mulmed : hadiah yang Senja bawa.
*******
Hembusan angin memainkan anak-anak rambut milik Senja. Matahari sedang malu menampakan diri dan lebih memilih untuk bersembunyi dibalik awan. Senja berada di halaman belakang, menikmati setiap sentuhan angin yang membelai tubuhnya. ia menghirup udara secara perlahan-lahan dan menghembuskan bersama segala kegundahan dalam dirinya.
Senja masih memakai kursi roda, ia merasa bosan hanya berada di kamar. Juna tidak pernah membuat Senja kehabisan bahan bacaan, ia selalu sigap tentang kebutuhan Senja. Sesekali Senja mengeluh bahwa ia ingin menghirup udara segar, namun karena Juna tidak banyak waktu akhirnya Senja mengalah untuk tetap berada didalam rumah.
Bi Inem terkadang menceritakan kisah masa mudanya. Bi Inem pernah hampir dinikahi oleh duda yang suka sekali kawin, maka dari itu Bi Inem memilih untuk merantau ke kota ini untuk menghindari duda gila itu katanya. Bi inem tak pernah lelah mendongengkan cerita-cerita masa kecilnya. Senja merasa rumah ini tidak pernah sepi karena adanya Bi Inem.
"hayo, kamu sedang melamunkan apa ?" tanya Juna mengagetkan Senja. Ia baru saja pulang dari acara pembukaan Café baru.
"tidak ada, aku hanya sedang menikmati suasana saja" kata Senja tersenyum. Juna mendorong kursi roda, mengarahkannya ke Gazebo lalu menggendong Senja dan membawa Senja untuk duduk di atas jembatan.
Senja bersandar pada pundak Juna yang kokoh "apa Ayah masih sibuk?" tanya Senja dengan ragu
"tidak, Ayah ada disini sekarang" ucap Ayah menghampiri kedua anaknya dan mengambil tempat di samping Senja. Senja tersenyum lalu mencium pipi Ayahnya.
"maafkan aku dan Ayah, karena terlalu sibuk dengan Café" ucap Juna dengan menyesal
"bagaimana jika Ayah ceritakan tentang dirimu di mata Ibu sebagai permintaan maaf ?" tanya Ayah dengan lembut
"tentu saja, aku mau dengar yah" ucap Senja dengan penuh semangat.
" dulu sewaktu Ibu hamil Senja, Ibu tidak mau masuk rumah jika belum melihat langit yang dipenuhi oleh warna jingga. Jika cuaca sedang mendung, ibumu akan menangis tersedu-sedu. Ayah bingung, akhirnya Ayah merombak kamar dengan pemandangan Senja." Ucap Ayah dengan mengumpulkan ingatannya
"Ibu bilang dengan tegas dan memohon kepada Ayah, jika nanti anak ini lahir ia akan diberikan nama Senja. Ayah sempat menolak karena saat itu, Ayah belum mengetahui jenis kelamin janin yang ada di dalam Rahim Ibumu. Kamu tahu apa yang Ibumu lakukan kepada Ayah atas penolakan itu? Ibu tidak mau tidur satu kamar dan mendiami Ayah. Sampai Ayah berkata Iya" ucap Ayah dan tersenyum geli akibat ceritanya. Senja dan Juna saling berpandang lalu tertawa bersama, mereka membayangkan betapa menderitanya Ayah saat itu.
"Ibu selalu bilang padaku, Juna ini adikmu. Namanya Senja, ingat itu ya Juna. Aku yang saat itu berumur 5 tahun hanya mengangguk patuh dan selalu memanggilmu dengan nama Senja" ucap Juna dengan tertawa kecil
"ketika kamu lahir, ibumu sangat terharu karena kamu lahir tepat di saat senja sedang indah-indahnya. Ibu bilang pada Ayah, Senjaku lebih indah dari langit itu. akan selalu lebih indah dari apapun. Itu doa Ibumu yang ia ucapkan dengan penuh kasih sayang" ucap Ayah dengan berkaca-kaca menahan haru. Senja menyeka air mata karena hatinya begitu tersentuh
"kelahiran kamu membuat rumah ini menjadi sempurna. Sebagai seorang kakak, aku tidak pernah merasa iri sedikit pun. Kamu begitu menyayangi kakak, selalu bergantung pada kakak dan selalu membuat kakak gemas. Aku merasa berguna ketika menjadi kakakmu" kata Juna memberikan senyuman tulusnya
"semua kenakalanmu di masa kecil lalu berubah begitu manis dan anggun saat masa remaja. Saat Senja terpuruk dan berubah menjadi dingin karena kepergian Pras. Ibu pernah bilang kepada Ayah, senja kita sedang redup tapi suatu saat nanti akan ada matahari yang menyinari hidupnya dan mengembalikan senjanya. Ibu meminta Ayah berjanji, bahwa Ayah akan memastikan bahwa kamu menemukan matahari itu" ucap Ayah dengan lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari untuk Senja ( editing )
RomanceSenja, menutup hatinya untuk pria mana pun. ia masih setia menunggu masa lalunya kembali. lalu datang seorang pria, mengacaukan dunianya. tatapan kebencian Senja tak mampu membuat pria itu berhenti. akankah Senja luluh dan melupakan masa lalunya?