C-4 : The Boss <P2>

4.8K 235 21
                                    

*SLASH*

Darah segar keluar dari perut monster gendut berkepala tikus yang dibelah oleh Valeria. Darah segar itu mengotori zirah putihnya. Di belakangnya, orang orang bersorak.

"Dia memang suka pamer seperti biasa, ya!?" Ucap Erika pada Saka yang ada di sebelahnya.

Saka hanya diam.

Selain Valeria, belum ada satu orangpun dari tim mereka yang mengangkat senjatanya. Dan Valeria tidak terlihat kesulitan dalam membunuh monster monster besar di dalam pintu itu.

Valeria menatap ke arah Saka dengan tatapan mengejek sebelum ia melanjutkan perjalanannya. Meninggalhan bangkai bangkai kadal raksasa berkulit kuning di belakang mereka.

"Val! Apa kau yakin untuk melanjutkannya tanpa bantuan dari yang lain?" Tanya Erika.

Valeria menatapnya dengan tatapan serius. "Aku tahu ini terkesan sombong, tapi aku tidak ingin orang lain selain aku kehabisan tenaganya nanti. Monster level menengah seperti ini tidak ada apa apanya dibandingkan denganku. Jadi, aku tidak akan capai jika lawannya hanya seperti ini." Ucapnya.

"Tapi, apa mereka tidak akan merasa bosan atau tertinggal?" Tanya Erika lagi.

"Tidak mungkin... rasa kagum mereka mengalahkan segala rasa kompetisi mereka padaku. Tidak akan ada yang protes."

Dari belakang mereka, Saka menatap kedua orang yang sedang mengobrol itu.

Saka sudah memperhatikan apa yang dilakukan oleh Valeria. Memang benar kalau gadis itu sangat kuat. Ia mengalahkan banyak kadal raksasa bahkan tanpa menggunakan telekinesisnya. Ia hanya menggunakan kemampuan pedangnya dan ia dapat mengalahkan mereka dengan mudah.

Saka tidak heran dengan kemampuan yang dimiliki Valeria tersebut. Bahkan tanpa telekinesis sekalipun, Valeria akan tetap menjadi lawan yang tangguh.

Di dunia nyata, Valeria sering sekali menemui Saka di dojo panahan dan kendo. Meski Saka tidak punya ketertarikan dalam klub sekolah, tetapi sekolahnya memberi kebijakan pada setiap muridnya untuk memilih setidaknya satu klub untuk diikuti.

Saka memilih panahan, sesuatu yang paling dia bisa lakukan sejak kecil. Tapi, karena masalah tertentu, ia terpaksa untuk mengikuti klub kendo.

Dan Valeria adalah ketua klub panahan saat itu. Kemunculan Saka yang tiba tiba dan kenyataan kalau dirinya memiliki kemampuan yang jauh melampaui Valeria, membuat banyak rumor beredar tentangnya.

Untung saja Valeria sudah mengenal Saka. Jika tidak, bisa dipastikan akan ada pertumpahan darah diantara mereka.

Valeria terus melanjutkan mengalahkan monster monster dengan mudahnya. Dan ia tidak menunjukkan adanya tanda tanda lelah. Bagaikan seorang tank yang memimpin sebuah pasukan, dirinya mengambil alih lampu sorot begitu saja.

*DUMM* *DUMM* *DUMM*

Terdengar langkah kaki yang berat dari belokan di depan mereka. Rombongan berhenti. Valeria bersiap dengan satu pedang di tangan kanannya.

Dentuman itu semakin keras. Berbeda dengan lawan lawan sebelumnya yang terkesan lebih lincah, lawan mereka kali ini tidak begitu mengesankan.

Seekor kadal raksasa--lagi--yang berkulit merah dengan ukuran sedikit lebih besar daripada yang tadi. Bertangan empat dan memegang pedang di tiap tangannya.

"Heh... akhirnya muncul juga kau..." gumam Valeria.

Valeria tahu monster apa itu. Four-arms lizard. Tidak terlalu cepat, tapi serangannya tidak memiliki delay antara yang satu dengan yang lainnya.

Pandora's 7 TrialsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang