Jangan lupa komennya, Reader!
Selamat membaca...
.
.
.
"Apakah ada yang memberitahumu jika kau terlihat menakutkan dengan pandangan kesetian yang penuh obsesi itu, Sanzu?"
Sanzu berkedip cepat, tersadar dari lamunannya karena mendengar suara Takemichi. Dia mendengus pelan lalu tersenyum lebar.
"Kau orang kesekian yang mengatakan hal itu." Sanzu mengangkat kedua bahunya acuh. "Tapi biasanya mereka membicarakannya di belakangku."
"Kalau itu aku, aku akan mengatakannya langsung di depanmu." Suara Ran sedikit mengalihkan perhatian Sanzu dari layar.
"Kau gila."
Satu alis Sanzu terangkat. Anehnya, pria itu tidak terlihat marahan atau kesal. Hanya ada seringai kecil di bibirnya. "Terus? Kau ada masalah dengan itu?"
Sudut bibir Ran berkedut kesal. Dia lalu mendengus pelan, merasa jika Sanzu yang tiba-tiba tenang itu terlihat membosankan. Padahal, dia berharap ada sedikit 'kericuhan' di sana.
"Aniki, tolong jangan mulai."
Rindou yang duduk di sebelahnya menyenggol lengan saudaranya pelan. Dia jelas tahu apa yang dipikirkan oleh kakaknya itu.
"Oh? Haruskah aku merasa bangga?" Takemichi tersenyum miring.
Sanzu tanpa sadar sedikit mengangkat salah satu sudut bibirnya, menyeringai kecil. Jantungnya masih berdebar karena adrenalin, perasaan semangat saat dia melihat Hanagaki Takemichi bersama Rajanya.
"Sejak kapan kau menjadi berani, Hanagaki?"
"Dan sejak kapan kau boleh berbicara seperti itu pada Takemitchy, Sanzu?"
Sanzu merasakan tubuhnya bergetar. Dia menunduk karena tak berani menatap Mikey. Namun, Sanzu tetaplah Sanzu. Bahkan jika Mikey memukulnya hingga sekarat, dia akan tetap senang melayani Rajanya. Karena itulah Sanzu tak membantah perkataan Mikey, melainkan menyeringai kecil dan menjawab singkat.
"Maaf, Rajaku."
"Kurasa... efeknya sedikit berlebihan?" Shinichiro bergumam dengan mata yang fokus pada layar. Takeomi di sana mendengus pelan dengan kedua tangan yang terlipat di dada.
"ingatkan aku untuk mengadakan 'rapat mendadak' antar saudara nanti," kata Takeomi.
"Ada banyak yang harus dibahas disini."
"Hentikan itu, Manjiro!"
Mikey membuang pandangannya saat kakaknya berbicara.
Shinichiro memijat keningnya pelan. Dia benar-benar merasa akan gila dengan semua hal ini. Shinichiro lalu kembali menatap Mikey yang kini sudah memeluk Takemichi setelah anak itu kembali duduk di sampingnya.
"Jadi, kau sudah membuat gengmu?"
"Ya."
"Tapi kenapa seragamnya terlihat seperti seragam Black Dragon?" Shinichi menatap Mikey dari atas ke bawah.
"Aku memang membuatnya berdasarkan seragam Black Dragon karena geng Black Dragon yang kau pimpin benar-benar hebat."
"Begitu." Shinichiro tersenyum tipis.
"Lalu, apa yang akan kalian lakukan sekarang?"
"Kami berencana membiarkan semua berjalannya seperti semestinya. Tapi tentu saja, karena kami mengetahui apa yang akan terjadi, kami tidak akan membiarkan ada yang menjadi korban lagi."
"Dan anak bernama Kisaki itu?"
Kisaki tanpa sadar menegang di tempatnya. Jantungnya berdetak kencang, takut dengan apa yang mungkin akan dikatakan oleh 'pahlawannya'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Watching; Restart
AléatoireSemua orang dibuat bingung saat mereka tiba-tiba berada di sebuah ruangan luas dengan puluhan kursi berjejer menghadap ke sebuah layar yang sangat lebar. 📍Reaction to my fanfict; Restart (Omegaverse) 📍Karakter diambil dari Arc Tiga Dewa(saat per...
