Life is never flat...
Kalimat yang terdiri dari empat kata itu sudah terbukti keabsahannya sejak dahulu kala. Hidup tidak pernah rata. Kalimat ini bisa berarti banyak hal. Namun, tiap artian itu hanya akan merujuk pada satu kesimpulan yang sama. Yaitu, hidup itu indah.
Drama adalah sesuatu yang nyata. Tidak perlu menghabiskan waktu berjam jam duduk di depan televisi atau laptop menonton drama sambil menunggu air mata keluar.
Diputusi pacar, ditolak, dimarahi atasan, selingkuh, dikhianati kawan... dan masih banyak lagi contohnya di kehodupan nyata yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Namun, lain halnya dengan yang dialami oleh Saka Kurogami.
Dia mengaku tidak ada yang spesial dari dirinya. Sebenarnya, ia cukup tampan, memiliki otak yang brilian serta otot kokoh senantiasa melindungi tubuhnya di balik seragam sekolahnya. Namun, selain itu, tidak ada yang spesial. Tingginya 179 cm, berat 70 kg. Jika saja ia bersekolah di tempat lain, ia pasti sudah menjadi pusat perhatian.
Namun, ia bersekolah di Rusakala High School. Di sini, wajah tampannya, tinggi badannya, kekayaannya, semuanya dianggap biasa. Yah... pengecualian dengan otaknya yang sangat brillian.
Tidak pernah merasa kalah dalam hal akademis, ia menjalani hidupnya yang penuh kemenangan bagaikan ayam yang sedang menyeberang jalan. Tidak mempedulikan sekitarnya, hanya berjalan lurus tanpa menyempatkan diri untuk menengok ke kanan atau ke kiri hanya karena memiliki posisi mata yang sesuai.
Mungkin karena alasan itulah ia melarikan diri ke dalam dunia lain. Ia mencintai sastra. Novel, cerpen, anime, komik, puisi, film, segalanya telah ia coba. Awalnya memang terasa menyenangkan. Namun, makin banyak ia mendalami sastra, makin sadar kalau hidup ini tidak seindah yang tertulis dalam goresan pena.
Tiada yang namanya pangerak kodok, tidak juga si kaya yang jatuh cinta dengan si miskin, apalagi jin yang keluar dari pemantik kuno.
Oleh karena itu, ia menjalani hidupnya senormal mungkin. Mengerjakan PR, masuk kelas, makan siang, pulang sekolah, tidur, bangun, dan masuk kelas lagi... segala rutinitas yang sama itu terus berulang dari hari ke hari, tahun ke tahun. Ia tidak memiliki pengalaman spesial. Dan ia tidak mencoba untuk mendapatkannya.
Tidak ada bedanya dengan hari ini. Ia bangun tepat pukul enam pagi. Setengah jam pertama ia gunakan untuk membersihkan dirinya dan bersiap siap untuk bersekolah. Setengah jam selanjutnya ia gunakan untuk memakan sarapannya yang ia masak sendiri. Mau bagaimana lagi? Ia hidup sendiri.
Seperti biasanya, ia menyalakan televisi untuk menemaninya menghabiskan omurice yang terhidangkan di mejanya. Channel pertama yang ia lihat adalah ramalan cuaca. Setelah puas mengetahui kalau hari ini cuaca akan mendung, ia mengganti channelnya ke channel berita.
"Hm!?"
Ia tertegun melihat berita yang masih sama dengan kemarin pagi.
Memang benar kalau berita berita seperti ini selalu muncul akhir akhir ini. Sebuah fenomena yang mereka sebut dengan 'pulse'. Fenomena tersebut adalah gelombang cahaya dan frekwensi tinggi yang menyerang suatu negara satu per satu. Dan biasanya selalu diikuti dengan menghilangnya orang orang dalam jumlah besar dari daerah yang menjadi korban pulse tersebut.
Saka mematikan televisi itu tepat setelah ia menghabiskan sarapannya. Ia menatap jam tangan hitamnya. Jam itu menunjukkan pukul tujuh tepat. Setelah ia memastikan semua peralatan elektronik di rumahnya mati, ia mengambil payungnya dan berangkat.
Rusakala High School adalah sekolah yang mewah dan memiliki aturan yang ketat. Jam masuk kelasnya lebih cepat satu jam dari sekolah sekolah biasa di jepang. Yakni jam setengah delapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's 7 Trials
Fantasy<<Banyak typo terutama di chapter awal (1-5)>> Life is never flat... Sebuah premis yang memiliki banyak arti. Namun, apapun artinya, pasti menjurus pada satu hal yang sama. Hidup itu indah. Tidak perlu duduk berlama lama di depan televis...