Maaf kalau ada bahasa yang kurang sopan ya.
******
Senja dengan hati yang jauh lebih baik dari pertemuan pertama dengan Pras, menerima undangan makan malam bersamanya. Peristiwa dipameran itu memang membuat Senja jauh lebih baik namun bukan berarti dia dengan mudah menerima kembali Pras, karena jauh dilubuk hati Senja. Senja masih ingin mendengar penjelasan Pras.
Pras kini ada dihadapannya dengan memakai jeans dan kaos oblong. Tidak ada yang istimewa dari penampilannya. Senja akhirnya mau bertemu di café selain café miliknya. Pras dan Senja selalu punya kebiasaan untuk menghabiskan makanan terlebih dahulu, setelah itu baru membicarakannya.
"kamu tidak merokok ?" tanya Senja
"tidak, aku sudah berhenti selama 2 tahun lalu" jelas Pras, Senja hanya menggangguk.
Pras tampak berpikir untuk memulai pembicaraan ini. ia takut kejadian lalu akan terulang, namun ia melihat kini Senja sudah jauh lebih tenang.
"kuharap, kau mendengarkan ini tanpa mencelah pembicaraanku. Aku mohon, dengarkan ini baik-baik" pinta Pras. Senja kembali menggangguk. Senja memfokuskan pandangannya pada Pras, justru membuat Pras semakin grogi.
"semua itu berawal dari pertemuanku dengan Pak Robert, dia adalah orang yang ingin membukukan Project kita. Dia pemiliki satu satu penerbit buku yang cukup terkenal. Waktu aku ingin bertemu dengan dia, namun aku justru bertemu dengan Natasya" kata Pras lalu melihat kearah Senja. Senja kini melihat kearah lain. Natasya perempuan yang berselingkuh dengan Pras dan ia adalah kekasih dari Dika.
"aku tidak tahu bahwa dia adalah kekasih Dika, karena Dika tidak pernah mengenalnya kepadaku. Aku tahu, Dika melakukan itu karena ia tahu sahabatnya ini adalah lelaki brengsek. Dibelakangmu dan Dika, kami selalu berkomunikasi. Waktu itu dia pernah bercerita bahwa hobinya adalah mewarnai. Niat awalku, aku meminta bantuannya untuk mewarnai salah satu sketsaku, yang akan aku berikan untukmu sebagai hadiah. Hadiah itu yang kau lihat dipameran kemarin" kata Pras, Senja masih mendengarkan Pras dengan hikmat. Pras menghembuskan nafasnya dengan berat.
"aku berkomunikasi, hanya untuk bertanya tentang lukisanku dan berniat untuk mengajaknya bergabung karena pasti akan jauh lebih indah, jika buku kita penuh dengan warna. Sampai akhirnya, Tasya jujur kepadaku bahwa dia mencintaiku. Aku sudah bilang bahwa aku tidak bisa menerimanya. Namun itu membuatnya semakin gila, ia menciumku dengan ganas. Aku hanya lelaki biasa Senja, akhirnya aku menikmati ciuman itu semakin dalam dan intens." Pras meneguk air karena ia tidak sanggup bercerita dengan kebrengsekannya kepada perempuan yang kini dengan tangan gemetar menahan segala yang berkecamuk dalam dadanya.
"dia mencintaiku dan dia memberikan aku kepuasan fisik yang aku tidak dapat darimu. Setiap kali kami bertemu, dia selalu memulai semua itu Senja. Aku ingin menahannya namun tidak bisa, hasratku tidak bisa menahan itu. hal yang aku tidak ingini akhirnya terjadi Senja, aku datang kerumahnya untuk bertanya apa hadiah untukmu sudah selasai, namun ternyata pak Robert sedang keluar kota. Dia membawaku kekamarnya untuk menunjukan lukisan itu namun Tasya terus menggodaku,ia membuka bajunya dihadapanku. Saat aku ingin keluar ternyata dia menguncinya. Aku tidak bisa berkutik, akhirnya aku ereksi Senja. Aku tersiksa jika tidak melakukan itu" kata Pras tercekat. Senja Shock, ia lemas. Wajahnya pucat
"kau melakukan itu ? dirumah Tasya ?" tanya Senja dengan suara serak
"iya, kami melakukannya Senja. Hal yang lebih buruk, ternyata dia baru pertama kali melakukan itu. aku merenggut keperawannya. Aku frustasi saat itu, aku teringat dirimu. Dia tertawa, karena dia bilang dia yang akan memilikiku. Karena jika sesuatu terjadi kepadanya, aku satu-satunya lelaki yang akan bertanggung jawab. Aku tidak ingin kehilanganmu Senja, sungguh hanya kamu yang aku cintai" kata Pras lemah. Senja tak lagi bisa berkata, sepertinya ia kini kehilangan suaranya
" saat kamu memergoki kami, aku sedang bernego dengannya. Karena dia mengancam akan memberitahukanmu. Dia tidak akan memberitahumu tapi aku harus selalu melayaninya. Aku tidak tahan Senja jika dia menciumku, dia selalu berhasil membuatku melayang. Aku sengaja memilihnya dihadapanmu, aku sengaja membiarkanmu untuk menenangkan diri lalu ketika aku ingin menjelaskan segalanya, kamu sudah pergi. Kamu pergi tanpa memberikan aku kesempatan untuk jujur. Aku tahu kamu selalu mendengarkan penjelasanku, aku pasrah saat itu jika kamu akan meninggalkanku. Tapi kamu justru pergi, dengan penyesalan yang begitu membuatku hancur" kata Pras dengan frustasi.
