21.Restart: Haitani Brother, Successor

1.2K 131 36
                                        

Chifuyu memakan Yakisobanya dengan satu alis terangkat. Dia menatap Inupi yang terus memandanginya sejak video selesai.

"Apa?"

Inupi mendengus, melipat kedua tangannya di dada. Chifuyu diam-diam tersenyum tipis.

"Masih terpikirkan perkataanku sebelumnya?"

Inupi memutar bola matanya malas. "Kau terlihat percaya diri sekali dengan perkataanmu."

"Insting, itu insting." Chifuyu tertawa kecil.

"Jangan terlalu tegang, Inupi," ucapnya sembari tertawa.

"Aku kan hanya mengatakan beberapa kemungkinan yang bisa terjadi."

"Masalahnya, itu seperti kau sudah tahu dengan siapa aku berakhir." Inupi lagi-lagi menatap Chifuyu kesal.

"Oh, ayolah! Bukankah itu sudah jelas." Chifuyu kembali tertawa. Dia menatap Inupi sekilas, lalu pada Koko yang masih diam sejak apa yang Akane katakan sebelumnya. Salah satu sudut bibirnya terangkat, dia menyeringai.

"Aku heran kenapa seseorang bisa jadi bodoh jika menyangkut percintaan." Sambungnya bergumam.

"Kau sedang menyindir Inupi atau dirimu sendiri?"

Suara Hime mengalihkan perhatian semua orang. Beberapa tertarik dengan pembicaraan Chifuyu dan Inupi, tapi beberapa tidak peduli dan fokus pada diri mereka masing-masing.

Chifuyu memegang sumpit ditantangannya erat sambil menatap Hime yang baru saja datang. "Entahlah, siapa yang tahu?"

Hime tertawa mendengar nada tak bersahabat dari Chifuyu. Dia mulai mempersiapkan semuanya sementara masih berbicara dengan Chifuyu.

"Oh, ayolah. Kau kan juga sama. Mengejar seseorang yang jelas sedang mengejar orang lain, yang bukan dirimu."

Lagi, pegangan Chifuyu di sumpitnya mengerat. Raut wajahnya berubah datar, kesal bercampur marah. Tapi Chifuyu sadar perkataan Hime itu benar. Dan dia benci saat mendengar fakta itu, mengingatkannya pada Baji yang lebih memilih membelot agar bisa bersama Kazutora. Chifuyu tahu Baji hanya berusaha membantu temannya itu, tapi tetap saja Chifuyu merasa.

"Hah! Bangsat!"

Chifuyu melempar kotak Yakisoba yang sudah kosong ke pojok ruangan, masuk tepat ke sebuah tempat sampah besar. Umpatannya mengejutkan teman-teman anak itu, terutama Baji di sebelahanya. Itu bukan seperti Chifuyu tidak pernah mengumpat, hanya saja jarang sekali dia akan mengatakan kata-kata kasar di depan banyak orang seperti itu.

"Hah." Chifuyu menghela napas, mengusap wajahnya kasar. Dia mengintip dari sela jarinya, menatap Hime kesal.

"Kenapa kau jadi banyak bicara? Lakukan saja pekerjaanmu, sialan! Kau membuatku muak!"

Lagi-lagi, perkataan Chifuyu mengejutkan teman-temannya. Baji mengerutkan keningnya melihat Chifuyu yang tidak seperti biasa.

"Chifuyu," panggilnya. Chifuyu melirik sekilas, tapi tidak mengatakan apapun melainkan menatap Baji dengan ekspresi tak terbaca.

"Ck."

Chifuyu berdecak kesal saat memikirkan perkataan Hime yang lagi-lagi adalah kebenaran.

Baji ingin bertanya tentang apa maksud dari pembicaraan mereka. Akan tetapi, saat melihat Chifuyu yang memalingkan wajah dan sama sekali tidak menatapnya. Baji sontak mengurungkan niatnya dan memilih untuk diam.

"Oke-oke, maaf. Jangan marah begitu, Chifuyu." Hime tertawa, sama sekali tidak terganggu dengan semua umpatan yang keluar dari mulut Chifuyu.

"Kalau begitu... kita lanjut saja?"

Watching; RestartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang