Jalannya duellum berjalan lebih lancar daripada yang diduga oleh Saki sebelumnya. Tim nya bisa memenangkan satu demi satu pertarungan tanpa dirinya harus turun tangan. Bahkan Juno dan Neif saja cukup untuk bisa mengalahkan perwakilan dari sebuah sekolah yang tidak dikenal oleh Saki dari timur.
Pertarungan ini tidak berbeda. Hanya saja kali ini, lawan mereka lebih menggunakan strategi daripada menggunakan otot mereka saja. Dari empat pertarungan sebelumnya, Saki tidak turun tangan sama sekali. Gadis itu hanya memberikan arahan dari belakang dengan bahasa sandi yang sudah mereka tentukan sebelumnya. Begitupun yang dia lakukan di pertarungan ini. Ia hanya memberikan arahan kepada empat orang temannya yang lain dari belakang.
Kemampuan teleportasiku adalah kartu as kita. Aku tidak akan menggunakannya sebelum aku melihat sebuah celah yang bisa membuat kita kalah. Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh Saki saat ia mengadakan briefing singkat sebelum jalannya pertandingan pertama.
Teman temannya juga percaya padanya. Sejauh ini, mereka melakukan segalanya yang diperintah oleh Saki. Tidak ada yang mengeluh. Bahkan saat Neif dijadikan umpan oleh Saki di awal pertandingan ini.
Tiba tiba saja, sebuah panah melesat dari sampingnya. Spontan, Saki menghindarinya. Panah itu bukanlah panah fisik, melainkan sebuah panah energi yang langsung hilang begitu meleset. Mengikuti panah sebelumnya tersebut, dua panah sejenis kembali melesat ke arah Saki. Kali ini berasal dari samping kanan dan depannya.
Dua orang vanguard mereka sedang berhadapan dengan Juno sendiri. Dan dua magi mereka sudah kalah. Panah energi ini berbahaya...
Saki bergerak. Karena ini adalah pertama kalinya Saki melakukan sebuah pergerakan yang berarti sepanjang turnamen, penonton bersorak dengan sangat ramai. Gadis itu tidak mempedulikannya. Yang ia pentingkan hanyalah ia bisa mengalahkan lawannya sekarang.
Panah pertama berasal dari kiri, yang kedua berasal dari kanan, berarti kemampuan panah energinya membuatnya bisa membelokkan trajektori panah sesuka hati...
Tidak sulit menemukan asal muasal panah panah tersebut. Saki masih fokus menghindari panah panah yang semakin deras. Ia merutuk karena ia meremehkan pemanah yang terlihat lemah di belakang kubu lawan. Pemanah itu berada sangat dekat dengan Rina.
Tentu saja, secara spontan, Saki memerintahkan Rina untuk mengatasi hal itu untuknya.
Dengan rubuhnya sang pemanah mereka, seorang vanguard menyerah dengan melepaskan tameng yang sedang dikenakannya. Ia mengangkat kedua tangannya, dan penonton kembali bersorak.
Another easy win... Gumam Saki tidak bisa menahan kekecewaan nya.
Dengan senyum terpaksa, Saki melambaikan tangannya kepada penonton, membuat banyak penonton melambaikan balik ke arahnya. Tidak lama sebelum ia bosan dan kembali ke ruang peserta.
"Pertandingan yang bagus, Saki." seorang peserta lain yang belum tersingkir. Saki tidak mengenalnya. Tapi ia juga tidak bisa memungkiri kalau siapapun sudah mengenalnya sekarang.
"Biasa saja..." Jawab Saki rendah hati.
Ia tidak berlama lama. Dengan langkahnya yang panjang, Saki segera menerobos kerumunan para peserta tersisa untuk menuju bilik pribadi nya. Ia meninggalkan tim nya yang masih diwawancara oleh pers di belakangnya.
Di dalam ruangan pribadinya, ia duduk dalam diam.
Sudah dua hari Duellum berlangsung. Bisa dibilang tidak ada tim lain yang melaju selancar mereka. Tapi di sisi lain, justru perasaan aneh menjalar di tengkuknya.
Dalam dua hari belakangan, ia merasa aneh. Ia tidak bisa menahan rasa kekaguman saat melihat para laki laki berbadan kekar di atas arena. Itu tidak normal baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's 7 Trials
Fantasía<<Banyak typo terutama di chapter awal (1-5)>> Life is never flat... Sebuah premis yang memiliki banyak arti. Namun, apapun artinya, pasti menjurus pada satu hal yang sama. Hidup itu indah. Tidak perlu duduk berlama lama di depan televis...