Suasana di istana sudah bisa dipastikan sepi untuk setiap harinya. Tentu saja! Siapa yang diperbolehkan untuk menginjakkan kaki di tempat sakral ini selain anggota kerajaan dan para pekerja yang jumlahnya dapat dihitung jari?
Tapi, hari ini menjadi pengeculian. Beribu elf masuk ke dalam istana bagaikan semut semut yang masuk ke dalam lubang sarangnya. Dari dark elf yang berkulit gelap, wood elf yang berkulit kecoklatan, sampai old elf yang selalu terlihat tua seberapapun umurnya terlihat di aula istana yang mampu memuat sepuluh ribu pengunjung tersebut.
Di sana, disediakan makanan terenak yang bisa didapat di Alfheim. Bagi para pengunjung alias anggota kerajaan Alfheim, kesempatan ini bagaikan hujan emas sekali seumur hidup.
Tidak ada peraturan khusus untuk menjadi seorang pengunjung di hari ini. Hanya saja, pesta ini hanya diperuntukkan untuk para elf saja. Para pendatang dari luar Alfheim tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam istana. Termasuk manusia.
Tapi, siapapun tahu kalau para manusia yang sedang berada di dalam Alfheim sekarang memiliki tugas yang lebih penting dari sekedar mematuhi peraturan seperti itu.
Hari ini, adalah hari bersejarah dimana untuk pertama kalinya, penerus Imperium Alfheim akan ditentukan lewat sebuah kompetisi musik.
Sudah menjadi pengetahuan umum kalau para elf sangan menjunjung tinggi musik. Semua seni bermusik mulai dari perkusi, melodi, choir, sampai beatbox pun ada. Mereka benar benar tidak meninggalkan satu alat musikpun di dunia ini tidak terpelajari.
Di bandingkan dengan keributan pesta, belakang panggung tidak terlihat seperti menikmatinya sama sekali.
"Apa yang harus kulakukan? Aku tidak pernah melakukan konser secara langsung seperti ini sebelumnya!" Julis mendadak panik dan menumpahkan semua perkataan yang ada di pikirannya kepada oknum tidak bersalah yang bernama Fia.
"Tenanglah, Julis-sama. Ada kami... kami tidak akan membuat anda kecewa. Kami akan membantu sebisa kami untuk bisa membuat anda memenangkan kursi tahta." Ucap Fia seraya menenangkan gadis manis yang sedang gugup di depannya ini.
"Itu benar, Julis-sama... kami semua sudah terlatih di alat musik masing masing. Anda bisa mempercayakan semuanya pada kami. Silahkan fokus pada tugas Anda memainkan piano seperti yang sudah kita latih di hari kemarin."
Meski tidak seburuk tadi, Julis masih saja terlihat tidak tenang dan bergerak gerak gelisah. Gadis itu bahkan tidak jarang bersin. Salah satu tanda bahwa ia sedang berada dalam tekanan yang cukup tinggi.
Di belakang panggung, semua anggota Knights of Round sedang bersiap siap untuk penampilan mereka yang pertama. Mereka tidak beruntung mendapat urutan pertama dalam menampilkan musik mereka di pentas ini.
Di kompetisi kali ini, hanya ada dua kontestan yang akan bertanding. Yaitu kedua putri Imperium Alfheim, Celia dan Julis. Semua pengunjung sudah tahu bagaimana pertandingan ini akan bekerja.
Begitu mulai, semua orang yang ada di ruangan aula diberikan sebuah perangkat sihir untuk menentukan pilihan mereka. Apakah mereka memilih Celia atau Julis di ronde ini. Pertandingan terdiri dari tiga ronde. Dan untuk setiap ronde, sudah dipersiapkan tantangan tertentu dari tiga orang juri resmi yang sudah dipilih sebelumnya.
"Oh ya... bagaimana dengan juri yang akan menilai kita? Jujur saja aku masih belum ada gambaran mengenai tantangan yang akan kita dapatkan." Ucap Erika menampakkan kekhawatirannya.
"Tenanglah... kita sudah mencoba semua kemungkinan dari yang terbaik sampai yang terburuk. Bahkan kita sudah membuang beberapa menit hidup kita yang berharga hanya untuk mengajari seorang Ivan bernyanyi."
"Hey!" Yang dimaksud mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Cole barusan.
"Mungkin, tantangan yang akan kita terima tidak akan jauh berbeda dengan siapa yang harus menyanyi, atau lagu seperti apa yang harus kita nyanyikan, atau mungkin berapa jumlah orang yang diperbolehkan untuk menyanyi." Julis melengkapi penjelasan dari Cole.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's 7 Trials
Fantasi<<Banyak typo terutama di chapter awal (1-5)>> Life is never flat... Sebuah premis yang memiliki banyak arti. Namun, apapun artinya, pasti menjurus pada satu hal yang sama. Hidup itu indah. Tidak perlu duduk berlama lama di depan televis...