"Disini?"
Semua orang menatap sebuah toko kecil yang ada di depan mereka. Sebuah toko jimat kecil yang terlihat cukup sepi.
"Oh, benar. Jimatnya." Baji bergumam. Dia menoleh pada Mikey.
"Kau... tidak membuangnya, kan?"
"Aku tahu kau bodoh, tapi jangan keterlaluan." Baji berdecak kesal mendengar perkataan Mikey. Mikey terlihat mengambil sesuatu dari balik kaos hitam yang dia kenakan, menunjukkan sebuah jimat yang dijadikan.
"Itu selalu disana," ucapnya. "Selalu."
Baji diam, tidak mengatakan apapun lagi. Tapi laki-laki itu terlihat tersenyum tipis, jelas senang melihat jimat itu lagi.
"Tapi memangnya kita punya uang?" Kazutora menatap teman-temannya yang kini terdiam.
Baji merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa koin. "Aku hanya punya ini."
Draken ikut mencari di kantongnya, diikuti oleh Mitsuya, Kazutora, Draken dan juga Pah. Mikey sendiri tidak pernah membawa uang sama sekali.
Takemichi diam-diam tertawa saat melihat lima orang tengah menatap sekumpulan koin di tangan Baji- yang tentu saja masih belum cukup untuk membeli jimat. Dia membuka tas sekolahnya, mengambil banyak uang koin dari sana dan meletakkannya di tangan Baji.
"Hanya itu yang aku punya," Takemichi tersenyum tipis. Yang lain saling memandang sebelum akhirnya tersenyum lebar.
"Sial! Kenapa kau tidak mengeluarkannya sejak tadi, Takemichi?" Baji merengut kesal, menghitung uang koin di tangannya.
"Benar, brengsek! Anak itu membuatku terlihat bodoh saja." Baji berucap kesal. Toman yang mendengar gerutuan Baji tidak bisa untuk tidak tertawa.
"Oh, ayolah. Akui saja, kau kan memang bodoh." Mikey mengejeknya, jelas tidak akan ragu untuk 'merundung' teman kecilnya itu.
"Diam kau!"
"Ini bahkan bisa untuk membeli dua jimat!"
Baji segera masuk ke toko untuk membeli jimat sedangkan yang lain menunggunya di luar. Dia keluar setelah lima menit, menenteng dua jimat berwarna ungu dengan sulaman emas di tangannya.
"Lihat!"
Yang lain menatap jimat itu dengan mata berbinar.
"Siapa yang akan menyimpannya?" Mitsuya bertanya.
"Hm? Tentu saja pemimpin kita, kan?" Baji menatap Mikey yang hanya tersenyum tipis.
"Kau saja yang menyimpannya, Baji. Karena kau yang mengusulkan pembentukan geng kita," kata Mikey.
Mata Baji bersinar, dia tersenyum lebar dan menyimpan satu dari dua jimat itu.
"Kau jelas ingin menyimpannya sejak awal, kan?" Draken tertawa kecil sementara Baji mendengus kesal.
"Bukan urusanmu!"
"Kalau begitu...." Baji menyodorkan satu jimat lainnya pada Takemichi. "kau menyimpan yang satunya, Takemichi."
"E-eh? Kenapa aku?" Takemichi bertanya bingung.
"Tentu saja karena kau pasangan Mikey!" Baji beseru semangat. "Karena Mikey tidak mau, maka kau yang harus memiliki ini. Lagipula, kau ataupun Mikey yang menyimpannya itu sama saja, kan?"
"Baiklah... Jadi, kita punya dua sekarang?" Mitsuya tersenyum.
"Bukankah itu bagus?" Sahut Draken. "Setidaknya... itu bisa melambangkan masing-masing."
KAMU SEDANG MEMBACA
Watching; Restart
De TodoSemua orang dibuat bingung saat mereka tiba-tiba berada di sebuah ruangan luas dengan puluhan kursi berjejer menghadap ke sebuah layar yang sangat lebar. 📍Reaction to my fanfict; Restart (Omegaverse) 📍Karakter diambil dari Arc Tiga Dewa(saat per...
