Pras. Ya jika dihadapan para sahabatnya.

Ketika Senja sedang asik mendengarkan musikalisasi Puisi, handphone Senja bergetar. Jantungnya berdetak cepat. Ia menahan nafas dengan nama yang tertera.

Angga Prakasa : aku sudah sampai, aku mengirimkan surat undangkan untukmu juga para sahabatmu. Aku harap, kamu akan datang. Aku ingin menunjukan sesuatu.

Bi inem mengetuk pintu, Senja mempersilahkan masuk. Bi inem memberikan paket yang baru saja ia terima. Senja dengan cepat membukanya, ternyata undangan untuk acara Pameran antar kampus. Senja bergegas menghubungi para sahabatnya. Minggu depan acara itu terlaksana, kini Senja merasakan denyut jantungnya berdetak lebih cepat. Apa yang ia akan lakukan, pikir Senja.

******

Senja dan yang lainnya sudah ada ditempat pameran ini. Dika bersedia ikut karena ingin menjaga Senja. Ketika memasuki bagaian pameran, Pras muncul dengan senyuman khas miliknya. Tak ada raut kemarahan diwajah mereka, bahkan Dika sekalipun. Mereka hanya ingin semua berjalan dengan baik.

Matahari untuk Senja ( editing )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang