Matahari pagi bersinar menyinari sebuah rumah besar tua yang terletak di sebuah tanah lapang kecil di tengah hutan Juro di sebelah timur Nesoindia. Rumah tersebut terdiri dari dua tingkat dan berdinding karu hitam.
Saka terbangun dari tidurnya yang menyenangkan. Ia bangkit dari kasurnya, mengenakan jubah hitam panjangnya, dan melangkah keluar rumah. Ia menatap sinar matahari pagi yang sejuk.
Sudah satu minggu berlalu sejak hari itu. Saka sudah mengenal teman temannya dari Bloody Rose. Ia juga sudah tahu kalau Bloody Rose sebenarnya tidak merampok untuk kepentingan pribadi... tapi untuk diberikan kembali pada orang yang membutuhkan.
Ia merasakan apa yang robin hood rasakan...
Selama satu minggu ini, Saka melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Ia merampok orang kaya yang menindas orang miskin. Ia juga sudah dua kali diminta secara pribadi oleh beberapa anak yatim yang orang tuanya dibunuh oleh para konglomerat itu hanya karena hal sepele seperti memecahkan gelas.
Dan Saka menghukum mereka.
Tidak dengan kekerasan. Tapi, ia mengenakan topeng putih rata dan menantang mereka dalam duel di arena yang ditonton orang banyak. Tujuannya adalah untuk mempermalukan mereka.
Saka berjalan keluar dari rumah itu. Ia bisa melihat seorang gadis tinggi yang mengenakan kimono berwarna ungu bercorak mawar sedang tidiran di sebuah kursi kayu besar yang terletak di bawah pohon.
Ia juga melihat seorang gadis loli berpakaian kaus pendek tanpa lengan sederhana dipadukan dengan celana panjang ala ninja sedang melakukan push up. Begitu Saka menatapnya, gadis itu segera berdiri dan berlari ke hadapan Saka. Saka harua menundukkan kepalanya untuk dapar menatap mukanya.
"Selamat pagi, Saka-sama!" Ucap gadis itu.
Saka hanya diam. Ia menatap gadis itu tajam.
Namanya Sakuraba Hojo. Ia jugalah seorang player. Di dunia nyata, ia merupakan seorang pelajar SMA kelas 1. Dengan kata lain, dirinya adalah adik kelasnya. Dan untuk alasan yang tidak diketahui Saka, gadis ini selalu menempel dengannya.
"Saka-sama! Apa kau sudah sarapan?" Teriak sang gadis kimono.
Saka menatap gadis itu dan gadis itu memberi isyarat untuk mendekat padanya. Saka melakukannya tanpa suara. Dan itu membuat Sakuraba jengkel karena diabaikan.
Nama gadis berkimono itu adalah Yukki Onna. Ia juga seorang player. Di dunia nyata, ia adalah seorang sekretaris dari sebuah perusahaan travel. Dan karena pekerjaannya, ia memiliki kemampuan negosiasi yang hebat.
Saat Saka sampai di tempat Yuki, gadis itu menyodorkan piring berisi daging sapi panggang yang kelihatannya masih hangat. Meskipun terlihat kalau itu adalah daging sisa.
"Terima kasih."
Saka pun memakan daging itu dengan cepat. Tiba tiba, Sakuraba menggantungkan tangannya di lengan Saka dan memaksa Saka untuk melihatnya. Begitu Saka melihatnya, gadis itu membuka mulutnya lebar lebar.
"Suapi aku, dong... Saka-sama!" Pinta gadis itu dengan suara yang dipaksakan. Membuat Saka terganggu karenanya.
Saka pun melepaskan dirinya dari jeratan Sakuraba. "Aku tidak akan membaginya. Ini bagianku." Ucap Saka dengan nada dingin.
"T-tapi aku juga belum--"
"Di gigimu terlihat ada bekas daging, kau tahu!?" Ucap Saka tak berperasaan.
Wajah Sakuraba memerah seperti kepiting rebus. Ia buru buru membersihkan giginya dengan menggunakan jarinya.
"Seperti biasa, kau selalu memperhatikan segala hal ya, Saka-sama." Ucap Yuki di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's 7 Trials
Fantasy<<Banyak typo terutama di chapter awal (1-5)>> Life is never flat... Sebuah premis yang memiliki banyak arti. Namun, apapun artinya, pasti menjurus pada satu hal yang sama. Hidup itu indah. Tidak perlu duduk berlama lama di depan televis...