"aku hanya laki-laki biasa Senja. Aku laki-laki brengsek yang beruntung memiliki kekasih sebaik dirimu. Jika kamu bilang aku bejat, aku memang bejat. Aku memanfaatkan tubuh Tasya untuk kepuasaanku. Namun kepergiaanmu, tamparan keras untuk diriku. Aku menyia-nyiakan perempuan baik sepertimu. Seharusnya aku memantaskan diri, bukan melampiasakan itu kepada orang lain. aku sunggu menyesal Senja" kata Pras menatap Senja dengan sedih.
"dari sisi mana kamu ingin membahagiakanku ?" tanya Senja membuka suara
"dulu kamu pernah bilang bahwa kamu akan sangat bahagia memiliki kekasih yang menjaga tubuhmu, menjaga kehormatanmu. Aku memang brengsek dan bejat Senja, tapi aku tidak mungkin mengotori tubuhmu. Aku tidak tahu bagaimana membahagiakanmu, aku hanya tahu dengan aku menjaga tubuhmu. Itu akan membuatmu bangga, itu akan membuatmu bahagia. Kamu selalu bahagia, ketika bercerita kepada sahabatmu. Bahwa omongan orang lain, tentang Pras pria brengsek tidak terbukti. Kamu selalu bahagia, ketika kamu mampu membela sahabatmu atau orang yang kamu sayangi bahwa kami ini baik, tidak seperti omongan tajam mereka." jelas Pras, Senja tidak berkutik.
"kenyataannya Senja, tidak ada yang mampu bersikap jahat kepadamu. Kamu tidak pernah menilai seseorang hanya karena mendengar penilaian dari mulut orang lain. kamu selalu menilai orang lain dari sikap mereka terhadapmu. Kamu pernah bilang, setiap orang punya kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik. Aku meminta itu kepadamu, berikan aku kesempatan." Pinta Pras
"aku tidak tahu Pras, karena aku terlalu shock mendengar semua pengakuanmu" ucap Senja dengan jujur
"aku mengerti" jawab Pras lemah
Pras terlihat begitu frustasi. Senja berkali-kali mengambil nafas dan menghembuskannya. Ia mencoba menenangkan diri.
"lalu bagaimana dengan Natasya ?" tanya Senja datar.
********
"sekarang dia sudah pergi, kau jadi milikku sekarang. Jangan menghindariku lagi" teriak Natasya
"kamu tidak akan pernah bisa memiliki aku" kata Pras dengan datar
"aku akan bongkar semuanya, kau dengar Pras !" teriak Natasya, Pras menggepalkan lengannya. Akhirnya ia tidak mampu menahan amarahnya.
"silahkan saja, bongkar agar semua tahu betapa brengseknya aku. Betapa bodohnya aku. Aku sudah tidak peduli. Sekarang Senja sudah pergi, aku sudah kehilangannya. Lakukan semaumu. Karena dia tidak akan kembali, dia sudah membenciku" kata Pras naik satu oktaf. Natasya diam, dia membeku.
"dengarkan ini ! kamu mungkin memiliki ragaku tapi kamu tidak akan memiliki hatiku. Camkan itu" kata Pras beranjak pergi meninggalkan Natasya yang sedang terisak. Mereka berdua kalah dengan menyedihkan.
******
" Natasya memberitahu segalanya kepada Ayahnya. Justru Pak Robert menyuruhku untuk mencarimu jika tidak, project ini akan gagal Senja. Mimpi kita akan musnah" kata Pras lemah
"aku sudah melupakan mimpi itu" kata Senja datar
"tidak denganku, mewujudkan mimpi itu sama dengan membayar segala kebodohanku. maafkan aku Senja, 3 tahun kamu pergi. Itu sudah membuatku mengutuk kebodohanku." Pras menggenggam tangan Senja
"jika dengan maaf, kesalahan dengan mudahnya terlupakan maka didunia ini tidak ada namanya penjahat" kata Senja, melepas genggaman Pras dan ia mengambil tasnya untuk pergi. Meninggalkan Pras yang kini begitu putus asa. Akankah semua kesalahannya dimasalalu harus dibayar dengan begitu pedihnya. Jauh didalam hatinya ia berharap, bahwa kelak Senja akan menerimanya kembali meski hanya sebatas teman. Walau itu menyakiti hatinya, namun itu jauh lebih baik. Karena ia masih bisa bersama dengan Senja. Kini hanya kesakitan yang Pras rasakan, penyeselan yang bertubi-tubi menghantam kepalanya. Sekali lagi, Senja pergi tanpa berucap kata yang ingin dia dengar. Aku memaafkanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari untuk Senja ( editing )
RomanceSenja, menutup hatinya untuk pria mana pun. ia masih setia menunggu masa lalunya kembali. lalu datang seorang pria, mengacaukan dunianya. tatapan kebencian Senja tak mampu membuat pria itu berhenti. akankah Senja luluh dan melupakan masa lalunya?