Mulmed : Angga Prakasa
*****
Pras begitu terkejut ketika Senja memberitahuikannya bahwa Natasya ada disini, Pras tahu bahwa ia tidak akan melepaskan Senja begitu saja. Ada rasa cemas dalam diri Pras, dia adalah satu-satunya pria yang diinginkan oleh Natasya. Natasya akan menyingkirkan siapapun yang menghalanginya untuk mendapatkan Pras. Pras bergegas menghampiri Senja yang sudah menunggunya di Taman. Pras langsung memeluk Senja dengan begitu erat, ia menangkupkan tangannya pada pipi Senja, melihat dari bawah sampai atas untuk memastikan bahwa perempuan yang ia cintai dalam keadaan baik.
"aku baik-baik saja" kata Senja dengan lembut. Mengusap punggung Pras untuk memberikan rasa nyaman. Senja mengajaknya untuk duduk dan tersenyum dengan tulus. Pras masih menatapnya dengan khawatir.
"semua akan baik-baik saja Pras" ucapnya dengan yakin
"tapi kamu tidak mengenal dia. Dia berbahaya" kata Pras dengan cemas
"kamu tidak perlu khawatir. Aku mampu menjaga diriku sendiri, aku menyuruhmu kesini untuk menyampaikan sesuatu"
"apa?"
"berjanjilah untuk tetap baik-baik saja. Jangan mengkhawatirkan aku. Kamu adalah sasarannya. Lindungi dirimu sendiri, jika sesuatu terjadi padamu. Aku tidak akan tenang Pras." Ucap Senja dengan menatapnya lekat. Ia bersungguh-sungguh.
"bukan aku, tapi kamu sasarannya. Kamu yang seharusnya dilindungi" kata Pras dengan yakin
"perkataanku tidak untuk dibantah Pras. Aku akan memaafkanmu jika kamu mau berjanji padaku" ucapnya otoriter
"jangan membuatku dalam pilihan yang sulit Senja" kata Pras dengan lemah. Senja hanya diam, membuat Pras semakin frustasi. Ia tidak mungkin membiarkan Senja melindungi dirinya sendiri, namun ia mengenal sifat perempuan yang ia cintai. Jika Senja sudah menetapkan keputusannya, tak ada satu orangpun yang mampu mengubahnya. Senja sangat keras kepala soal melindungi orang-orang yang dia sayangi. Pras hampir menyerah, ia tahu kepada siapa ia akan meminta pertolongan untuk melindungi Senja. Dika, nama itu terlintas dalam pikirannya.
"baiklah, aku berjanji" kata Pras akhinya mengalah. Senja menggangguk senang, ia memeluk Pras dengan erat. Sedangkan Pras, masih tidak tenang membiarkan Senja begitu saja.
*****
Senja mengumpulkan para sahabatnya termasuk Dika untuk ke sebuah Café. Ia sudah menjelaskan kejadian ketika ia bertemu dengan Natasya melalui video call. Mereka begitu terkejut mendengar itu, kejadian ini begitu berurut. Kehadiran Dika, Pras dan sekarang Natasya. Membuat mereka mengerutkan kening, apa yang sebenarnya akan terjadi. Mengapa Senja membuat pertemuan ini begitu penting, pikir mereka
Ketika mereka sudah hadir, Senja langsung memeluk Edwin. Edwin tahu, rasa cemas yang begitu mengusai Senja tak lagi bisa terbendung. Ia membisikkan kalimat penenang untuk Senja dan dibalas anggukan oleh Senja. Arga menepuk puncak kepalanya sedang lembut, ia tersenyum dan menyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja. Susi dan Rani memeluknya secara bersamaan, hanya mereka yang mengerti ketika satu sama lain mulai berkaca-kaca. Dika masih tidak mengerti dengan ketiga perempuan itu, mereka seperti merasakan kegelisahan satu sama lain. mereka berkumpul dan fokus mendengarkan cerita Senja.
"sebenarnya, Natasya bukan orang baru bagiku. Dia temanku sejak SMP." Ucap Senja. Dika menganga mendengar pengakuan Senja. Mereka saling melirik satu sama lain karena terkejut
"dibandingan Dika dan Pras, akulah yang paling mengenalnya. Satu-satunya orang yang mengetahui keberadaanku dengan detail setelah aku pergi dari Yogya adalah dirinya. Dia menerorku selama 3 tahun ini. tanpa sepengatahuan Pras, aku pernah sekali kembali ke Yogya untuk menemuinya. Ia mengancam akan membahayakan Pras, tanpa pikir panjang aku kesana. Ternyata ia ingin melukaiku tapi tidak membunuhku. Kami sempat berkelahi dan akhirnya aku mematahkan lengannya. Dia punya ilmu beladiri yang sama hebat denganku. Setelah itu, aku punya kesimpulan bahwa ia tidak akan berani melukai Pras." Sambung Senja. Mereka menelan ludah mendengar penjelasan Senja. Tak ada satupun yang ingin berkomentar
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari untuk Senja ( editing )
RomanceSenja, menutup hatinya untuk pria mana pun. ia masih setia menunggu masa lalunya kembali. lalu datang seorang pria, mengacaukan dunianya. tatapan kebencian Senja tak mampu membuat pria itu berhenti. akankah Senja luluh dan melupakan masa lalunya?