Prolog

3.8K 113 7
                                    

"Sebuah misi khusus?"

Manik mata kehijauannya berkilau, menatap sang 'tuan' menunjukkan ketertarikan yang teramat. Ia menyibak rambut tak mau kedua telinganya kelewatan sesuatu yang rasanya sangat istimewa.

Sang tuan mengangguk dengan elegan. (?)

"Sungguh suatu kehormatan, Mr. Cha." Wanita bernama Kim Hyeri itu membungkuk dalam-dalam. Ia tau ia pantas menerima tugas spesial ini.

Apalagi itu dari orang yang ia kagumi, yang jadi panutannya sekaligus cinta nya...

Cha Hakyeon menyodorkan foto seorang pria yang nampaknya foto itu di ambil secara diam-diam. Hye ri mengamatinya. Lalu menengadah menatap Hakyeon yang menyeringai.

"Lee Hongbin. 23 tahun."

Hye ri melingkari wajah di foto itu dengan spidol warna merah.

"Bunuh?"

"Kamu tau bagaimana bertindak." Hakyeon membelai rambut panjang nan indah Hyeri. Ia menikmati setiap momen dimana tuannya penuh kasih sayang, berbicara padanya sambil memeluknya atau membelai seperti ini.

Tapi mungkin sang tuan hanya sedikit 'penuh dendam'. Hyeri maklum.

Ia akan melakukan apa saja untuk Hakyeon.

Di lain tempat...

"Hyung." panggil seorang pria dengan datar. Memasukkan kedua tangannya ke saku jaket.

"Oh. Kau." jawab pria yang dipanggilnya sambil membasuh tangan di wastafel. Cairan kental berwarna merah perlahan pudar terbawa air dari keran. Tangan yang tadinya benar-benar kotor jadi bersih kembali.

"Kau benar-benar kotor, Taek hyung." Pria berjaket hitam melempar handuk ke seseorang yang ia panggil 'Taek Hyung'. "Bau amis, mandi sana."

Taekwoon menangkapnya dengan cekatan. Melepas baju hangat putih dengan bercak merah yang lengket.

"Gak biasanya sesusah ini. Aku sampai kualahan." ia menghembuskan napas.

"Kim Hye ah cewek yang kuat ya?" sindir si pria.

"Pada akhirnya aku menang, Hongbin-ah." Taekwoon menyeringai. "Dia sudah mati."

"Dasar gila." Hongbin tertawa.

Sebelum Taekwoon hilang di balik pintu kamar kandi, ia berpesan "Jangan kemana-mana, setelah mandi aku mau bicara."

"Baiklah hyung." Hongbin pergi ke dapur untuk mencari sesuatu untuk dimakan.

5 menit kemudian sang hyung datang. Wangi shampo tercium, menggantikan bau amis sebelum ia mandi. Taekwoon duduk di meja makan tepat di hadapan Hongbin yang sedang makan ramen instan.

"Aku tahu kamu bisa di andalkan untuk pekerjaan semacam ini."

Hongbin berhenti mengunyah dan mendongak menatap hyung nya.

"Aku butuh bantuanmu."

"Sudahlah hyung, ngomong saja langsung." sanggah Hongbin. "Gak biasanya kau berbasa-basi."

Taekwoon mendesis. Tapi akhirnya ia bicara juga. Ia menyodorkan sebuah foto yang di ambil tanpa diketahui pemiliknya.

Tanpa melihat dua kali Hongbin tau siapa dia. "Kim Hye ri?"

Tanpa ragu ia mengangguk.

"Kenapa kita gak sikat sekalian abeoji nya? Buat apa menunggu-nunggu lagi?"

"Dengan menghabisi anaknya aku yakin ia cukup depresi hingga kita tak perlu mengotori tangan kita untuk membunuhnya." ucap Taekwoon datar.

"Setelah adiknya, aku juga harus bunuh kakaknya?" Hongbin kurang yakin.

"Harus." Taekwoon optimis.

"Well, jika itu yang mesti dilakukan. Tapi kenapa bukan kau saja? Hyung lebih berpengalaman." Hongbin mengembalikan kertas di genggamannya.

Taekwoon diam. Ia tampak gelisah.

"Ah.. Aku tau.." Hongbin mengusap dagunya. Menatap Taekwoon dengan intimidasi. "Apa kau merasa bersalah telah membunuh Hye ah?"

Taekwoon merasa terganggu. Ia menelan saliva nya yang terasa tersangkut di tenggorokan. "Terserah. Pokoknya kau harus lakukan ini demi dendam orang tua kita."

"Oke."

To be continued

* yoon-hana Liat ff kece kakak, aku kepikiran buat cerita ini. Gimana gimana? Dapet gak feel nya? Aku sih masih coba-coba #LOL
Bye the way ini prolog tapi kayaknya bukan juga. XD

Bloods GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang